4.the beatifull man ever

3.8K 420 20
                                    

"Turunkan aku tuan kim..aku bisa jalan sendiri.."

Taehyung pun menurut dan menurunkan rajanya itu dengan pelan pelan.saat ini mereka telah jauh dari lokasi penyerangan tadi dan tak ada terlihat musuh yang mengejar.

"Ah maaf yang mulia.." runduk taehyung merasa bersalah.

Jungkook  hanya mengibaskan tangannya acuh.dia bukan orang yang gila hormat jika di luar istana.tapi kalau sudah di istana jangan harap ada yang berani kurang ajar.

"Kita sekarang dimana.." gumam jungkook mengedarkan pandangannya dan refleks memeluk tubuhnya sendiri ketika angin kencang tiba tiba berhembus.

"Yang mulia.." taehyung sigap melepas jubah luarnya dan memakaikannya pasa jungkook.kembali teringat celotehan hoseok akan ke sensitifan tubub rajanya.

"Sebaiknya kita berjalan sedikit lagi..mungkin ada perumahan warga di sekitar sini.."

Jungkook hanya mengangguk dan pasrah saat taehyung kembali dengan lancang menggenggam tangannya dan menuntunnya berjalan.


Anehnya tidak asa rasa marah dalam hati jungkook yang ada malah perasaan berdebar debar.dia tidak mengerti apa arti debaran itu karena menurutnya seorang putri kecil bernama jungkook telah mati bersama perasaan dan nalurinya sebagai wanita.sekarang dia adalah jeongguk seorang raja muda yang tidak tersentuh.

Namun apa sekarang..hatinya tetaplah seorang gadis yang akan tersipu dan berdebar debar tatkala berdekatan dengan lelaki.yah meskipun tidak semua lelaki karena hati jungkook tidak semurah itu.

"Yang mulia..sepertinya di depan sana ada rumah tua.." suara berat taehyung memecahkan keheningan.

"Baiklah kita kesana..lagipula sebentar lagi sepertinya akan ada badai.." kata nta sambil mendahului melangkah cepat menuju rumah tua itu.


Gelap.itulah yang mereka lihat saat memasuki rumah tua itu atau lebih tepatnya bekas gudang penyimpanan lahan pertanian terlihat dari bekas tumpukan jerami dan juga padi yang berceceran.

Taehyung dengan cekatan mengumpulkan jerami itu dan kayu kayu kering bekas lapukan dinding dan membakarnya membuat api unggun.

Menggelar sebuah kain bekas yang ada disekitar situ dan dijadikan alas duduk untuk sang junjungan.

Tak lama setelah jungkook menghempaskan pantatnya untuk duduk di atas tikar yang digelar taehyung,petir menggelegar dan hujan deras serta angin ribut pun melanda dengan hebatnya.bahkan api unggun yang dibuat taehyung sampai hampir saja padam.

Deg

Tubuh taehyung membeku saat dirinya baru saja akan berdiri untuk memperbaiki api unggunnya tapi urung merasakan sepasang tangan bergelayut pada lengannya.

"Hiks..aku takut.."lirihnya menyembunyikan wajahnya dipundak taehyung.

"Tidak apa apa yang mulia..saya akan menjaga anda.." taehyung pun membelai kepala jungkook dengan lembut dan mengusaknya dengan canggung.namun ketika melihat wajah rajanya yang berangsur tenang dan mulai memejamkan mata,dia mulai menetralkan elusannya bagai mengelus kepala adik sendiri.

Petir terus menggelegar bersahut sahutan diiringi hujan yang semakin lebat.dan tubuh jungkook kadang bergetar jika suara menggelegar itu mengagetkannya.

"Ru..rumah ini tidak akan roboh kan..bagaimana jika rumah ini ambruk diterpa badai.." tutur jungkook ketakutan melihat rumah tua itu sedikit bergoyang jika ada angin ribut yang bertiup.

"Tidak akan yang mulia..sekarang anda tidurlah..saya akan menjaga anda..dan percayalah tidak akan terjadi apa pun.."

Jungkook melihat keyakinan pada mata taehyung dan dia mengangguk pasrah lagipula matanya sangat mengantuk akibat kelelahan.dan entah kenapa disaat begini baru dia sadar dia merindukan futon empuknya.

Female King[VK]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang