제14부

2.8K 328 5
                                    


Seoul, 14 Maret 2016

Sudah hampir dua minggu sejak Jisung menjalani kehidupannya sebagai pelajar dan pekerja paruh waktu secara bersamaan. Lelah? Sebenarnya ia memang lelah. Namun ia menikmatinya.

Bang Chan dan Woojin selalu mendatangi apartemen kecilnya setiap 3 hari sekali untuk membawakan persediaan makanan. Namun karena pekerjaan paruh waktunya yang dimulai dari pukul 5 sore hingga 9 malam, membuat waktunya bertemu kakak-kakaknya itu sangat sedikit karena Chan dan Woojin harus segera mengejar subway terakhir untuk pulang ke rumah mereka yang berada di daerah Sindorim.

Jisung kini sedang berada dikelas. Matanya mengantuk, membuatnya tidak fokus memperhatikan pelajaran. Kemarin café tempatnya bekerja sangat ramai. Ia harus melayani banyak pelanggan dan mencuci perabotan café berkali-kali sehingga ia tidak mendapat banyak waktu untuk istirahat. Sepulang bekerja pun ia harus menyelesaikan pekerjaan rumahnya yang belum disentuhnya sama sekali.

Jisung menidurkan kepalanya diatas bangku dengan beralaskan kedua tangannya yang ia lipat. Ia menutup kepalanya dengan buku tulisnya.

Felix yang duduk disampingnya tidak terlalu mengurusinya. Ia sibuk mencatat apa yang gurunya jelaskan.

"Lix, nanti bangunkan kalau sudah jam makan siang ya" perintah Jisung dengan nada yang sangat pelan. Felix hanya mengangguk pelan.

Jisung tidak terlalu peduli dengan apa yang diajarkan hari ini karena ia sudah mengerti konsep materi yang diajarkan. Ya, dia kan memang pintar. Sekolah di Seoul pun karena beasiswa.

Dalam waktu 15 menit, Jisung dan Felix sekarang sudah duduk di kantin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam waktu 15 menit, Jisung dan Felix sekarang sudah duduk di kantin. Melahap makan siang mereka bersama dengan Minho, Hyunjin, Jeno, Jaemin, dan Changbin. Minho dengan setia duduk disamping Jisung. Melihat cara makan Jisung yang sangat lucu.

Jisung yang merasa sedang diawasi pun menoleh kesamping.

"Kak, jangan dilihatin mulu ah" protes Jisung.

Minho tidak menjawab, ia hanya menusuk-nusukkan jari telunjuknya ke pipi Jisung yang sedang mengembung terisi penuh dengan makanan sembari tertawa manis. Jisung hanya bisa pasrah sembari mengunyah sisa makanan di mulutnya.

Namun, di ujung meja ada seseorang yang menatap mereka dengan pandangan tidak suka. Ya, Changbin menatap mereka sambil mendengus sebal.

Changbin masih terus berusaha mendapatkan hati Jisung. Namun sepertinya usaha Changbin terus berbuah kegagalan karena Jisung selalu menolak niat baiknya.

Tapi jika itu Minho? Sikap Jisung langsung berubah 180 derajat. Lelaki berpipi tembam itu langsung bersikap baik dan manja pada Minho. Tidak berperilaku dingin dan acuh seperti caranya memperlakukan Changbin.

Changbin sudah tidak tahan melihat tingkah kedua sejoli itu. Ia langsung pergi meninggalkan kantin tanpa berpamitan, membuat mereka semua menatap bingung kepergian Changbin.

Mine (Minsung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang