Gyeonggido, 26 Februari 2016.
Sebuah lokomotif tua sedang berjalan secara stabil membawa gerbong-gerbong yang tersusun dibelakangnya bergerak diatas rel panjang. Suasana semua gerbong rata-rata sangat sunyi. Penumpang-penumpangnya kebanyakan telah tertidur karena lelah oleh perjalanan panjang ini. Namun, ada satu penumpang yang terlihat sibuk berdialog melalui sambungan telepon dibangku yang ia duduki sendiri saat ini, tanpa ada yang menemani.
"Bunda ga perlu khawatir kok. Jisung pasti bisa jaga diri di Seoul. Apalagi sudah ada Kak Chan juga di Seoul. Udah, Bunda santai aja ya."
Dia Han Jisung, 17 tahun. Ini pertama kalinya baginya untuk memulai babak baru dalam hidupnya. Dengan penuh keyakinan, Ia memantapkan pilihannya untuk melanjutkan pendidikannya di Seoul sendiri.
Setelah lulus dari sekolah menengah pertamanya di Okcheon, ia sangat memimpikan untuk bisa belajar mandiri dan melanjutkan pendidikannya di Seoul setelah ia sering menonton siaran televisi sembari belajar dan bersantai dahulu. Baginya, Seoul terlihat sangat keren dan indah.
"Iya-iya Bunda. Sebentar lagi sampai kok sepertinya. Udah kalo gitu Jisung tutup ya. Bunda jangan lupa tetap jaga kesehatan, oke? Dadah!"
Setelah menutup sambungan telepon itu, Jisung kemudian menyandarkan punggungnya kembali di bangku tempat ia duduk sekarang. Kereta yang terus berjalan secara konstan membuat pemandangan yang ia lihat selalu berubah-ubah mengikuti alur jalannya rel kereta tersebut.
Seiring berjalannya waktu, pemandangan yang Jisung lihat pun perlahan mulai berganti dari perkebunan penduduk menjadi beberapa rentetan gedung-gedung tinggi.
"Hm, sudah masuk Seoul sepertinya" Batin Jisung. Senyum terukir menghiasi wajah manisnya.
Ia mulai merapihkan rambutnya, mengenakan long-padding nya untuk menjaga badannya tetap hangat, dan juga mulai memakai tas punggungnya. Tak lupa ia juga mengambil kopernya dari bagasi yang terletak diatas kepalanya, bersiap-siap untuk turun di stasiun pemberhentian terakhir kereta yang ia tumpangi. Stasiun Seoul.
Jisung turun dari kereta api yang telah membawanya dari Okcheon menuju Seoul selama sekitar 4 jam perjalanan. Ia merenggangkan badannya sejenak dan mulai berjalan mengikuti tanda arah menuju pintu keluar.
"Wah, Seoul!" matanya berbinar melihat pemandangan jalanan ramai dan gedung-gedung tinggi didepannya. Ia terlihat sangat bersemangat untuk memulai kehidupan barunya.
Jisung mencoba mencari sosok yang seharusnya menjemputnya saat ini, Bang Chan namanya. Namun, Ia tak bisa mengenali siapapun yang ada disekitarnya. Karena lelah, Jisung memutuskan untuk masuk kembali kedalam stasiun dan duduk di ruang tunggu kedatangan.
Jarinya mulai mencari nomor telepon Bang Chan dalam kontak teleponnya dan menelponnya tanpa pikir panjang.
"Halo, Kak Chan?" Sapa Jisung
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine (Minsung)
Fiksi Penggemar[completed] /mʌɪn/ that which belongs to me. ini adalah cerita cinta pertama seorang siswa sekolah menengah bernama han jisung yang menyukai seseorang namun diperebutkan oleh dua orang. jadi siapa yang harus jisung pilih? minsung; woochan; changsu...