제19부

2.4K 298 2
                                    

'Sadar Han Jisung'


Jisung membuka matanya. Ia mendorong Changbin tepat di dadanya. Akhirnya ia bisa mengendalikan dirinya kembali.

Changbin terdorong hingga mundur beberapa langkah kebelakang. Ia tak menyangka Jisung akan mendorongnya dengan kuat. Untung dia bisa mengembalikan keseimbangan badannya dengan cepat.

Jisung menatap Changbin dengan tatapan kecewa. Jisung menundukkan wajahnya dan perlahan meneteskan air matanya.

Ya, ciuman pertamanya diambil oleh seseorang yang ia pun tidak memiliki rasa sama sekali kepada orang tersebut.

Jisung langsung membalikkan badannya dan pergi dari posisinya sekarang memasuki gedung apartemennya, meninggalkan Changbin yang masih menatap kepergiannya dengan tatapan penyesalan.

"Jisung..." panggil Changbin lirih namun tak diindahkan oleh Jisung yang mulai sedikit berlari meninggalkan Changbin terpaku diposisinya.

"Kau bodoh, Seo Changbin" rutuk Changbin. Ia tersenyum getir dan kembali ke motornya, pergi meninggalkan kediaman Jisung.

 Ia tersenyum getir dan kembali ke motornya, pergi meninggalkan kediaman Jisung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisung duduk dikasurnya. Ia berusaha menganggap tidak ada apa-apa yang terjadi padanya barusan. Ia berusaha melupakan semuanya.

Namun itu terasa mustahil.

Masih berputar di memorinya bagaimana brengseknya seorang Seo Changbin merebut ciuman pertamanya dengan tiba-tiba, dan bagaimana seniornya itu masih berusaha mendapat respon atas ciumannya itu dengan melumat pelan bibirnya.

Setetes air mata lolos dari pelupuk matanya kembali.

Ia butuh seseorang untuk bercerita. Namun pada siapa?

Teman-temannya sedang berpesta. Jika menelpon Chan, Jisung yakin nyawa Changbin pasti tidak akan selamat besok.

Ia menaikkan kakinya keatas kasur, menidurkannya dirinya diatas kasur. Badannya meringkuk dan gemetar.

Jisung takut bagaimana ia harus bertindak jika bertemu Changbin disekolah. Jisung tahu pasti Changbin sangat membencinya. Cintanya baru saja ditolak oleh Jisung secara mentah-mentah.

"Kak Chan, Jisung takut..." ucap Jisung pelan sambil memeluk boneka miliknya dan menangis dalam sunyinya suasana kamarnya.

" ucap Jisung pelan sambil memeluk boneka miliknya dan menangis dalam sunyinya suasana kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seoul, 23 Maret 2016

Sudah tiga hari sejak kejadian itu. Jisung sudah bisa mulai melupakan apa yang terjadi antara dia dan Changbin. Tidak benar-benar terlupakan, hanya pikirannya telah teralihkan pada hal-hal lainnya.

Bel istirahat berbunyi tepat pukul 12 siang. Para siswa telah berhamburan keluar kelas untuk segera menyerbu kantin dan menikmati makan siang mereka.

Seperti halnya Felix. Ia juga kelaparan dan ingin segera makan.

"Jisung, ayo makan" ajak Felix.

Jisung hanya menggelengkan kepalanya. Ia mengeluarkan sebuah kotak bekal makan siang dari dalam tasnya.

"Aku makan di kelas aja, Lix. Salam aja ya buat Kak Minho dan kawan-kawannya" ucap Jisung sambil tersenyum, palsu.

"Kamu sudah tiga hari tidak makan bareng kita semua. Aku sendirian terus loh jalan ke kantin kalo gaada kamu." rengek Felix.

Jisung hanya tersenyum, tidak mau menjawab.

Iya, Jisung sudah tidak lagi makan di kantin selama tiga hari ini. Kalian pasti tahu sendiri alasannya kan? Menghindari Changbin. Ia tidak berani –dan tidak mau bertemu seniornya itu lagi.

Jisung lebih memilih makan roti dan susu setiap jam makan siangnya yang ia beli di minimarket dalam perjalanan berangkat sekolah daripada harus bertemu dengan Changbin. Ia takut bertemu dengan lelaki beraura dark itu lagi.

Jisung takut kecanggungan mereka akan malah mengganggu teman-temannya yang lain dan mengakibatkan teman-temannya malah menggali lebih dalam penyebab kecanggungan antara Jisung dan Changbin.

"Besok pokoknya ikut makan bareng kita ya? Jangan sendiri dikelas terus"

Jisung mengangguk pelan dan mulai membuka bungkus rotinya. Ia sedang malas berbicara banyak.

"Aku berangkat ya. Kalau nitip sesuatu, kirim pesan saja oke?"

"Iya-iya Lee Yongbok! Udah sana pergi sebelum kamu kehabisan lauk makan siang!"

Felix pun meninggalkan Jisung sendiri dikelasnya.

Jisung akhirnya menikmati kembali kesendirian yang mungkin akan menjadi teman baiknya untuk kedepannya.

Ia tidak tahu harus bagaimana untuk memperbaiki hubungan pertemanannya dengan seniornya itu, dan ia pun sebenernya tidak mau tahu juga. Biarkan waktu yang menyelesaikannya. Meskipun itu sepertinya tidak mungkin kan?


To be continued!

BAGAIMANAKAH HUBUNGAN SEO CHANGBIN DAN HAN JISUNG KEDEPANNYA PEMIRSA???? SAYA JUGA GATAU. MASIH NGEBLUR.

Thanks for reading my work! I hope you can appreciate my work by voting it and giving some comment and feedback for me.

Thank you. XOXO!

Mine (Minsung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang