9. Malam

976 115 22
                                    

Jangan lupa bintang di kiri bawah ⭐.

***

"Cit, bangun.." Bisik Bhakti ditelinga Citra.

"Eumm...dimana?" Tanya Citra linglung sambil melihat keluar.

"Katanya lapar, yuk turun" Ajak Bhakti yang sudah berada disamping Citra sambil membuka pintu mobilnya.

Kini mereka sedang mengisi perut akibat pemberontakan Cacing yang kelaparan.

"Sebelumnya sorry, gue sempet dengerin percakapan lo sama yang lain. Katanya Eyang lo mau kesini ya...Emang kapan kesininya?" Tukas Bhakti memulai pembicaraan setelah pesanan mereka telah sampai.

"Lo nguping ya.." Selidik Citra yang membuat Bhakti kikuk, "Oke gak papa, gue maafin lo atas dasar Kadal. Oh ya tentang Eyang, mungkin besok pagi sampai, soalnya malem ini berangkat" Balas Citra sambil memakan seafood miliknya.

"Yaudah, sebagai permintaam maaf gue yang udah nguping. Udah makan lo harus ikut gue lagi ke suatu tempat"

"Loh? Gak jadi pulang ya..Emang mau kemana lagi? Awas aja lo macem-macem. Gue laporin trio kadal tau rasa lo" Tukas Citra dengan menyebut para sahabatnya dengan sebutan "Trio Kadal".

"Ck..Emang gue mau apain lo, pokoknya lo cuma perlu nurut. Sesuai perjanjian siang tadi, lo gak perlu banyak ngomong. Pqham?" Putus Bhakti membuat Citra mebgembungkan mulutnya pasrah.

***
S

etelah makan malam, sesuai janjinya. Citra kini pasrah mengekori Bhakti kemanapun lelaki itu berjalan.

Langkah kaki Bhakti membawa Citra memasuki kawasan mall di kota mereka, dengan berbekal baju seragam yang dilapisi jaket milik Bhakti. Mereka berdua memasuki salon yang berada pada mall tersebut.

"Mbak, tolong percantik ya. Terus rapihin rambutnya, jangan lupa wajahnya dirawat ya..biar makin fresh. Pokonya yang terbaik buat pacar saya" Ujar Bhakti sambil merangkul Citra yang mendelik padanya.

"Gila lo! Udah ngaku-ngaku pacar. Sok tau banget lagi soal perawatan cewek" Sambar Citra sambil melepaskan tangan Bhakti dipundaknya hingga membuat pelayan salon itu tersenyum.

"Udah bawa aja mbak, yang rapi ya. Aku keluar dulu nanti balik lagi, dah sayang.." Canda Bhakti berpamitan yang dibalas tingkah seolah mual oleh Citra.

"Mbak, jangan lama ya. Asal rapi aja, pas mukanya juga cuman pake sabun wajah doang bisakan?"

"Gak bisa dong mbak, harus sesuai prosedur salon ini. Eh mbak, ngomong-ngomong mbak pacarnya mas Bhakti ya?" Tanya mbak salon itu sambi mulai menyisir rambut Citra.

"E-eh bukan, dia aja yang ngaku- ngaku padahal pertama kali ketemu dinginnya minta ampun, lah sekarang ngaku-ngaku pacar. Tapi kok mbak kenal Bhakti sih, jangan-jangan dia suka kesini, atau parahnya nyalon disini?" Celoteh Citra yang membuat pelayan tersebut tertawa.

"Ya enggak lah mbak, mas Bhakti kan anak yang punya salon, masa pacarnya gak tau" Sergah pelayan tersebut sambil merapihkan rambut Citra.

"Water Fuck!" Kaget Citra saat mengetahui salon ini milik keluarga Bhakti.

"What the fuck kali mbak" Koreksi Mbak salon sambil terkekeh melihat ekspresi terkejut Citra.

"Ishh, biar gak terlalu kasar lah. Jadi Bhakti anak pemilik salon ini? Eh mau ngapain mbak?"

"Ini namanya catok rambut mbak, masa cewek gak tau ginian"

"Kan rambutnya udah lurus"

"Pokonya mbak tenang aja tau tau cantik pake banget deh"

"Serah mbak deh" Pasrah Citra.

Sudah satu jam Citra menunggu ritual yang etahlah apa itu. Padahal yang ia inginkan hanya merapihkan rambutnya saja, tapi kalian tau lah ada acara catok-catok gitu, terus di keramasin yang katanya creambath entah creambut??

Pokoknya yang Citra tau cuman cream siang dan malam itu juga gara-gara Bi Surti sering memakainya.

Terus Citra juga pake alat pengering gitu yang namanya headdryer atau headrider gitulah, terus mukanya juga ditaplokin apa gitu yang jelas bukan semen!! wangi lagi, terus juga mata Citra dikasih tomat segala, rasanya cosplay jadi Nasgor bagus juga nih.

Tapi karena waktu tadi makan malam gak makan buah buat cuci mulut, ya Citra makan aja tuh tomat ampe si Mbaknya melongo.

***

2 jam telah dilewati oleh Citra, kini ia sedang memakai dress biru yang dibelikan Bhakti beserta high heel nya. Setelah selesai, dengan anggun Citra berjalan keluar untuk menemui Bhakti.

"Bhakti!! Sadar loh, jangan sakau disini, paham gue tatapan gitu mah. Cantik kan? Fix kepincut lo sama gue" cablak Citra asal hingga mengejutkan Bhakti yang sedang melamun.

"Iya lo cantik dan kalaupun gue kepincut, gue gak bakal nyesel sama hal itu" Ucap Bhakti sambil mengusap pelan rambut Citra.

"Yuk jalan!" Ajak Bhakti dengan menyodorkan tangannya dan tersenyum manis yang diberi anggukan oleh Citra berserta balasan genggaman tangan yang sama.

***

"Lo cantik kaya gini loh Cit" Puji Bhakti sambil fokus pada lalu lintas.

"Dih..baru tau ya gue cantik. Hello, masnya kemana aja ya?" Angkuh Citra dengan gaya centilnya ia mengedipkan matanya.

Sengaja Bhakti menoyor kepala Citra pelan.

"Gak gitu juga kali!" Ujar Bhakti sedangkan Citra cengengesan tak jelas.

"Ti pengen dengerin lagu dong"

Dengan teliti ia menelusuri lagu-lagu dimobil Bhakti untuk ia dengar.

Klik..

Citra memilih lagu dari Fiersa - Bukan Lagu Valentine

Dengan gembira keduanya bernyanyi bersama. Saling melirik dan terseyum bahagia.
Citra pikir orang jarang bicara seperti Bhakti tak memiliki suara bagus, ternyata tidak. Salah Bhakti juga yang tak pernah menampilkan suaranya.

"Cit?" Panggil Bhakti membuat Citra seketika menoleh.

"Boleh gue minta satu hal?" Tanya Bhakti sehingga alis Citra menukik bingung.

"Jangan berantem terus, gue gak mau lo luka-luka kayak tadi. Apa kehidupan geng lo gak bahaya? Telebih lo cewek Cit" Ujar Bhakti serius.

Mendengar itu, Citra tersenyum menanggapi, "Hidup itu ibaratkan seekor anak burung, berusaha keluar dengan cara memecahkan cangkangnya walaupun terkadang ia kesusahan, demi hanya untuk terbang bebas. Mamah lo bilang, tanpa luka. Kita tak akan punya cerita".

***

Mari berlayar bersama 🤧.

Cewek Limited Edition [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang