Chapter 16 [Arc 1]

128 12 9
                                    

"Sial, bagaimana bisa seperti ini?" ucapku yang di lihat semua anggota kelas dengan tatapan membunuh ketika membuka pintu kelas.

Aku pun langsung berpikir, mengapa diriku di tatap seperti itu.

Apa aku berbuat salah ya?

Ketika aku berpikir seperti itu, aku langsung di peluk oleh Ilzy dengan erat.

"Apakah ada yang salah, Suamiku?" tanya Ilzy yang membuat ku semakin di tatap dengan aura membunuh dari seluruh penjuru kelas.

Entah mengapa, aku merasa hal buruk akan menimpa ku.

Aku pun langsung melepaskan pelukan dari Ilzy, dan langsung duduk di meja ku.

Namun itu tidak seperti yang ku harapkan.

Karena aku langsung di cium lagi untuk kedua kalinya di hari ini.

"M-mengapa kau melakukan hal itu lagi, Ilzy!?" ucapku yang melihat wajah Ilzy sambil di lihat semua anggota kelasku.

Ilzy hanya diam saja, sambil melihat Alys dengan wajah bangga, seperti memenangkan sebuah pertandingan.

"Ha ... Mengapa aku selalu terlibat dalam hal yang merepotkan sih," gumamku sambil duduk di meja ku, dan di tatapi dengan aura membunuh dari seluruh penjuru kelas.

Bel pun berbunyi dan semuanya duduk dengan rapi, sambil menunggu guru pelajaran tiba.

"Fiuh ... aku terselamatkan," ucapku sambil bernafas lega.

Dua jam berlalu setelah kejadian tersebut.

Namun itu tidak membuat aura membunuh yang di tunjukkan kepada ku berkurang, apalagi dari kalangan anggota laki-laki.

Sial, bagaimana aku dapat mengatasi ini.

Ketika aku berpikir seperti itu, aku langsung di tegur oleh guru pelajaran tersebut. Dan di suruh menyelesaikan soal yang di buat.

Mengapa aku merasa dejavu ya?

Aku pun langsung menuju ke depan dan menyelesaikannya sambil menjelaskan secara detail.

Guru tersebut langsung menangis ketika aku menjelaskan dan melihat jawaban dariku.

"Apakah ada yang salah, Pak Guru Iqls?" tanyaku yang melihat dirinya.

"Ti-tidak apa-apa, pak guru hanya kagum dengan mu saja, Nak Arzer," ucapnya sambil menyuruhku untuk kembali ke mejaku.

Aku pun langsung menuruti apa yang ia katakan, dan menuju ke mejaku dengan wajah yang lelah.

"Apakah kau baik-baik saja, Sharki?" ucapku sambil menutup mata di atas mejaku dan tidur dengan pulas.

Semoga kau baik-baik saja, Sharki.

***POV 3***

Ketika Blazer yang sedang tertidur pulas.

Blazer tidak mengetahui, bahwa Guru tersebut adalah paman Wuo yang sedang menyamar untuk melihat dirinya.

"Hahahaha. Ternyata kau dapat lelah juga ya, Nak Arzer," ucap paman yang melihat blazer dengan wajah tersenyum.

Karena setiap hari, paman Wuo selalu mengawasi Blazer untuk tidak berbuat hal yang merepotkan.

Meskipun begitu, awalnya paman Wuo hanya di suruh oleh Paman Burq, yaitu sahabatnya, ketika dia melihat isi laporan kesiswaan.

Namun itu membuat Paman Wuo penasaran, karena sahabatnya sendiri lah yang memintanya untuk menjadikan Blazer sebagai murid dari Akademi Nusantara.

King Of The RulersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang