SEHUN POV
"Aku tidak pernah menyangka rasanya sesakit ini hyung," ucapku dengan air mata yang aku tahan tahan dari tadi akhirnya menetes juga.
"Tapi bukan hanya rasa sakit yang kamu dapat kan?" Ucap hyung dengan tersenyum
Aku bingung dan hanya melihat ke arah matanya tanpa menjawab perkataanya.
"Kamu sudah mendapatkan jawaban dari pertanyaan selama hidup kamu. Kamu sudah tau kenapa kamu harus hidup sendiri, siapa appamu, siapa ommamu,dan ada dimana mereka,"
"Tapi bukan jawaban yang seperti ini yang aku harapkan."
"Hidup tidak ada yang pernah sejalan dengan yang kita mau, kadang apa yang kita mau malah dibuat berputar dulu oleh tuhan baru tercapai. Kadang kita bertanya kalo ada cara yang mudah kenapa tuhan harus memilih jalan yang memutar. Tapi kamu tau jawabannya, selama di jalan memutar itu kamu akan menemukan lebih dari keinginanmu itu. Apa kamu tau, apa yang kamu dapat dari jalan berputar itu?"
Aku hanya menggelengkan kepalaku.
"Emmm...coba kita lihat. Kamu menjadi anak yang baik, mungkin bila kamu hidup dengan omma mu, belum tentu kamu menjadi anak yang baik seperti sekarang. Kamu menjadi anak yang mandiri, kamu bertemu dengan omma panti, dan kamu menjadi punya hyung yang bisa kamu andalkan."
"Apa aku harus memaafkannya hyung, agar hati ini tidak sakit lagi?" Ucapku bingung sambil memegang dadaku
"Hyung bukan membela omma mu itu, apa yang dia lakukan tetap salah. Tapi hyung ingin kamu mengambil keputusan secara rasional, bukan dengan emosi. Kalo kamu masih tidak sanggup untuk melihatnya kamu bisa pergi jauh darinya, tapi kalo kamu sangat merindukannya, kamu bisa tetap di sampingnya. Pilihan tetap ada di tanganmu."
Aku terdiam dengan pernyataan yang diucapkan oleh chanyeol hyung.
'Keputusan dari hatiku?' ucapku dalam hati
"Sepertinya bubur itu lebih baik di buang saja, hyung sudah malas memanaskannya lagi. Sudah menjijikan!" Ucap hyung mengomel
"Ahh hehe, maaf hyung." Ucapku tertawa tipis mendengar hyung mengomel
"Nah gitu dong jangan murung, aku nggak suka liat bayiku ini cemberut."
"Hyung aku ini sudah besar!" Ucapku merajuk
"Mau sebesar apapun, kamu tetap bayi hyung!" Ucap hyung sambil mencubit pipiku
"Terima kasih hyung, sepertinya aku sudah mendapat jawabannya!" Ucapku dengan tulus
"Lakukanlah."
---
Saat ini aku sedang berdiri di depan pintu direktur tempatku bertemu. Direktur memanggilku kesini setelah tau bahwa aku anak dari artisnya itu. Sambil menghelakan napas aku membuka pintu itu dengan pelan.
"Kamu sudah datang." Ucapan itu yang aku dengar saat membuka pintu
"Sehun-a!" Ucapan lain yang aku dengar di balik pintu itu
Aku melihat ke depan dan melihat wanita yang sedang tidak ingin aku lihat. Dia tersenyum lebar dan berjalan cepat ke arahku. Terlihat tangannya yang terbuka lebar seperti akan memelukku.
Namun saat dia sudah dekat, tubuhku reflek mundur menghindari pelukan itu.
Dia melihat itu, tidak sengat melihat itu. Dia berhenti dan melihat ke arahku.
"Kamu dari mana saja? Omma sudah mencarimu kemana-mana!"
Namun aku tidak menjawab pertanyaan itu. Aku masuk dan memberikan salam sopan kepada bapak direktur.
Dia menyuruhku duduk dan wanita itu ikut duduk di depanku.
"Saya sudah mendengar semua dari Sera, bahwa kamu anaknya yang hilang selama ini."
'Hilang?' Ucapku dalam hati
"Di luar kamu bisa lilhat kan keadaan sangat kacau banyak sekali wartawan yang menunggu konfirmasi dari berita-berita yang sedang beredar saat ini. Karena itulah saya memanggilmu ke sini."
Aku masih memperhatikan bapak direktur dan menggu apa yang sebenarnya ingin dia katakan.
"Kita jawab semua pertanyaan wartawan dan beri tahu sejujurnya kepada publik. Bahwa sera sudah pernah punya anak, namun anaknya hilang dan mereka dipertemukan lagi dengan tragis seperti sekarang."
"Saya tidak masalah dengan itu." Ucap wanita di depanku itu
"Bagaimana sehun-a? Apa kamu mau menemani omma, atau biar omma saja yang sendiri menjelaskan ini semua?" Tanyanya kepadaku dengan senyum manis
Aku hanya terdiam, namun kedua orang disana hanya dia menunggu jawaban dari mulutku ini. Aku menghilangkan napas dan berdoa semoga keputusanku ini sudah benar.
"Akuu.....aku tidak mau." Ucapku yang awalnya gugup menjadi tegas.
"Kenapa sehuna? Kita bisa tinggal bersama-sama setelah publik tau." Ucap wanita di depanku dengan pandangan memohon.
"Tidak..aku tidak akan tinggal denganmu, dan juga menganggapmu keluargaku." Ucapku dengan tegas melihat ke arahnya
"APA??" Ucap wanita itu kaget!
TBC
Haaiiii haaiiii apa ada yang masih nungguin cerita ini
huhuhu maaaf sekali kalo lama tidak update
setelah kerja, banyak banget kerjaan dan udah gak ada tenaga buat nulis cerita di wattpad ini. Soalnya kerjaanku juga menulis cerita jadi cape banget ngetik dan liat laptop itu heheh
tapi jujur banyak banget cerita yang pengen aku tulis coba ngga usah di ketik yah wkwkw
semoga aku bisa lebih giat lagi yah nulisnya, tolong kasih semangat dong heheh
Jangan lupa like dan komen yah
love you guys
KAMU SEDANG MEMBACA
Why You? !
FanfictionHidup sendiri di ibukota seoul ini bukan hal mudah menjadi anak yang terlantarkan dan di tinggalkan di panti asuhan dan bertahan hidup tanpa ada tempat berlindung. # Family # Sehun # Sad