제18부

2.4K 309 11
                                    


Suasana apartemen Hyunjin benar-benar ramai sekarang. Ada sekitar belasan orang yang Jisung pun tidak mengenalinya. Suara musik tidak terlalu keras namun dapat didengar diseluruh penjuru ruangan.

Jisung benar-benar kagok dan tidak tahu harus berbuat apa jika menghadiri sebuah pesta. Ini pengalaman pertamanya datang ke acara seperti ini.

Ia hanya duduk di sofa sendiri ditemani oleh segelas cola ditangannya.

Teman temannya yang lain telah berdansa bersama dengan lagu yang mengiringi mereka. Termasuk Felix dan Minho. Dugaan Jisung mungkin Felix sudah terbiasa dengan gaya hidup berpesta seperti ini sejak dia di Australia. Jadi ia tidak terlihat kesulitan untuk berbaur dengan teman-teman Hyunjin yang lain.

1 jam berlalu dan Jisung sebenarnya sudah bosan dari tadi. Ia hanya bermain dengan ponselnya, melihat postingan teman-temannya di Instagram tanpa sama sekali berbaur dengan orang-orang lain yang sedang berjoget bersama dengan alkohol ditangan mereka.

Bang Chan selalu menasehatinya untuk tidak meneguk alkohol sebelum umurnya mencapai 19 tahun. Jadi dia tidak berani untuk mengikuti teman-temannya yang lainnya.

Terlihat Felix telah mabuk dan tertawa bersama teman-teman barunya yang sama-sama mabuk karena pengaruh alkohol.

Tak hanya Felix, Hyunjin dan Minho pun juga terlihat sudah mabuk. Minho sedang tertawa sembari membopoh Hyunjin yang kini sedang terduduk dilantai sambil tertawa terbahak-bahak. Hyunjin mabuk parah sepertinya.

Jisung menggelengkan kepalanya.

Ia menoleh kearah jam tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 11. Ia harus pulang sebelum kereta terakhir meninggalkannya. Ia tak mau menginap disini dan menjadi satu-satu orangnya yang masih sadar diantara orang-orang mabuk lainnya.

Ia pun memasukkan handphone-nya ke saku celananya dan berjalan melewati Jeno dan Jaemin yang sedang tertidur dilantai dengan posisi berpelukan.

"Ew... Orang orang jadi menjijikkan jika sedang mabuk begini" batin Jisung.

Ketika ia mau membuka pintu rumah Hyunjin untuk keluar, sebuah tangan menggenggam lengannya. Otomatis Jisung membalikkan badannya.

Minho-lah yang memegang tangannya.

"Mau kemana kamu?" tanya Minho dengan posisi kesadaran yang kurang.

"Mau pulang kak. Sudah malam. Takut ketinggalan kereta terakhir" jawab Jisung seadanya.

"Aku antar" ucap Minho.

Jisung kaget dengan tawaran Minho.

'Dengan kondisi mabuk seperti ini? Dia gila apa? Aku gamau mati!' batin Jisung

"Eh-engga usah kak. Kakak mabuk. Istirahat disini aja. Aku bisa kok pulang sendiri" jawab Jisung dengan berusaha melepaskan pegangan Minho pada lengannya, namun susah karena Minho menggenggamnya erat.

"Udah aku aja yang anter pulang. Kamu disini aja, Ho" ucap seseorang sembari menepis tangan Minho dari lengan Jisung.

Itu Changbin. Datang entah dari mana, tiba-tiba ia telah berdiri disamping Jisung dan berusaha menepis genggaman tangan Minho.

Minho menatap Changbin dengan tatapan tidak suka.

Namun karena kurangnya kesadaran, dalam beberapa detik, Minho pun mengangguk dan tersenyum pada mereka.

"Aku titip dia ya! Jangan kamu apa-apain. Ngerti?!" ancam Minho pada Changbin.

Changbin mengangguk dan menggenggam tangan Jisung keluar dari apartemen Hyunjin.

Mine (Minsung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang