Bagian 18

67 13 1
                                    

SERA POV

Aku mengemudikan mobil dengan cepat. Rumah aku ingin cepat sampai rumah. Aku ingin cepat mengetahui kebenarannya. Saat mendengar semua yang nenek itu bilang hanya nama sehun yang ada diotaku. Kenapa semua terasa bersangkutan?

" aku hidup sebatang kara dari kecil walau ada ibu panti"

Kata kata itu seperti film yang berputar berulang ulang di otaku.

" kau tau sehuna aku rasa orang tuamu punya alasan kenapa dia meninggalkanmu"

Semua percakapan di dalam mobil terus berputar di otakku.

" apa sehun benar anakku?"

" tapi bagaimana aku menanyakannya?"

" bagaimana aku menceritakanya?"

" apa hubungan kita akan membaik?"

" apa sehun dapat menerima kenyataan ini?"

" aku harus bagaimana?"

" apa sehun akan memaafkan aku?"

Berbicara sendiri itu yang selama perjalanan aku lakukan. Aku berpikir baik dan buruk yang akan terjadi bila sehun tau. Aku juga berpikir bagaimana mengetahui kebenaran ini.

Sampai aku tidak sadar aku sudah sampai di rumah. Aku sudah memparkirkan mobil tapi aku masih belum keluar dari mobil. Aku takut melihat sehun, aku takut mengetahui kebenarannya, aku takut dia menghilang dihadapanku.

Aku mencoba mengambil nafas dalam dan mengeluarkannya. Aku harus siap dengan semua yang akan terjadi. aku harus mencari tahu kebenaranya.

Akhirnya setelah hati aku siap, aku turun dari mobil dan masuk kedalam rumah itu. Aku sampai di depan pintu kamar yang sehun tempati itu. Aku mengambil nafas dalam dan mendorong pintu itu dengan lembut.

Saat aku masuk, tatapan kami langsung bertatapan. Ternyata sehun sudah bangun dan dia sedang duduk di atas Kasur itu. Aku berusaha terlihat biasa dan masuk menghampirinya.

" kau sudah bangun? Masih pusing?"

Tanganku terangkat ingin memeriksa suhu tubuh dari sehun, namun tanpa sadar tangan.

" wae?" ucap sehun bingung

Aku yang kaget dan tersadar karena ucapan sehun.

" ah tidak, karna kamu tidak menjawab jadi aku khawatir"

"ah sudah lebih baik noona, gomawo" ucapnya sambil tersenyum

" noona?" dengan pelan tanpa sadar

" ne?" namun sehun mendengar ucapan pelanku itu

" ahh haha tidak tidak" ucapku sambil tertawa canggung

" noona aneh! Maafkan aku noona jadi harus pergi kesana kesini sediri? Apa noona ada syuting? Bertemu pd-nim?"

" Tanya satu satu sehuna?"

" ah mian"

" aku hanya pergi ke suatu tempat, iya ini hanya urusan pribadi, urusan masa laluku" ucapku semakin lama semakin menipis hingga hampir tidak terdengar.

" apa yang noona ucapkan?" ucap sehun bingung

" ah lupakan, lebih baik kau istirahat lagi"

" noona aku sudah terlalu banyak istirahat dan aku mulai bosan dengan itu"

" haha hanya kamu orang pertama yang sudah bosan dengan istirahat"

" its not my style noona"

" ohh begitu, gimana kalo kita nonton aja mau? Aku punya banyak film bagus?"

" ah boleh boleh aku sudah lama tidak menonton film"

" ayo!"

Aku dan sehun memutuskan untuk menonton sebuah film di ruang tengah rumahku itu. Aku membiarkan sehun yang memilih film yang akan dimainkan karena di bilang dia jarang menonton film karena sibuk.

Sehun yang telah memilih film langsung duduk di sebelahku.

Mom

Judul film itulah yang muncul didalam layar TV tersebut. Aku kaget dan langsung melihat kearah sehun. Dia melihatku dengan senyum manisnya.

" kita nonton ini yah noona? Aku sangat suka film keluarga seperti ini. Karna setelah menontonnya aku seperti memiliki kenangan mengenai hangatnya keluarga"

Aku hanya diam terpaku dengan ucapan sehun tersebut.

" noona.. nonna? Apa kita nonton yang lain saja?" ucapnya sambil mengibaskan tangannya di depan mukakku"

" ahh kita nonton ini saja"

Sehun yang bersemangat seperti anak kecil yang diperbolehkan menonton tv itu langung serius melihat layar.

Namun bukannya melihat layar, sehun yang disebelahku lebih menarik dari pada film tersebut.

Hingga sebuah ucapan mengejutkan muncul tanpa sadar.

" sehun-a bagaimana bila aku adalah ibumu?"

TBC

Why You? !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang