Bagian 19

62 14 0
                                    

SEHUN POV

"sehun-a bagaimana bila aku adalah ibumu?" ucapan itu yang aku dengar dari sera noona

" haha, noona terlalu terbawa suasana. Bagaimana bisa noona menjadi ibuku?" ucapku sambil tertawa

" kalau misalnya aku ibumu, kamu akan bagaimana?" ucapnya dengan nada penasaran

" kalau noona ibuku? Hem...." Putus sehun berpikir

"haha aku tidak bisa membayangkannya noona. Selama ini aku sudah menganggapmu seperti noonaku bagaimana bisa tiba tiba jadi ibuku" ucapnya sehun dengan nada tertawa

Namun noona hanya diam tanpa meneruskan percakapan kami. Akupun mulai kembali berkonsentrasi menonton film itu kembali.

Tidak terasa film itupun berakhir dengan ending yang selalu aku suka yaitu happy ending.

Aku melihat kearah noona yang tertidur disebelahku. Aku melihat wajahnya dengan hati hati.

"walaupun aku tidak punya omma aku senang berada di samping noona. Aku seperti memiliki saudara." Ucapku pelan

Aku berdiri dari bangku dan mencoba untuk mengangkat noona yang tertidur di bangku itu.

Bukan hal yang jarang aku memangku noona, sebagai managernya aku sering sekali memangku noona kalau dia Sudah kelelahan syuting bahkan tertidur dimanapun.

Aku pangku noona dan aku bawa ke kamarnya untur beristirahat.

Sesampai di kamar aku menaruh noona dengan hati hati di atas tempat tidur. Aku juga menutup tubuhnya dengan selimut dan mematikan lampu di atas loker disebelah tempat tidurnya.

"goodnight noona" ucapku



SERA POV

"walaupun aku tidak punya omma aku senang berada di samping noona. Aku seperti memiliki saudara." Ucap sehun pelan

Aku mendengar semua yang sehun ucapkan. Sebenarnya aku tidak tertidur aku hanya menutup mata dan berfikir. Namun sehun mengira aku tertidur jadi aku pura pura tertidur untuk menghilangkan kecanggungan kita.

Setelah mendengar itu aku makin dibuat bersalah. Aku masih butuh bukti yang kuat jika sehun adalah anakku. Namun jika sehun benar benar anakku apa yang harus aku lakukan?

Aku tidak bisa mengatakan kebenarannya. Bagaiman perasaan sehun bila aku yang selama ini dianggap noonanya tiba tiba menjadi ommanya.

'Apa yang harus aku lakukan?' Tanyaku dalam hati

Aku terus berpikir tanpa sadar aku benar benar tertidur.



---

Cahaya matahari menyilaukan mataku yang membuat aku terbangun dari tidurku.

Aku bangun dan berjalan keluar kamar.

Aku melihat sehun yang masih tertidur di sofa kemarin kita menonton film.

" kenapa dia tidur disini?" ucapku pelan

Aku kembali ke kamar untuk membawa selimut untuk sehun. Tidur di ruangan terbuka seperti ini pasti dingin.

"kenapa kamu begitu bodoh tidur disini? Apa tidak dingin" ucapku sambil menyelimuti sehun dengan selimut

Setelah itu pandanganku mengarah kepada wajahnya. Aku lihat dengan hati hati wajah itu. Sehun sangatlah tampan dan dewasa.

"sepertinya aku tau kenapa aku bisa suka kepadamu saat pertama kali kita bertemu" ucapku pelan tanpa membangunkan sehun yang tertidur

Aku bangun dan pergi ke arah dapur. Aku akan membuat sarapan untuk kita sebelum berangkat syuting.



-----

"noona sedang apa?" suara itu mengejutkanku saat aku sedang menata meja makan dengan masakan yang sudah aku masak.

" oh kamu sudah bangun?"

" kenapa noona tidak membangunkanku?"

" kamu tertidur sangat lelap. Oh iya dan kenapa kamu tidur di sofa? Kamu ini baru sembuh kenapa mencari penyakit lagi" ucap noona tanpa jeda

" tenang lah noona, aku ini namja yang kuat tidur di sofa tidak akan membuatku sakit lagi"

" namja yang kuat? Bagaiman dengan namja yang kemarin tiba tiba jatuh pingsan itu?"

Sehun terlihat malu dengan pernyataanku.

" haha namja kuat juga bisa sakit sesekali" sela sehun

" haha duduklah kita sarapan dulu"

" apa noona memasak ini semua?"

" heum, special untukmu"

" untukku? Dalam rangka apa?"

" dalam rangka menyehatkan namja yang tiba tiba jatuh pingsan"

" noona!!" ucap sehun meminta aku untuk berhenti menjahilinya

" haha sudah sudah, cepat makan nanti keburu dingin supnya"

Aku melihat sehun mengambil sendoknya dan mulai memakan mencoba supnya itu. Setelah sehun mencoba aku terus melihat kearahnya karena penasaran dengan reaksinya.

"bagaimana bagaimana?" ucapku penasaran

"hem.... Apa benar noona yang masak ini?" ucapnnya dengan wajah yang masam.

" iya, apa tidak enak?"

" kata siapa? Ini sangat enak kok!!" ucapnya jahil

" kamu yah benar benar"

Kita menikmati sarapan tersebut dengan saling berbincang dan tertawa Bersama. Aku sangat suka dengan suasana ini. Suasana yang memperlihatkan aku seperti ibu yang baik untuk anaknya.

Drttt...drrttt...drrrt...

Saat makanan beres tiba tiba handphone sehun bergetar.

" ohh, tunggu noona aku angkat telepon dulu" ucap sehun berdiri dan menjauh dari meja.

Aku memandangi tempat sehun yang kosong didepanku itu. Namun tiba tiba perhatianku teralihkan saat melihat sendok didepanku itu. Tanpa sadar aku mengambilnya dan menyembunyikannya sebelum sehun kembali.

"ah noona sepertinya kita harus cepat pergi, tadi sutradara menghubungiku" ucap sehun yang tiba tiba datang mengejutkanku.

"ohh baiklah aku mandi dulu" ucapku berlari sambil menyembunyikan sendok di tangaku yang tidak terlihat oleh sehun.


TBC

hai aku lagi seneng banget!! setelah seminggu kemarin aku deg degan parah akhirnya punya pekerjaan. akhirnya aku bisa kerja setelah hampir 2 tahun mencari. 

karena aku sedang bahagia aku bakal update 2 episode.

dan makasiiiih banget banget banget!! parah makasih banget yang udah like dan juga yang komen masih nunggu kelanjutan cerita ini. bikin aku makin semangat buat beresin cerita ini.

oh iya stay safe juga mudah mudah corona ini bisa beres dan semua bisa kembali normal yah. 

dirumahaja dulu jangan kemana mana baca aja wattpad aku dan cerita yang lainnya juga yah hehe

selamat membaca semuanya :)

Why You? !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang