12. Baper or Baku hantam

800 74 4
                                    

Jangan lupa bintang di kiri bawah ⭐

***

Pagi ini Citra berangkat bersama para sahabat kecilnya. Mukanya masih saja terlihat muram, sehingga para sahabatnya menatapnya heran.

"Lo kenapa sih?" Heran Brayen sambil menyikut Citra yang terduduk dimeja kantin, padahal jam pelajaran telah dimulai sejak 1 jam terakhir.

"Gue galau guys" Jawab Citra sambil menundukan kepala di lipatan tangannya.

"Alay" gumam Daffa sehingga mendapat pukulan di pahanya oleh Shaka.

"Galau kenapa? Cowok?" Tanya Shaka.

"Gak" jawab Citra lesu.

Suara ricuh dan heboh menghampiri tempat duduk Citra, seketika Citra bangkit dari duduknya dan melihat keadaan sekitar dengan pandangan bertanya.

"Kenapa lo semua? Guru BK patroli?" Tanya Daffa yang kini menghentikan aktivitas gamenya.

"Cit, SMA sebelah nyerang kita!!" Ujar salah satu dari ketiga pemuda yang menghampiri Citra sambil mengatur nafasnya.

"Yaudah kita lawan, mumpung gue butuh samsak juga, lo umumin jangan ada yang keluar kelas kecuali yang mau gabung dan lo siapin senjata yang dibutuhin" Suruh Citra pada 2 orang lainya.

"Tapi Cit, masalahnya mereka bawa beberapa cewek modrlan kayak lo, masa iya kita ladenin" Bantah cowok tersebut.

"What?! Ada saingan nih gue. Lo Bra, panggil cewek-cewek yang mau ikut tapi bukan berarti para mantan cabe lo ya!!" Titah Citra membuat Brayen langsung berlari.

"Yaudah, lo pancing aja mereka semua ke tanah lapang. jangan di daerah sekolah kita, dan kalo bisa jangan sampe Almamater sekolah keliatan orang-orang" Ujar Shaka  yang langsung dituruti.

Kini mereka semua mempersiapkan acara tawuran itu. Citra telah memakai Jaket levis kesayangannya, begitupun dengan teman-temanya supaya nama sekolah mereka tak tercemar.

"Bang! lo mending gak usah ikut deh kali ini. Lo udah kelas 12 loh" Ujar Citra pada segerombolan kelas 12 yang ingin mengikuti tawuran.

"Santuy aja napa, SMA tuh cuman 3 taun, masa iya kita gak bikin kenangan" Jawab Revan anak 12 ipa 5 yang walaupun anak ipa tetep saja jiwanya anak STM sambil merangkul Citra untuk pergi ke tempat yang akan mereka tuju.

Sedangkan Citra hanya pasrah mendengar ucapan kakak kelasnya itu.

Mereka semua pergi kearah gerbang belakang untuk meloncati pagar, keadaan sekolah masih saja ricuh karena penyerangan mendadak itu sehingga membuat guru-guru dan siswa panik, kesempatan inilah yang dipakai para anak-anak badung untuk bertawuran.

Kini tinggal Citra yang belum meloncat dari pagar.

Kedua tanganya telah memegang besi pagar yang sudah lapuk itu, belum sempat kakinya berpijak di pagar, seseorang menariknya paksa.

Dengan cepat Citra menoleh, takutnya para BK mengadakan prank untuk menjebak para badung squad.

Bhakti.

"Ngapain lo tarik-tarik?" Heran Citra yang melihat Bhakti menatapnya dingin.

"Lo tawuran tapi gak ngajakin gue!" Ujar Bhakti datar.

"Lah, emang lo mau ikut?" Balas Citra malas.

"Kenapa enggak?" Balas Bhakti tak mau kalah.

"Udah, mending lo di sekolah, bahaya!!" Ujar Citra mencoba menjelaskan.

"Terus gue biarin lo terluka? enggak akan Cit. Ayo!!" Ujar Bhakti sambil mendorong Citra ke arah pagar.

Dengan perasaan anehnya Citra menghadap pagar kembali dengan pandangan kosong.

"Jangan ngelamun, cepet naik. Lo mau liat para temen lo dihajar karena lo lama datengnya?" Ucapan Bhakti membuat Citra sadar kembali dari dunia lamunannya.

"Yaudah, lo balik sana jangan ngintip!" Judes Citra membuat Bhakti tertawa kecil sambil mengacak rambutnya pelan.

Dengan cepat Citra memanjat pagar diikuti Bhakti. Citra tertawa saat Bhakti kesulitan untuk memanjat padahal badanya hampir saja menyamai pagar belakang yang hanya 2 meter lebih itu.

"Keliatan banget ya anak baiknya, manjat pager aja susah gitu, masnya belom pernah manjat ya?" Ejek Citra pada Bhakti yang baru saja turun.

"Dih sombong, ayo keburu beres tawurannya!!"

Dengan cepat Bhakti menggengam tangan Citra sambil berlarian ke arah lapang yang hanya berjarak beberapa meter dari sekolah mereka.

Setelah berlari beberapa meter dari sekolah, sampailah mereka berdua di tempat tersebut.

Telihat  perkelahian sudah bermulai, mungkin sudah lama, jangan salahkan Citra yang telat tapi salahkan Bhakti yang membuatnya blank seketika.

Dengan cepat Citra dan Bhakti turun tangan membatu para temannya. Terlihat ada Firas dan gengnya yang turut serta membatu membuat Citra tersenyum bersahabat pada mereka.

"Lawan gue jing!!" Ucap Citra asal hingga membuat salah satu musuh memandanya sinis.

"Lo ngerasa ya jadi anjing?" Ujar Citra dengan sok polosnya, membuat amarah cowok yang memandangya sinis semakin menjadi.

Bugh..

Satu pukulan mengenai pelipis Citra membuat Citra tersenyum iblis pada sang lawan.

"Gercep juga reflek loh.." Lantang Citra sambil menyiapkan kuda-kudanya.

Dengan cepat si cowok tadi melayangkan pukulanya mengarah pada perut Citra, tangan kanan Citra kini menangkis pukulan sang lawan hingga membalikan keadaan dan kini Citra yang menyerang lawang hingga terkapar.

"Cih..lo beruntung gak gue jadiin samsak" Ujar Citra sambil melengos pergi meninggalkan sang lawan yang kini tergeletak.

Kini Citra menghampiri lawan lainya yang tengah mengayunkan tongkat baseball, dengan lincah Citra mengelak pukulan itu.  Sambil merebut asal tingkat itu Citra memukul musuh dibagian tekuknya hingga pingsan.

"Kalo nyerang jangan jadi bencong anjing.." Ujar Citra sambil menendang tubuh lawannya.

Citra terus saja menghampiri musuh-musuhnya, tak jarang ia tertawa saat teman perempuanya menyerang dengan cara menjambak dan menampar hingga membuat dirinya tertawa-tawa di tengah ramainya tawuran ini.

maklum berantem cewek kan gitu.

Tak lama setelah tertawa ia  menolong temanya yang dikepung oleh dua orang secara bersamaan.

Dengan gaya centil Citra berjalan sambil mengayun-ngayunkan tongkat baseball yang ia dapat dari pertarungan kedua tadi.

"YANG MAU KE RUMAH SAKIT, YO!! NGANTRI KE GUE SINI!!" Teriak Citra pada kubu lawan.

Sedangkan Bhakti masih kewalahan menangkis dan melawan musuh, maklum saja ini kali pertama ia mengikuti tawuran. Dari dulu ketika ia mengikuti karate,hanya berkelahi one by one, lah ini mainya kepungan gak beres-beres lagi.

Kini Bhakti mengistirahatkan tubuhnya sejenak sambil meregangkan otot-otot dan memandang kagum dan ngeri pada Citra, hingga tanpa ia sadari sebuah benda mengantamnya keras hingga ia tak sadarkan diri.

Suara orang terjatuh membuat Citra seketika menoleh ke belakang. Alangkah terkejut ia melihat Bhakti yang tak sadarkan diri, dengan meneriaki nama sahabat-sahabatnya Citra meminta bantuan, ditambah suara sirine polisi membuat semuanya menjadi kalap.

"Bangsat...otw bakal masuk kantor polisi deh!" Gumam Citra gusar.

***


Cewek Limited Edition [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang