제6부

3.6K 429 19
                                        


Jisung tak bisa mengontrol dirinya sendiri. Bibirnya terangkat keatas secara otomatis sebagai respon dari lelaki yang berdiri didepannya sekarang ini.

"Aku Lee Minho. Kamu?" ucap lelaki yang bernama Minho ini, mengenalkan diri sembari menjulurkan tangannya.

"Jisung. Nama saya Han Jisung." ucap Jisung masih dengan kepala yang menunduk malu-malu namun tangannya tetap menjabat tangan milik Minho.

Minho tidak bisa menahan senyumnya melihat tingkah lucu adik kelasnya ini.

"Hey, kalau sedang berbicara dengan seseorang, ditatap dong mata orang yang mengajakmu berbicara"

DEG.

Hati Jisung merasa belum siap untuk menatap manik mata Minho, namun karena Minho menegurnya, mau bagaimana lagi?

Jisung akhirnya mengangkat kepalanya, menatap kedua mata hitam milik Minho yang terlihat tegas. Minho pun disisi lain juga tertarik melihat mata bulat milik Jisung.

"Nah begitu dong. Mata indah seperti itu kenapa harus disembunyikan terus sih? Hahaha"

Perkataan Minho barusan sukses membuat pipi Jisung kembali memerah. Jisung berusaha mati-matian menahan bibirnya untuk tidak terangkat lagi setelah dipuji oleh Minho karena Jisung tidak diperbolehkan untuk menunduk lagi oleh Minho.

Tapi Minho dapat mengetahui bahwa lawan bicaranya ini sedang berusaha untuk tidak menunjukkan reaksinya atas gombalan yang dilontarkannya barusan. Ia hanya tersenyum simpul melihat reaksi kaku Jisung.

"Kamu masih kelas 10 ya? Hari pertama masuk sekolah ya?" tanya Minho.

Jisung hanya mengangguk sembari sedikit menundukkan wajahnya. Tidak kuat lah dia lama-lama menatap manik hitam milik Minho.

"I-iya sunbaenim. Ini hari pertama saya" jawab Jisung simpel.

"Pantas aku baru pertama kali melihatmu di sekolah ini"

Ucapan Minho barusan membuat hati Jisung tiba-tiba merasa lega. Ya, Jisung lega karena ternyata Minho tidak ingat bahwa mereka pernah bertemu sebelumnya di minimarket ketika Jisung tidak tahu arah Sabtu lalu.

"Eh tapi, entah kenapa, kok aku merasa kita pernah bertemu ya sebelumnya? Tapi kayanya bukan di area sekolah deh."

DEG.

Jantung Jisung yang sempat rileks selama beberapa saat kemudian terpacu kembali secara tiba-tiba ketika Minho mengucapkan kalimat tersebut.

Minho mendekatkan wajahnya kearah Jisung membuat Jisung dengan reflek memundurkan badannya. Jarak antara wajah mereka sangatlah dekat hingga Jisung pun bisa merasakan nafas Minho menerpa wajahnya.

Wajah Minho terlihat sedang berkonsentrasi sekarang, sangat tepat didepan matanya. Mungkin hanya berjarak kurang dari 5 sentimeter saja.

Hal ini membuat Jantung Jisung yang sudah berdegup kencang terasa makin bertambah ritmenya.

"Kamu..."

Nafas Jisung tercekat. Ia takut Minho tiba-tiba mengingatnya. Keringat dingin mengalir lagi dari pori-pori dahinya dan lehernya.

"...hmmm"

Minho masih berfikir dan menyelidiki wajah Jisung. Jisung benar benar tidak bernafas sekarang.

"AH! IYA! Kamu yang Sabtu lalu tiba-tiba tanya arah jalan di minimarket itu ya? –Ketika aku nongkrong sama temen-temenku! Iya kan?!"

Mendengar pernyataan Minho barusan, mata Jisung langsung membulat tak percaya. Minho mengingatnya!

Ia langsung menuruni dua anak tangga dan secara tiba-tiba berlutut dibawah Minho, memeluk kaki Minho erat-erat.

"Sunbaenim. Sunbaenim. Tolong. Tolong jangan bully saya. Saya benar-benar minta maaf. Saya lancang. Saya tidak tahu kalau anda ternyata adalah sunbaenim saya. Maaf sunbaenim maaf saya lancang bertanya pada sunbaenim."

Melihat reaksi tiba-tiba Jisung, Minho sangat terkejut dan berusaha mengangkat badan Jisung untuk berdiri.

"Ya! Jisung-ssi! Kamu ngapain? Hey! Kamu ngapain berlutut! Ayo bangun! Hey!"

Minho masih berusaha menarik tangan Jisung mengajaknya untuk berdiri, namun Jisung masih memeluk kakinya erat, air matanya sudah keluar. Jisung benar-benar ketakutan sekarang.

"Sunbaenim, tolong jangan bully saya. Tolong jangan laporkan saya ke teman-teman sunbaenim. Hiks. Tolong saya sunbaenim. Tolong. Hiks"

Tangisan Jisung mulai menjadi. Celana panjang milik Minho mulai basah karena air mata Jisung.

"Astaga. Hey! Bangun dulu. Ayo kita luruskan semua kesalahpahaman ini! Hey Jisung, ayo bangun. Jangan menangis"

Jujur, Minho mulai panik, Ia tak tahu harus berbuat apa. Ia tak mengerti mengapa lelaki yang baru ia temui ini tiba-tiba menangis dan ketakutan terhadapnya.

Apa yang harus Minho lakukan sekarang?


To be continued


Thanks for reading my work! I hope you can appreciate my work by voting it and giving some comment and feedback for me.

Thank you. XOXO!

Mine (Minsung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang