30. Kalut

159 32 2
                                    

Jangan lupa bintang di kiri bawah⭐

***

Bhakti menatap kosong ke arah depan. Semua yang terjadi begitu tiba-tiba untuknya, rasa penyesalan sudah menghinggapi perasaanya sejak saat itu .

Bentakan dan ucapannya yang menyakiti Citra menjadi boomerang baginya sendiri. Gadis barbarnya telah pergi meninggalkannya penuh penyesalan.

Hi, Bhakti

Gue yakin kabar lo bakal jauh lebih baik tanpa gue. Jangan heran kenapa tulisan gue bagus ya.. Ini Shaka yang tulis, lo tau? Tangan kanan gue patah Ti haha...

Makasih udah selamatin gue kemarin, kalo kemarin lo gak nekat, mungkin hari ini gue bukan ketemu Ayah Bunda, tapi Tuhan.

Terima kasih atas waktu yang lo perkenalkan sama gue Ti. Jujur gue sangat rindu dan senang bisa nginget semua itu. Maaf kalo selama ini kehadiran gue malah jadi ribetin hidup lo.

Gue sengaja gak pamit langsung, salamin salam gue ke Thalita ya, semoga kalian bahagia.

Tetesan air mata kembali turun membasahi wajah Bhakti, deringan telpon yang tak pernah di angkat, dan rumah yang tertutup kosong.

Bhakti kini mulai menghapus air matanya, ia bergerak mengendarai motornya menemui para sahabat Citra yang memang sudah menunggunya.

"Apa kabar Ti?" Sapa Shaka saat melihat Bhakti telah sampai di halaman rumahnya.

"Seperti yang lo liat sendiri Ka" Jawab Bhakti sambil terkekeh kecil dan ikut bergabung dengan yang lain.

Sudah 3 hari ini Citra benar-benar pergi meninggalkan mereka dalam rasa penyesalan. Tak ada Brayen yang ceria, dan juga tak ada lagi lontaran pedas dari Daffa.

Semua berubah, termasuk suasana saat berkumpul ini. Obrolan yang mereka bicarakan pasti mengenai Citra dan Citra.

"Lo yakin gak tau Citra kemana kan Ka?" Tanya Brayen yang masih tak puas akan jawaban Shaka.

Shaka yang memang sejak awal menjadi terroran pertanyaan para sahabatnya kini kembali membolakan matanya, "Lo nuduh gue mulu, lo pikir gue gak kangen sama Citra gitu? Gue juga sama kangen" Jawab Shaka.

Sedangkan Daffa kembali menggeleng bosan akan pertengkaran Brayen yang selalu menuduh Shaka menyembunyikan Citra.

"Apa Citra baik-baik aja sekarang?" Celetukan Bhakti mengundang gelengan kecil semuanya.

***

Baru saja sampai di rumahnya, Bhakti langsung mendapatkan kabar atas kasus terjatuhnya Citra dari jurang saat itu.

Teman kepolisian Langit telah selesai menyelidiki kasus ini dari jejak sepatu di pinggiran jurang dan juga tes DNA darah yang terdapat pada kuku Citra.

"Atas kejadian yang di ceritakan saudari Citra, memang sebelum ia terjatuh, ia sempat akan memegang orang yang mendorongnya, namun karena terlanjur terpeleset, saudari Citra hanya sempat mencakar bagian lengan sang pelaku" Ujar salah satu rekan polisi Langit.

"Namun, setelah kami selidiki lebih lanjut. Jejak sol sepatu dan darah yang ada, sangat cocok dengan salah satu siswa dari sekolah saudari Citra sendiri. Kami telah mendapatkan bukti dari foto sol sepatu serta satu helai rambut pelaku untuk tes DNA, dan juga jejak cakaran saudari Citra pada pelaku, dimana kami dibantu oleh guru sekolah dalam kasus ini" Sambung polisi satu lagi membuat Bhakti mengeraskan rahangnya.

Cewek Limited Edition [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang