SEHUN POV
Seperti kata sutradara tadi, kita pergi lebih cepat dari jadwal. Noona sedang briefing dengan sutradara megenai dialog sedangkan aku sangat sibuk mengurusi ini itu.
Karena jadwal yang lebih cepat tim menjadi cukup berantakan. Noona yang datang belum siap dengan make upnya, tim make up dan kostum yang masih dalam perjalanan. Belum lagi aku harus mencari hotpack untuk noona karena cuaca sangat dingin walau ini siang hari.
"benar benar pagi yang berantakan" ucap sehun sambil mencari minimarket disekitar lokasi syuting.
Saat aku sudah mendapatkan hotpack aku cepat kembali ke lokasi syuting tersebut. aku merasa lega karena tim sudah datang dan noona sudah mulai di make up.
"ah untung kalian datang cepat" ucapku ke tim make up yang sedang merias noona.
" yah untung sekali aku sedang luang, kenapa tiba tiba jadwal di majukan" ucap perias tersebut
" ada perubahan naskah, dan juga kata mereka tiba tiba hujan salju lebat di pagi hari. Suasana akan terlihat lebih nyata dengan hujan salju asli seperti itulah katanya" ucap sehun dengan nada yang sedikit kesal
" lucu sekali melihat sehun marah begitu benar tidak?" ucap noona yang menanyakan pendapat perias itu
" haha benar, aku tidak pernah melihat ekpresi itu" ucap perias itu
" apa kalian jadi tim untuk membully aku" ucapku sambil memberikan hotpack itu ketangan noona
" kami tidak membully mu, tapi aku lebih sudah denganmu sekarang. Kamu terlihat lebih manusia" ucap noona sambil menerima hotpack yang aku berikan.
" apa selama ini aku bukan manusia?" ucapku kesal
" hem! Kamu selama ini seperti robot" ucap perias itu
" Ha! Waah! Aku pergi" ucapku kesal sambil berjalan menjauh
" mau kemana?!" ucap noona berteriak kepadaku
" bekerja!" ucapku berteriak tanpa berbalik badan dan masih meneruskan jalannya.
3 Hari kemudian
SERA POV
Sudah tiga hari ini syuting sangat sibuk. Kadang syuting lebih cepat kadang harus menunggu karena cuaca yang berubah ubah.
Saat ini aku sedang di mobil sambil menunggu syuting dimulai. Aku sendirian di mobil. Sehun? Aku tidak tau dimana anak itu. Katanya ada yang harus di arus diluar dan meninggalkan aku di mobil.
Sambil membaca naskah, tiba tiba handphoneku berbunyi.
Drttt. Drttt. Drtt.
Aku mengambil dan melihat siapa yang menghubungiku. Saat melihat nomer yang menghubungiku aku langsung mengangkatnya tanpa raga walau bukan nomer yang tersimpan di hadphoneku.
" apa sudah ada hasilnya?" ucapku buru buru tanpa bas abasi
" kamu Sudah mengirim email hasilnya?"
" baiklah, terima kasih nanti untuk bayaranya akan langsung aku transfer. Dan ingat jangan pernah beritahu siapapun."
Panggilan tersebut berakhir. Aku langsung mencari email dan membukanya. Disana memang benar ada email masuk dari orang suruhanku tadi. Aku melihat juga judul folder tersebut. namun hatiku sengat berdegup kencang untuk membukanya. Dengan keberanianku aku membuka folder tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why You? !
FanfictionHidup sendiri di ibukota seoul ini bukan hal mudah menjadi anak yang terlantarkan dan di tinggalkan di panti asuhan dan bertahan hidup tanpa ada tempat berlindung. # Family # Sehun # Sad