Alleta berjalan dengan Kenta ke arah ruang mading , Alleta sengaja mengajak Kenta untuk mengantarnya ke ruang mading .
"Ada apa emang ?"
"Gue mau tanya ke anak mading siapa yang kirim surat ke gue kak"
"Ada yang kirim surat ke elo?"
"Iya , gue gatau dia siapa karena suratnya tiba tiba ada di ruang mading"
Kenta mengangguk angguk dan mengikuti langkah Alleta .
Di sana ada beberapa anak mading ."kak Rani gue mau tanya dong"ucap Alleta setelah sampai di ruang mading .
"Kenapa ?"
"Lo tau ga yang kirim surat ke gue itu siapa ?"tanya Alleta penuh harap .
"Ohhh itu gue liat sih tapi gatau itu siapa yang kasih, soalnya surat itu udah di tumpuk sama Luna dan katanya pisahin surat buat lo"jelasnya .
"Yah"Alleta kecewa ."kak Luna dimana?"
"Dia lagi keluar sekolah dulu sama Reno ada urusan"
Alleta menatap Kenta , tapi ekspresinya biasa saja saat mengetahui Luna pergi bareng Reno .
"Yaudah makasih ya"Alleta berlalu ."Kak Kenta kayanya kita gausah deh ke Kantin bareng takutnya yang lain jadi salah paham , gue gamau ada masalah lagi sama Fans Fans nya kak Kenta di sekolah ini apalagi Kakak kelas"kata Alleta memohon .
Kenta tersenyum."yaudah deh , kita pisah di sini aja berarti ya , gue juga kayaknya ga akan ke kantin soalnya ada yang mau gue urus"kata Kenta .
"Oke oke"ucap Alleta , tidak lama Alleta langsung berjalan cepat menuju kantin dan menuju meja Maurin yang cukup penuh .
"Tuh dia gebetan Kenta dateng"ucap Maurin , Alleta duduk di sampingnya .
Dewa tersenyum ."udah mulai berani nih"
Alleta tersenyum sambil menggelengkan kepalanya .
"Daritadi lo jadi bahan omongan tau ga , tadi gue liat ekspresi kak Antariksa yang gasuka ngedenger lo berduaan sama kak Kenta gue pikir cemburu dong tapi kak Dewa bilang kan kak Anta punya cewek dan dia ngeiyain"kata Maurin menjelaskan .
Alleta menoleh ke Antariksa yang sama sekali tidak menatapnya .
"Kak Anta dingin ga sih sama ceweknya ?"tanya Maurin yang entah kesiapa.
"Dia ga kaya gitu sama ceweknya"kata Dewa .
"Iri deh"celetuk Maurin .
"Masih jadi misteri cewek si Anta itu siapa"kata Dewa"Kapan lu mau ajak cewek lu ke gue ?"tanya Dewa ke Antariksa .
"Kita udah temenan kan kak Anta jadinya kalo kita mau kenal juga gapapa kan?"tanya Maurin .
"Ga nyangka cowok kaya dia punya cewek"celetuk Malvin .
Adel memukul Malvin ."lo pikir dia apa yang gabisa punya cewek"
Malvin nyengir .
Antariksa masih terdiam ."ayolah kak Anta Kenalin kan pasti bisa jadi temen"kata Maurin memohon .
Antariksa menatap Alleta , Alleta menghindari tatapannya ."dia gamau"singkat Antariksa .
"Ko lo tau dia gamau kenalan sama kita ?"tanya Dewa .
"Waktu itu aja dia bilang gamau di telpon"kata Antariksa .
"Itu kan waktu itu , dia lagi sekolah ?"tanya Maurin .
Antariksa mengangguk ."pasti lagi istirahat kan coba telpon dan tanya"kata Maurin .
Alleta terkejut ."jangan kak Anta jangan"batin Alleta dia teriak .
Maurin tiba tiba menatap Alleta yang dari tadi diam dan pandangannya ke arah lain ."lo daritadi diem aja perasaan ga kaya biasanya , lo ga penasaran sama pacarnya kak Anta"ucap Maurin .
"Ga , ga peduli"kata Alleta menahan gugupnya ."Lagian lo tuh gausah kepo deh pake telpon segala , ganggu orang !"Alleta mengatur suaranya yang saat ini sedang panik .
"Apaan sih , lo juga sebenernya kepo kan"
"Gue ga kepo"Alleta cemberut .
Antariksa menatap Alleta kembali yang kini sedang cemas ."tapi lu yang ngomong sendiri ke dia"kata nya sambil mengeluarkan Handphonenya .
Alleta menatap Antariksa memberikan sinyal supaya tidak menelpon , dia berharap Antariksa mengerti dan mengurungkan niatnya untuk menelpon.
Antariksa malah sekarang sedang mencari nomor Alleta , setelah ketemu Antariksa memberikan Handphonenya ke Dewa .
"Nama nya emang Starlet ?"tasnya Dewa sambil menatap ponsel berwarna hitam milik Antariksa itu .
Antariksa menggelengkan kepalanya , Alleta benar benar bingung sekarang bagaimana jika benar benar nelpon dan handphone Alleta sedang di bawa sekarang jika Handphonenya berbunyi akan ketauan semua jika Starlet itu adalah dirinya .
"Panggilan sayang kali"celetuk Malvin .
"Gaya lo bro"kata Dewa lalu akan memencet panggil .
"Kak dewa !"tiba tiba Alleta memanggil .
Dewa menghentikan pergerakan tangannya ."kenapa ?"tanya Dewa .
"Lo kan belum pesen makanan , gue mau pesen makanan mau gue pesen in ga ?"tanya Alleta yang sedikit terbata bata.
"Nanti deh , mau telpon dulu gue"kata Dewa .
"Teleponnya setelah makan"kata Alleta mencoba membujuk .
Dewa berfikir ."yaudah deh pesen makan dulu"katanya lalu akan memberikan ponsel Antariksa kembali .
"Waktu istirahatnya lebih cepet 10
Menit dari kita"ucap Antariksa tiba tiba , membuat Alleta membulatkan matanya ke arah Antariksa ."Dia sengaja ?!"batin Alleta .
"Oh yaudah telpon aja dulu baru nanti pesen makan"kata Dewa lalu dengan cepat dia menekan tulisan panggil di handphone Antariksa .
Wajah Alleta memerah jantungnya berdegup tidak karuan , dia tidak tahu harus bagaimana , jika kabur akan terlihat aneh , Antariksa malah santai sekarang .
Tiba tiba handphone Alleta berdering , dia lupa tidak membisukan Handphonenya .
Alleta panik sekarang , dia sudah berusaha untuk tenang tapi karena dia semakin gugup dia malah tidak sengaja mengangkat telpon tersebut .
"Halo?"
"Hallo"
"Loh kok suara gue ada di situ?"
"Lah kok suara gue ada di situ"Kini semua mata tertuju kepada Alleta dari mulai Dewa , Maurin , Malvin , sampe Adel yang daritadi memilih diam , Alleta menunduk dengan rasa paniknya .
Love,
Sabil 💓
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Antariksa
Novela Juvenil[CHAPTER COMPLETE] "Kak Antariksa!"suara itu tepat di belakang Antariksa membuatnya menghentikan langkahnya lalu dia menoleh . "Gue pengen lo minta maaf sama gue"ucap Alleta . Antariksa berjalan kembali , Alleta berlari mengejar dan kini sudah tepat...