Handphone nya yang retak ia biarkan tergeletak di meja, tidak percaya dengan apa yang telah dilakukan seniornya di sekolah kepada dirinya. Maurin mengambil handphone Alleta yang rusak itu."Bener bener rusak"ucap Maurin."Lo terima aja tawaran cewek tadi ke elo Al, jadi handphone lo itu bisa balik lagi kaya semula"
Alleta menjatuhkan dirinya ke sandaran kursi dengan lemas."Kalo dia yang buat handphone gue rusak sih ya bakalan gue terima, tapi kan yang salah bukan dia tapi cowok belagu itu"
"Jangan gitu Al dia itu ganteng, ditambah sifatnya yang misterius bikin gue penasaran dan pengen tau semua tentang dia, bentar lagi suka deh gue kayaknya"ucap Maurin tiba tiba .
Alleta mengangkat tubuhnya."ga akan pernah bener ya ngomong sama lo, lo tuh gabisa bedain mana cowok yang pantes buat lo sukain sama cowok yang pantes buat lo benci dalam hidup lo"Alleta meninggalkan sahabatnya itu .
"Alleta tunggu."Maurin mengejar."Al lo gabisa larang gue suka sama siapa"kata Maurin yang sudah sejajar dengan Alleta .
"Gue ga larang lo, gue cuma pengen lo sadar, lagian cowok di sini yang ganteng banyak, yang perhatian dan punya hati juga banyak"Alleta emosi berbicara dengan sahabatnya yang sangat mudah sekali jatuh cinta terhadap orang baru .
"Lagian dia punya masalah nya sama lo, sama gue engga jadi dia gabakalan kaya gitu sama gue. Percaya deh orang yang dingin dingin kaya gitu tuh pasti bakalan setia sama satu cewek dan bakalan perhatian banget kalo udah jadi pasangan nantinya"ucap Maurin percaya diri .
"SERAH!!!"Alleta mempercepat langkahnya .
-
"Ta, lo udah buat kesan buruk buat ade kelas yang baru masuk kesini tau ga"ucap cowok berbadan tinggi yaitu Dewa .
Di ruangan itu hening .
"Kalo dia ngadu ke guru kan lo juga kena masalah,"tambahnya."ini yang buat cewek cewek ga tertarik sama lo tau ga"
"Yang gue lakuin tadi itu ga salah, dia udah buat kesalahan ke gue , gue ga bisa diem aja"Antariksa mulai berbicara .
"Dia kan Gatau hal itu"balas Dewa ."handphone nya rusak padahal niat dia itu baik mau kasihin handphone Bianca yang ketinggalan"
"Udah dong Dewa lagian gue udah nyuruh dia buat benerin handphone nya gue yang tanggung jawab"Bianca mencoba melerai .
Dewa menatap Bianca tajam."Dan lo juga, apa apa lo selalu selesaiin masalah itu dengan duit, jangan mentang mentang lo banyak duit . Ga semua masalah itu di selesain dengan duit"Dewa memang paling dewasa di banding teman yang lainnya ."dan gue yakin cewek itu bukan butuh duit"
Dewa mengangkat badannya."Gentle jadi cowok jangan jadi pengecut"Dewa pergi dari ruangan itu .
"Ihhh Dewa nyebelin deh, paling hobi ceramahin kita mulu"Bianca geram.
Dewa memang seperti itu setiap kali Antariksa berbuat salah, mereka tidak pernah sampai bertengkar berkelanjutan, pasti setelah beberapa jam mereka kembali seperti semula .
Alleta duduk di bangkunya sambil menulis beberapa tugas dari mata pelajaran yang paling ia benci di sekolah yaitu, Matematika .
"Kan keteteran, waktunya mau di kumpulin lo sibuk nyalin tugas gue daritadi lo diem aja waktu gue ngerjain"cerocos Maurin .
"Gausah berisik"kata Alleta .
"Kumpulin ke depan sekalian buku gue juga, gue mau ke kantin sama Adel lo lama males"Maurin pergi dengan langkah cepat .
Alleta menyimpan pulpen itu dengan lemas."handphone gue"Alleta menyimpan kepalanya di tangan yang ia lipat di meja.
Setelah beberapa jam mereka disekolah kini waktu pulang telah tiba , seperti biasa Alleta pulang sendiri karena begitu pulang sekolah Maurin di jemput oleh kakaknya .
Duggggg ....
Brukkkk ...
"Aww"lirih Alleta memegang kepalanya yang tersenter bola basket dari arah lapangan .
Seorang pria bertubuh atletis itu menghampiri Alleta sambil berlari kecil ."Sorry"ucap pria itu ."lo gapapa kan ?"tanya pria itu .
Alleta masih memegang kepalanya yang pusing."Sakit"lirihnya lalu jatuh pingsan .
Pria itu makin khawatir melihat Alleta yang pingsan karena tendangannya tadi, dia membawanya ke UKS .
Samar samar Alleta melihat sekeliling ruang UKS, hanya ada seorang pria dengan seragam yang dikeluarkan dan bercucuran keringat .
"Lo udah sadar ?"tanya pria itu .
Alleta mencoba mengubah posisinya dari tidur menjadi duduk ."gue saranin lo tiduran aja dulu, pasti masih pusing"katanya .
"Lo siapa ?"tanya Alleta yang benar benar penasaran .
"Gue yang lempar bola yang kena kepala lo,"
Alleta menatap sinis."makannya main bola tuh yang bener dong"katanya sedikit emosi .
"Maaf ya"dia memberikan tatapan tulus sembari tersenyum .
Gue jadi gabisa marah , tolong ! Senyumnya mengalihkan dunia ku , Batin Alleta .
"Gue Kenta"ucap nya sambil tersenyum."nama lo Alleta gue tau"katanya sedikit tertawa .
"Ko lo tau gue ?"tanya Alleta bingung .
"Gue liat di seragam lo waktu tadi gue gendong lo"
"Gendong ?!"
Kenta mengangguk."lo pingsan karena gue , jadi gue bawa lo ke UKS"
"Lo gendong gue ?"tatapan tidak percaya .
"Lo kan pingsan masa mau jalan ke UKS sendiri,"
"Tapi kenapa lo gendong gue ?!"Alleta membentak .
"Gue ga macem macem ko sama lo, ada saksinya temen temen gue yang lain."
Alleta menatap tajam ."gue sumpah deh"
"Oke !"Alleta percaya .
"Oh iya, lo cewek yang berani bentak Antariksa di kantin tadi kan? Gue ga nyangka lo bakalan seberani itu"kata nya lagi .
"Dia cowok belagu gue gasuka, walaupun dia senior gue ga seharusnya dia kayak gitu."
"Lo salah ..."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Antariksa
Novela Juvenil[CHAPTER COMPLETE] "Kak Antariksa!"suara itu tepat di belakang Antariksa membuatnya menghentikan langkahnya lalu dia menoleh . "Gue pengen lo minta maaf sama gue"ucap Alleta . Antariksa berjalan kembali , Alleta berlari mengejar dan kini sudah tepat...