제8부

3.3K 403 3
                                    


Seoul, 1 Maret 2016

Jisung sudah duduk di bangku tempat duduknya. Kelasnya masih sepi. Ia berangkat awal lagi hari ini. Teman-teman sekelasnya pun belum banyak yang datang. Baru 3 orang tepatnya.

Matanya memandang keluar jendela. Cuaca sangat cerah. Matahari bersinar terang. Langit berwarna biru tanpa ada awan yang menghiasinya. Ia tersenyum, masih membayangkan perlakuan manis Minho kepadanya kemarin ketika lelaki tampan itu berusaha menyelesaikan semua kesalahpahaman yang Jisung pikirkan.

Ia mengeluarkan secarik kertas dari tasnya dan juga sebuah pena.

Jisung mulai menulis sesuatu di kertas tersebut. Menulis sebuah puisi pendek. Hanya satu bait. Ia menyalurkan apa yang ada diotaknya pada secarik kertas itu. Senyum masih tetap menghiasi wajah manisnya ketika ia menyelesaikan puisi pertamanya.

Ketika ia ingin membubuhkan tanggal ia membuat puisi pada ujung kanan bawah kertas tersebut, Felix duduk secara tiba-tiba dan memergoki aktivitas paginya itu.

"Sedang apa kau?" tanya Felix dengan tatapan penuh selidik.

Jisung bergerak cepat memasukkan kertas tersebut kedalam tasnya. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya, "Tidak sedang apa apa kok" ucap Jisung dengan nada panik.

Felix yang sebenarnya masih sedikit mengantuk pun tidak ingin bertanya lebih lanjut. Ia lebih memilih untuk menindurkan kepalanya diatas bangkunya.

 Ia lebih memilih untuk menindurkan kepalanya diatas bangkunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu sudah menunjukkan jam istirahat. Namun kelas Jisung dan Felix masih belum diperbolehkan untuk beristirahat karena Guru Kim sedang menjelaskan kepada mereka tentang tugas yang harus mereka kumpulkan minggu depan.

Setelah tertahan sekitar 10 menit, akhirnya kelas mereka diperbolehkan beristirahat.

Kini Jisung dan Felix berjalan menuju kantin. Tidak ada aktivitas aneh seperti kemarin ketika para murid memberikan jalan pada geng yang digawangi Minho dan kawan-kawannya. Mungkin karena jam istirahat kelas mereka terlambat jadinya mereka tidak sempat menyaksikan aktivitas aneh itu lagi.

Benar saja, ketika Felix dan Jisung memasuki kantin, Minho dan teman-temannya sudah bercengkrama di meja yang sama seperti kemarin. Jisung hanya tersenyum kecil ketika melihat Minho sedang mengobrol bersama teman-temannya.

Kini Jisung sedang duduk bersama Felix menyantap makan siang yang baru saja mereka beli. Tidak ada obrolan diantara mereka. Mereka sibuk dengan makan siang mereka masing-masing.

"Eh Felix..." ucap Jisung memecah keheningan diantara mereka.

Felix hanya mengangkat alisnya sembari menoleh kearah Jisung.

"Gerombolan anak-anak tukang bully yang aku ceritain kemarin, kamu masih ingat nggak?" tanya Jisung.

Felix menganggukkan kepalanya menandakan ia ingat.

"Ya, kenapa emangnya dengan mereka?"

"Mereka ga seperti yang aku pikirkan ternyata." ucap Jisung.

Mata bulatnya masih fokus melihat Minho dari kejauhan. Hal ini membuat Felix penasaran kemana arah tatapan mata Jisung dan mencoba mengikuti tatapan Jisung.

"Kamu lihat laki-laki yang berambut hitam yang sedang makan itu?" tanya Jisung.

Felix memfokuskan pandangannya. Setelah menemukan sasaran yang menurutnya sesuai dengan ciri-ciri yang disebutkan Jisung, ia mengangguk.

"Kemarin aku menghabiskan soreku bersamanya" lanjut Jisung dengan senyum yang merekah dari bibirnya. Sumpit yang ia gunakan untuk makan sekarang ia gunakan untuk menunjuk sosok Minho.

Felix menatap Jisung penuh tanya. Bagaimana dalam satu malam lelaki itu bisa mengubah pola pikir temannya itu.

"Sepertinya kau berhutang banyak cerita padaku, Han Jisung" ucap Felix kembali melanjutkan makannya.

"Cepat habiskan makanmu dan ceritakan semuanya di kelas" lanjut Felix dan dibalas dengan sebuah anggukan oleh Jisung.

Namun ketika Jisung sedang menikmati makan siangnya, sebuah tangan menyentuh bahunya membuat sang empunya menolehkan kepalanya sebagai bentuk respon atas sentuhan itu.

Mata Jisung sedikit membelalak mendapati Minho sedang berdiri dibelakangnya dengan senyum manis yang terpampang diwajah tampannya.

"Eh Kak Minho?"

"Jisung, maaf ganggu waktu makanmu. Kamu sedang buru-buru enggak?" tanya Minho.

Felix yang berada disamping Jisung menatap kedua lelaki ini dengan tatapan heran.

"Sejak kapan mereka saling kenal? Wah sepertinya aku harus tahu cerita Jisung ini deh" batin Felix sembari melihat Jisung dan Minho satu persatu secara detail.

"Eh? Engga kok kak. Jisung ga sedang diburu apapun. Kenapa ya kak?" tanya Jisung dengan sopan. Ia menggeser pantatnya mendekat kesamping Felix memberi ruang duduk jika kemungkinan Minho mau duduk disampingnya.

"Teman-temanku mau kenalan sama kamu. Kamu mau ga ketemu mereka sebentar? Hehe" ucap Minho dengan nada sedikit canggung. Ia menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak sedang gatal.

"Eh?" mata Jisung kembali membesar lagi. Ia menatap Felix disampingnya dan mendapati Felix juga menatapnya dengan tatapan bingung kepadanya.

"Ada apa ini kok tiba-tiba?" batin Jisung berkecamuk.


To be continued


Thanks for reading my work! I hope you can appreciate my work by voting it and giving some comment and feedback for me.

Thank you. XOXO!

Mine (Minsung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang