CHAP 27

4.7K 239 8
                                    

Pukul 20

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul 20.00, Raka dan Yovi baru saja keluar dari rumah sakit. Keduanya terlihat sangat lega setelah mengetahui tak ada masalah apapun pada kaki Yovi. Hanya saja perlu isturahat karena akhir-akhir ini Yovi giat berlatih lebih dari biasanya.

Meskipun telah dipastikan tak ada yang perlu dikhawatirkan dengan kakinya, tetapi Yovi terlihat sangat murung ketika berada di dalam taksi saat hendak pulang. Raka yang sejak tadi bersama Yovi turut bertanya-tanya dalam hati, apa yang membuat Yovi segelisah ini?

"Masih ada yang dikhawatirkan?" Ucap Raka.

"Gue nggak bisa tenang, Ka. Tentang Pak Wildan tadi," jawab Yovi sambil meremas-remas tangannya sendiri.

Raka baru paham.  Ya. Tadi ia juga sempat mendwngar sekilas cerita dari Yovi tentang hal yang terjadi. "Lo maunya gimana?"

Yovi menggeleng tak tau. Ia bahkan tidak bisa berpikir lebih jernih sekarang.

"Ke rumah Pak Wildan langsung?"

Yovi membelalakkan mata. "Gue takut, Ka. Saat ini gue juga enggak yakin siapa istri yang dimaksud Pak Wildan," ucap Yovi.

Raka tiba-tiba terkekeh. Ia geli  memembayangkan Yovi yang bisa-bisanya menyukai guru mereka sendiri.

"Ka! Kok lo malah ketawa, sih?" protes Yovi.

"Gue geli tau, nggak? Gue punya temen kayak lo yang suka sama gurunya sendiri," jawab Raka sambil mencoba menahan tawanya supaya tak terlalu keras.

"Raka! Serius! Gue lagi bingung," protes Yovi. Ia memperlihatkan wajah kesal pada lelaki yang duduk di sebelahnya itu.

"Okay.. Okay," jawab Raka. Kemudian ia menarik napas panjang supaya tawanya reda. "Tapi, beneran lo enggak tau sama sekali siapa istrinya Pak Wildan?"

Yovi menggeleng tidak yakin. Ia berusaha mengingat kembali apa yang pernah ia lakukan dengan Kristal maupun Lila.

"Kak Kristal," gumam Yovi.

"Siapa?" tanya Raka yang sekilas mendengar nama seseorang disebut Yovi.

"Iya. Kak Kristal, Ka. Istrinya Pak Wildan itu Kak Kristal. Gue yakin banget. Kemarin lusa gue ketemu sama Kak Kristal di dekat kompleks rumahnya Pak Wildan, saat itu gue lihat Kak Kristal bawa mobilnya Pak Wildan," ucap Yovi dengan yakin.

Sesaat kemudian, ia menangkupkan kedua telapak tangannya pada wajah. Yovi merasa sangat bodoh kali ini. Ia merasa bersalah pada dirinya sendiri dan juga Kristal maupun Lila. Yovi telah mengecewakan mereka.

"Antar gue ke rumah Pak Wildan sekarang, Ka. Gue enggak akan bisa tidur tenang sebelum ketemu sama Kak Kristal," ucap Yovi. Ia memutuskan untuk pergi ke rumah Kristal dan Wildan saat itu juga.

"Lo yakin?" Tanya Raka.

Yovi mengangguk cepat. Segera Raka meminta sopir taksi yang sedang mereka naiki untuk pergi ke rumah Wildan.

KRISTAL for WILDANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang