[completed]
/mʌɪn/ that which belongs to me.
ini adalah cerita cinta pertama seorang siswa sekolah menengah bernama han jisung yang menyukai seseorang namun diperebutkan oleh dua orang. jadi siapa yang harus jisung pilih?
minsung; woochan; changsu...
Jisung sudah duduk di bangkunya sekarang. Ia bersyukur gerombolan anak-anak itu tidak mengenalinya ketika ia berjalan keluar dari kantin karena mereka sedang sibuk bercanda satu sama lain sehingga tidak memperhatikan sekitar mereka.
Jisung tidak tahu harus melakukan apa selain melamun sambil melihat keluar jendela.
Setelah 10 menit, Felix akhirnya kembali ke kelas dan duduk di bangkunya lagi, disamping Jisung. Ia membawa sebotol teh dingin dan sebungkus kimbab untuk Jisung. Felix tahu Jisung tadi belum makan apapun karena langsung pergi secara tiba-tiba.
"Hei Jisung, kenapa kau pergi tadi?"
Suara berat Felix membuyarkan lamunan Felix. Ia menoleh kesamping dan mendapati Felix menatapnya dengan tatapan penuh tanya.
Jisung membalikkan badannya menghadap Felix.
"Kamu ingat rombongan anak-anak yang tadi dihindari murid-murid lain ketika kita berjalan ke kantin bersama?"
Felix hanya mengangguk dan menggumam menandakan ia ingat dengan kejadian yang terjadi di sekolah mereka sejam yang lalu.
"Aku pernah bertemu mereka sebelumnya. Saat itu, aku bertanya kepada mereka ketika aku tersasar ketika mencari sekolah ini"
"Lalu?"
"Yaampun, Felix! Aku. Bertanya. Pada. Orang. Yang. Salah." Ucap Jisung memberi penekanan pada setiap katanya.
Jisung melanjutkan kalimatnya, "Mereka bukan anak baik-baik! Waktu aku bertemu mereka, mereka sedang merokok bersama! Lalu tadi pagi kamu bisa liat orang-orang menghindari mereka! Aku yakin mereka pasti tukang bully! Mereka pasti tukang buat onar!"
Felix hanya tersenyum kecil melihat wajah panik Jisung.
"Aku takut –t–takut kalau mereka tahu aku adalah orang yang bertanya secara lancang kepada mereka hari Sabtu lalu, aku nanti jadi korban bullying mereka selanjutnya" Ucap Jisung terbata-bata sembari memelintir ujung seragamnya, menandakan ia benar benar khawatir sekarang.
Felix kali ini tertawa pelan, menepuk bahu Jisung dan mencubit pipinya pelan.
"Astaga Han Jisung. Jangan berpikiran sejauh itu. Santai saja! Aku yakin mereka pasti tidak ingat kamu." Ucap Felix memberi senyuman pada Jisung berusaha menenangkan lawan bicaranya ini.
"Aku yakin 1000% mereka tidak akan mengenali wajahmu dan mengingatmu secara detil. Mereka pasti tidak pernah menyangka orang yang menanyai mereka saat itu sekarang satu sekolah dengan mereka. Jadi, santai saja. Oke?" Jelas Felix sembari mengelus punggung Jisung.
Jisung mengangguk pelan, kepalanya masih menunduk takut.
"Ini makanlah, aku belikan kamu kimbab dan teh. Kamu belum makan karena kabur tiba-tiba tadi"
Felix memberikan kimbab dan teh itu kepada Jisung dan disambut dengan senyum lebar dari Jisung.
"Aaaah! Felix! Terima kasih!" Jisung secara mendadak memeluk Felix dan langsung memakan kimbab nya tanpa basa-basi. Pipinya menggembung ketika ia memakan kimbab itu dan membuat Felix tertawa kecil melihat cara aneh teman barunya ini ketika makan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Seluruh kelas telah selesai sejak 30 menit yang lalu. Jisung berjalan menuruni tangga sendirian. Felix sudah pulang terlebih dahulu. Ia pulang terlambat karena ia memiliki beberapa urusan bersama wali kelasnya untuk mengurus perihal beasiswa yang ia dapatkan untuk bersekolah di sekolah ini.
Di kedua telinganya telah terpasang earphone dan tangannya masih sibuk memegang gadgetnya, menelusuri lagu yang menurutnya cocok untuk menemaninya dalam perjalanan pulang.
Namun karena terlalu fokus pada handphone nya, Jisung tidak memperhatikan jalan didepannya sehingga secara tidak sengaja ia menabrak orang didepannya dan membuat badannya terpental kebelakang dan jatuh terduduk pada anak tangga dibelakangnya.
"Aw!" Rintih Jisung ketika merasakan sakit pada pantat Jisung yang mendarat secara tiba-tiba diatas anak tangga yang keras itu.
Orang yang ditabrak Jisung itu dengan cekatan memegang tepian tangga itu berusaha untuk menyeimbangkan badannya agar tidak jatuh kebelakang.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya orang yang ditabrak Jisung barusan. Setelah ia berhasil menyeimbangkan badannya, ia berjongkok dan menatap Jisung yang sedang mengelus pantatnya yang sakit.
Jisung hanya mengangguk tanpa melihat orang yang mengajaknya bicara sekarang. Ia masih fokus mengelus pantatnya.
Namun atensi Jisung secara tiba-tiba teralihkan ketika ia merasa suara yang mengajaknya bicara barusan tidak asing baginya.
Jisung lalu mengubah pandangannya kepada orang yang berjongkok didepannya itu.
"HAH ASTAGA!?" Jisung berteriak kaget.
Ya, orang yang berjongkok didepannya sekarang adalah lelaki tampan yang Jisung tanyai hari Sabtu lalu.
"A-astaga Sunbaenim. Maaf-maaf –maaf telah menabrakmu. Saya tidak sengaja. Maaf maaf!" Jisung otomatis langsung berdiri dan membungkukkan badannya berkali-kali.
Keringat dingin Jisung langsung keluar. Bagaimana bisa dihari pertamanya sekolah ia sudah berani cari gara-gara dengan salah satu member grup yang menurutnya adalah tukang bully di sekolahnya ini.
Lelaki itu ikut berdiri ketika melihat Jisung yang telah berdiri dan membungkukkan badannya berkali-kali kepadanya.
Ia hanya tersenyum manis. Hal ini membuat Jisung yang sedang khawatir malah terhanyut dalam pesona lelaki yang ada didepannya ini.
"Kamu ngapain kok panik begitu sih? Aku tidak sedang berbuat jahat kepadamu kok." Jawab lelaki itu.
Jisung tertunduk malu dan juga sedikit ketakutan. Takut akan menjadi korban bully grup mereka selanjutnya.
Melihat tingkah lucu Jisung, lelaki tersebut hanya mengelus surai hitam milik Jisung. Senyum manisnya masih terpampang jelas di bibirnya.
"Kamu lucu ya" puji lelaki itu.
Hal ini sukses membuat degup jantung Jisung tiba-tiba berubah secara drastis dan pipi Jisung ikut-ikut memerah sebagai reaksi dari pujian itu.
To be continued
Thanks for reading my work! I hope you can appreciate my work by voting it and giving some comment and feedback for me.