Seoul, 2 Maret 2016
Seperti kemarin-kemarin, Jisung sudah duduk di bangkunya lebih cepat daripada murid-murid lainnya. Ia sedang fokus mencari sesuatu di telepon pintarnya.
Mencari pekerjaan paruh waktu yang cocok dengan kriterianya.
Ya, Chan akhirnya memperbolehkannya untuk bekerja paruh waktu, meskipun dengan banyak peraturan yang sebenarnya Jisung sendiri sudah tidak ingat apa saja yang kakaknya katakan semalam.
Dia sangat berterima kasih kepada Woojin yang tidak tahu bagaimana bisa meluluhkan sifat keras kepala kakaknya itu.
Jisung masih mencoba mencari pekerjaan paruh waktu yang sesuai dengannya pada satu aplikasi yang khusus diperuntukkan untuk para pencari pekerjaan paruh waktu.
Mulai dari penjaga minimarket, perawat binatang, hingga tukang bersih-bersih masih kurang cocok baginya.
"Pelayan café?" gumamnya.
Ia kemudian menelusuri lebih detail tentang café tersebut. Mulai dari lokasinya, kriteria orang yang dibutuhkan, jobdesk-nya, hingga gaji perharinya.
"Sepertinya cocok untukku" ucapnya sembari menekan tombol untuk mendapat informasi pemiliknya.
Ia kemudian mengirim sebuah pesan kepada pemilik café tersebut dengan bahasa sesopan mungkin. Padahal baru mengirim pesan saja Jisung sudah merasa gugup, apalagi melakukan wawancara. Mentalnya sebenarnya belum siap namun ia membutuhkan uang tambahan daripada harus bergantung pada kakaknya terus menerus.
Jisung melirik jam tangannya, masih ada 30 menit sebelum kelas pertama dimulai. Ia memutuskan untuk tidur diatas kedua tangannya yang dilipat diatas meja.
Belum ada 5 menit, tiba tiba ia merasa ada sebuah tangan merangkul bahunya.
Jisung terkejut dan seketika bangun dari tidur singkatnya. Ia menoleh kesamping dan mendapati Minho sedang duduk disebelahnya dengan senyum manisnya.
"Kak Minho?" Jisung masih setengah tidak percaya Minho duduk disebelahnya.
"Aku mengganggu tidurmu ya? Hehe" ucap Minho dengan tangan yang masih merangkul Jisung.
"Kak Minho kok disini?" Jisung tidak menjawab pertanyaan Minho dan malah mengajukan pertanyaan pada lelaki itu.
"Tadi lagi lewat saja terus lihat kamu sendirian jadi ya aku ingin temani saja" jawab Minho santai.
Pipi Jisung memerah. Minho selalu bisa saja membuat air mukanya memerah dengan semua jawaban ceplas-ceplosnya.
"Kamu ngapain kok masih pagi udah tidur-tiduran aja? Kurang tidur?" tanya Minho basa-basi.
"Ah enggak kak. Tadi abis cari kerja part-time di internet dan ga ngerti harus ngapain lagi, ya tidur aja deh" jawab Jisung seadanya.
Minho mengangkat alisnya.
"Eh? Kerja part-time? Kamu ngapain masih sekolah gini udah nyari kerja aja?" tanya Minho penasaran.
"Ehm... Gimana ya kak. Jisung ini yatim piatu kak. Ga punya orang tua sejak kecil hehe..."
Pernyataan Jisung barusan membuat Minho menatapnya iba. Ia bisa melihat Jisung tersenyum getir, seperti mencoba terlihat kuat.
"Jisung di Seoul cuman sama kakak Jisung. Bukan kakak kandung sih. Cuman sesama penghuni panti yang kebetulan lebih tua dari Jisung dan Jisung dekat sama dia dari kecil..." Jisung kembali menjeda kalimatnya. Ia tidak menatap Minho namun menatap kosong kearah depan dengan tetap tersenyum getir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine (Minsung)
Fanfic[completed] /mʌɪn/ that which belongs to me. ini adalah cerita cinta pertama seorang siswa sekolah menengah bernama han jisung yang menyukai seseorang namun diperebutkan oleh dua orang. jadi siapa yang harus jisung pilih? minsung; woochan; changsu...