Gadis itu sudah berada di sebuah Mall yang ada di daerah Jakarta. Gadis itu duduk sambil melihat ke arah ponsel yang ia pegang di tangannya dengan minuman dingin yang menemaninya. Gadis itu sesekali membuka aplikasi LINE miliknya melihat nama yang tertera paling atas.
Celingak celinguk mencari sosok yang yang ia tunggu kehadirannya sejak tadi. Matanya mengarah pada benda yang melingkar cantik di tangannya yang sudah menunjukkan pukul delapan. Satu jam ia menunggu kehadiran orang dengan tanpa kepastian.
"Mana sih katanya ketemuan disini," ucapnya kesal sambil masih memperhatikan sekelilingnya
Tak lama seorang lelaki sudah berdiri tepat di hadapannya dengan wajah yang terlihat lelah.
"Maaf ya aku lama datangnya. Kamu udah lama ya nunggunya?" tanya lelaki itu dengan nafas yang masih tersengal-sengal
"Satu jam aku nungguin kakak disini," ucap gadis itu
"Maaf ya tadi di jalan macet banget. Kamu kayak nggak tau jalan raya di Jakarta," ucap lelaki itu yang sudah duduk dan meminum minuman gadis yang ada di hadapannya tanpa minta izin
"Iya udah, kakak ngapain ajakin aku ketemuan disini?" tanya gadis itu bingung.
"Iya aku mau ngajak kamu nonton. Arkan nggak akan marah kok," ucap lelaki itu sambil terkekeh pelan
"Aku nggak ada hubungan sama Kak Arkan," ucap gadis itu. iya gadis itu adalah Tamara, si gadis cantik yang sekarang sedang berjalan berdua dengan seorang lelaki tanpa di ketahui oleh kedua sahabatnya
"Berarti aku bisa nih jadi pacar kamu?" goda lelaki yang ada di hadapannya. Tamara merasa pipinya sudah berubah menjadi kepiting rebus
"Udah gak usah aneh-aneh,"
"Kamu lucu juga ya kalau lagi blushing gitu,"
"Aku bilangin sama Lesya baru tau rasa kakak," ancam Tamara
"Bilang aja. Emang kamu mau dia tau kalau kamu jalan sama aku," ucap lelaki itu pede. Iya dia adalah Fero. Kakak dari Lesya yang sedang berusaha mendekati gadis yang ada di hadapannya
"Tau ah," kesel Tamara
"Iya udah yuk kita beli tiket dulu, filmnya udah mau mulai nanti kehabisan," ucap Fero menggenggam tangan Tamara lembut
✴✴✴✴
Dimas duduk di kursi balkon kamarnya, menatap langit hitam dengan benda berbentuk bulat yang menghiasi sepinya langit. Tangannya tetap memetikkan senar sehingga terbentuk menjadi sebuah alunan musik yang indah. Wajahnya terlihat sangat kecewa karena satu bulan ia tak bisa bersama gadis yang ia cintai selama di sekolah.
Ia sibuk dengan rapat yang dilakukan setiap pulang sekolah. Waktu yang harusnya ia habiskan bersama kekasihnya itu. Dimas mengambil ponsel yang ada di meja kecil sebelah dirinya dan menyenderkan gitar miliknya di bangku satunya. Tangannya mencari nama yang ingin beberapa bulan ini menjadi langganan panggilannya setiap malam.
"Halo," suara itu yang sangat Dimas rindukan terdengar lagi. Tak di sengaja seulas senyum tampak pada wajahnya yang terpahat dengan sempurna
"Aku ganggu kamu gak?" tanya Dimas
"Nggak ini aku lagi tiduran aja. Ada apa kak?" tanya gadis itu
"Aku kangen sama kamu. Maaf ya satu bulan ini aku sibuk sama rapat OSIS,"ucap Dimas meminta maaf
"Iya kak nggak papa. Aku tau kok kakak sibuk, tapi jangan lupa sebentar lagi kakak udah mau lulus, jangan terlalu sibuk." Ucap gadis itu. Dimas paling senang jika sudah mendengar gadisnya itu menasehatinya seperti ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Dania
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!!] "Buang bunga itu jauh-jauh gue gak mau liat bunga itu lagi!" pekik gadis itu sambil menunjuk-nunjuk arah lain "Tapi bukannya kamu suka bunga ini?" tanya lelaki itu yang memegang lima tangkai bunga dandelion yang ia p...