CHAP 29

5.5K 368 23
                                    

"Mas, bangun! Udah pagi," ucap Kristal yang membangunkan Wildan. Suaminya itu kembali tidur setelah melakukan sholat subuh tadi, sehingga Kristal yang baru selesai memasak harus membangunkannya lagi.

"Eughhh," Wildan mengusap wajahnya yang masih terlihat lesu. "Mas Wildan masih ngantuk, Kis.. Lagipula ini hari Sabtu, Mas tidak berangkat ke sekolah," ucap Wildan, kemudian ia kembali memejamkan mata. Sementara jari kakinya terlihat menarik selimut yang melorot ke bawah dan merapatkannya pada tubuh.

"Memang sekarang hari Sabtu. Tapi, Mas harus segera bangun! Apa nanti kata Teh Riani sama suaminya kalau datang, tapi Mas Wildan masih tidur," protes Kristal. Ia menarik selimut yang menutupi tubuh suaminya dan segera menyingkirkan selimut tersebut.

"Masih pagi, Kis. Mereka enggak akan datang sepagi ini," ucap Wildan dengan auara tidak jelas.

"Sekarang jam delapan, Mas. Mas Wildan bangun!" ucap Kristal yang mulai kesal karena Wildan tidak kunjung bangun. Kristal menggoncang-goncangkan tubuh Wildan sambil mendekatkan tubuhnya pada lelaki itu.

Merasa bagian tubuh Kristal yang menempel pada punggungnya membuat Wildan tersenyum kecil. Ia kemudian mengubah posisinya menjadi terlentang, sehingga menjadikan posisi keduanya bertindihan.

Wildan kemudian tersenyum lebar sambil mengamati wajah Kristal. Sepagi itu, dia disuguhi wajah yang tampak segar dengan make up tipis sehingga terlihat natural. Leher jenjang istrinya juga terlihat karena Kristal menggelung rambutnya ke atas. Dan tatapan mata Kristal yang begitu cantik turut menambah pesonanya.

"Kamu sangat cantik, sayangnya Mas Wildan belum bisa memiliki kamu sepenuhnya," ucap Wildan lirih sambil menyentuh dan mengusap pipi Kristal.

Kristal terlihat malu-malu sambil menahan senyum. "Mas! Apaan sih," ucap Kristal sambil menolehkan wajahnya.

"Ini benar, Kis."

"Sudahlah! Mas cepat bangun dan mandi."

"Sebentar lagi. Mas Wildan ingin menatap kamu seperti ini."

Kristal mendengus. Susah sekali membujuk Wildan yang ingin bermanjaan dengannya. "Kikis akan beri Mas Wildan hadiah pagi ini. Tapi, Mas Wildan harus janji setelah dapat hadiah langaung bangun dan mandi."

Wildan mengernyitkan dahi. Ia tidak tau hadiah apa yang akan diberi Kristal sepagi ini. "Hadiah? Memangnya apa?"

"Sebelum itu Mas Wildan merem dulu," ucap Kristal. Wildan menurut saja dan memejamkan matanya. Tangan kanan Kristal juga ikut menutup kedua mata suaminya yang masih terlentang juga di bawahnya.

"Memangnya hadiah apa, Kis?" Tanya Wildan yang penasaran.

"Jangan bawel dan jangan ngintip," perintah Kristal.

Wildan segera terdiam mengikuti perintah Kristal. Beberapa saat kemudian, Kristal tersenyum kecil. Lalu, ia segera mendekatkan wajahnya pada wajah Wildan. Menautkan sebuah ciuman manis pada bibir suaminya itu.

Wildan seakan terangsang oleh ciuman bibir Kristal. Niat Kristal untuk sekedar mengecuo bibir suaminya pun gagagl karena Wildan justru mengecup bibir Kristal sangat dalam. "Mmhh.." Kristal mendesah ketika ia mulai kekurangan napas karena terlalu lama bercumbu. Tangan kanan yang menutup kedua mata suaminya tadi akhirnya ia lepaskan dan berpindah menekan dada suaminya.
"Hadiah yang sangat bagus," ucap Wildan setelah puas mencium bibir istrinya.

Kristal tampak menyentuh bibirnya sambil bangun dan duduk dengan benar di tepi ranjang. Begitu juga dengan Wildan yang segera duduk, lalu menyandarkan kepalanya pada bahu Kristal dari belakang. Kedua lengannya turut melingkar pada perut gadis itu.

"Kapan bisa lebih dari ini?" ucap Wildan dengan suara lirih.

"Se-secepatnya," jawab Kristal dengan gugup. Lagi-lagi ciuman seperti itu membuat Kristal salah tingkah. "Le-lebih baik, Mas Wildan segera mandi sekarang. Kikis akan bersihkan tempat tidur ini," perintah Kristal yang sebenarnya untuk mengusir Wildan. Jika tidak jantungnya bisa lepas karena berdetak begitu cepat dikarenakan lelaki itu.

KRISTAL for WILDANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang