SERA POV
' apa dengan membuang anak akan menyelesaikan masalah noona?'
'Apa dengan mencari anak itu sekarang dapat menyelesaikan masalah?'
' apa kalian tau bagaimana beratnya hidup anak tersebut?'
' apa kalian tau nasib anak tersebut'
Sera yang akhirnya menggunakan taksi untuk pulanh hanya bisa terdiam dan memikirkan semua ucapan yang managernya itu katanya. Semua perkataan sehun benar benar berputar dalam ingatan.
' ada apa dengan sehun sebenarnya?'
' kenapa aku merasa sangat bersalam'
Semakin sera memikirkan perkataan itu semakin sera merasa bersalah atas perilakunya selama itu. Tanpa di sadari air mata turun dari matanya itu tanpa sadar. Sera yang akhirnya sadar menangis hanya bingung dengan keadaan saat ini.
' kenapa aku ini, kenapa aku menangis?' sambil mengusap air mata itu
Setelah menghapus air matanya itu sera kembali mencoba menghubungi managernya itu. Namun sehun masih tidak mengangkat teleponnya itu. Sera makin frustrasi dengan keadaan ini, banyak pertanyaan yang ingin dia tanyakan tapi orang yang akan dia tanya hilang entah kemana.
Tanpa sadar tiba tiba sera memikirkan anak yang selama ini sudah dia tinggal di rumah itu. Sudah hampir 22 tahun dia meninggalkan anak itu, untuk pertama kalinya lagi sera memikirkan anak itu. Anak laki lakinya yang dia lahirkan itu pasti sudah dewasa.
' bagaimana sekarang dia?'
' apa dia diasuh oleh orang dirumah itu?'
' apa dia baik baik saja?'
' apa kita bisa kembali bertemu?'
' apa aku bisa tau itu anakku?'
Semua pertanyaan itu berputar dalma pikiran sera sampai dia tidak sadar taksi yang dia tumpangin itu sudah sampai ditujuan yaitu rumahnya. Suara supir taksi itulah yang menghentikan lamunan sera itu.
" nyonya kita sudah sampai"
" ah .. kita sudah sampai. Ini pak terima kasih"
Sera yang sudah menyerahkan uangnya kepada supir taksi itu keluar dari taksi dan berjalan kea rah pintu rumahnya.
Sera masuk dan membuka semua pakaian yang menyamarkan penampilannya. Dia membuka syal yang menghalangi wajahnya, membuka mantel yang dia gunakan, dan menaruh tasnya di lemari itu. Sera yang selesai dengan itu berjalan kea rah kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah selesai membersihkan diri dan menggunakan piyama sera berjalan kearah kasurnya dengan handphone yang dia bawa. Setelah di Kasur sera kembali berusaha untuk menghubungi sehun namun masih belum diangkat. Sera mencoba mengirim banyak pesan hingga tengah malam namun belum juga dapat balasan.
Kesal dengan kelakuan sehun itu sera memelmpar handphonenya ke ruang kosong di Kasur sebelah kanannya.
" dasar manajer kurang ajar, berani beraninya menghilang dan tidak sedikitpun merasa bersalah, apa aku pecat saja dia!!"
Setelah semalaman kesal dengan sehun tanpa sadar sera tertidur. Namun dalam tidurnya sera memimpikan hal itu.
DUNIA MIMPI
Sera tiba tiba berdiri di sebuah taman bermain anak anak, dia melihat banyaknya anak anak yang bermain dan berlari disanah. Walau banyak anak anak disanah sera hanya tertarik dengan salah satu anak disanah. Anak yang diam di pojok sanah dengan tangan yang memeluk lututnya. Saat sera ingin menghampiri anak itu, sera melihat anak itu didatangi oleh anak anak lainnya. Membuat dia berkerubuni oleh anak anak.
Sera mendekat untuk melihat apa yang dilakukan anak anak itu dan juga berusaha mendengar pecakapan mereka.
' Ya Sehun untuk apa menangis, kata ommaku anak seperti kamu ini tidak pantas menangis, katanya kami ini anak pembawa sial, makanya kamu di tinggalakan di panti asuhan'
' aku bukan anak pembawa sial, aku ini anak yang baik' ucapnya sambil menangis
' kalau begitu buktikan dimana omma dan appamu sekarang juga'
' aku juga punya omma, selama ini kalian bertemu dengannya' ucapnya masih sambil menangis
' bukan yang itu omma kandungmu, omma yang melahirkamu, omma yang seperti kita punya'
Setelah mendengar itu anak laki laki yang bernama sehun hanya kembali menangis dan memasukan kepala di anatara kakinya yang dia peluk itu. Semua anak anak yang berkumpul itu hanya menunjuka dan menertawakan anak itu.
Tiba tiba sera berada di posisi dimana anak anak itu pulang sekolah. Banyaknya anak anak yang berlari keluar dan menghampiri orang tua mereka yang sudah menunggu di depan sekolah mereka. namun kembali lagi sera hanya tertarik dengan anak itu lagi. Anak yang keluar dengan berjalan lesu dari sekolah itu. Saat yang lain menghampiri orang tuanya, dia hanya bejalan menjauh sendirian. Tanpa sadar sera mengikuti anak itu dari belakangnya.
Anak itu terus berjalan dengan menunduk, seperti tidak percaya diri menghadapi sesuatu di depannya. Tidak berapa lama anak itu sampai di sebuah rumah yang bertuliskan panti asuhan di depan rumah tersebut.
Tiba tiba sera berada di sebuah ruangan yang sepertinya kamar dari salah satu panti itu. Terlihat sekelilingnya banyak Kasur tingkat diruangan kecil itu. Tidak lama kemudian masuklah anak laki laki itu lagi.
Terlihat anak laki laki itu menaruh tasnya di lemari di kamar itu. Sesudahnya dia berjalan dan duduk di Kasur yang sepertinya miliknya. Dia kembai menyender dan duduk dengan tangannya yang memeluk lututnya. Tidak lama kemudian terdengar tangisan dari anak itu.
' aku juga tidak minta dilahirkan seperi ini, aku juga ingin tau siapa omma ku, aku ingin tau bagaimana wajahnya'
' apa benar aku ini anak pembawa sial, kalau begitu kenapa omma melahirkan aku, kenapa dia pergi setelah aku lahir, kenapa dia tidak menghilangkan aku saja sebelum aku lahir'
' aku juga pengen mempunyai omma yang selalu menunggu di depan sekolah, omma yang membuka tangannya lebar saat melihaku keluar sekolah, omma yang memelukku erat saat aku berlari kearahnya, omma yang memegang tanganku di jalan menuju rumah'
' omma tau aku sangat iri dengan anak anak yang lain?'
' huh berbicara dengan siapa kamu ini sehun, ommamu bahkan tidak ingin melihat wajahmu, untuk apa aku berharap'
Sera yang mendengar curhatan anak itu tanpa sadar ikut menangis.
Kringg.... Kringggg
Tiba tiba suara telepon dari handphonenya membangunkannya. Sera bangun dan mengusap bawah matanya.
' apa aku menangis? kenapa mimpi itu terasa nyata'
Kringg.... Kringgg
Suara telepon itu kembali menyadarakan sera. Dia mencari handphonenya yang dia lempar kemarin.
SEHUN CALL
Hal itu yang terlihat di layar handphone itu. Sera yang melihat sehun meneleponya langsung mengangkat telepon itu dengan cepat.
" YA OH SEHUN DARI MASA SAJA KAU?"
TBC
aku bakal mencoba untuk update lebih cepat untuk cerita ini jadi lupa untuk komen dan juga like cerita ini juga. dan juga untuk pangeran dan rusa karena bakal ada cerita baru nanti.
bocoran sih cerita baru tentang detektif heheh
makasih udah baca cerita aku
happy reading
thanks you :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Why You? !
FanfictionHidup sendiri di ibukota seoul ini bukan hal mudah menjadi anak yang terlantarkan dan di tinggalkan di panti asuhan dan bertahan hidup tanpa ada tempat berlindung. # Family # Sehun # Sad