CHAP 28

4.7K 246 13
                                    


Keringat yang berjatuhan menjadi saksi perjuangan Yovi dan Raka selama berlatih untuk persiapan lomba lari. Apa yang telah mereka siapkan selama kurang lebih 2 bulan akhirnya tiba. Hari itu, hari-H lomba lari antar sekolah di tingkat kabupaten resmi dilaksanakan . Hari dimana menjadi penentuan untuk melihat hasil dari sebuah usaha yang tidak mudah bagi semua peserta lomba.

Raka dan Yovi sudah bersiap di pinggir lapangan. Mereka memulai pemanasan untuk meregangkan otot tubuh masing-masing. Selain itu, juga untuk menetralisir rasa grogi dalam ajang bergengsi tersebut.

Beberapa saat kemudian, Wildan datang menghampiri Yovi dan Raka sambil membawakan nomor punggung untuk keduanya. Tak hanya itu, di belakang Wildan turut serta Kristal dan Lila yang siap mendukung adik mereka sepenuh hati.

"Atlet putra mendapat giliran pertama untuk bertanding. Setelah itu baru atlet putri," ucap Wildan sambil menyerahkan nomor punggung pada Raka dan Yovi.

Raka dan Yovi terlihat menganggukkan kepala secara bersamaan sambil menerima nomor punggung mereka.

"Raka. Sekarang kamu harus pergi ke garis start terlebih dulu untuk mendapat briefing dari panitia. Nanti saya akan menyusul kamu," ucap Wildan meminta Raka untuk segera siap di posiainya.

Setelah lejadian dua hari lalu, meskipun tidak ingin mengingatnya lagi, tapi hal itu tetap saja masih teringat jelas. Tentunya karena kejadian itu, sekarang Wildan tidak banyak bicara pada Yovi. Begitupun sebaliknya. Keduanya merasa canggung untuk berbicara panjang lebar seperti sebelumnya.

"Raka, semangat ya!" ucap Lila sambil tersenyum lebar.

"Kamu pasti bisa!" lanjut Kristal yang turut memberi semangat pada Raka.

"Terimakasih banyak, Kak," jawab Raka sambil tersenyum pula.

Sebelum Raka pergi ke garis start bersama peserta lain, tidak lupa Wildan memberi wejangan dan motivasi untuk anak didiknya yang akan bertanding lebih dulu tersebut. Dengan penuh optimisme, Wildan yakin Raka bisa menampilkan yang terbaik.

Setelah selesai mendengar arahan dari Wildan, Raka segera pergi ke garis start bersama dengan peserta lain. Sementara Yovi kini dilanda rasa canggung. Yovi mencoba menghirup udara dalam-dalam untuk mengurangi perasaan itu.

"Dibawa santai aja, Yov," ucap Kristal menenangkan Yovi.

"Pertandingan ini adalah impian kamu. Jangan sampai menyia-nyiakan kesempatan ini," imbuh Lila yang sekarang juga berdiri di samping Yovi.

Para peserta lomba lari jarak 100 meter putra terlhat bersiap di garis start. Mereka sudah berada pada posisinya masing-masing sambil menunggu peluit tanda untuk berlari ditiupkan. Terlihat pula para penonton dari masing-masing sekolah memberikan dukungan untuk wakil sekolah mereka. Riuh tepuk tangan, teriakan, dan juga yel-yel menambah keseruan pagi itu.

Wasit terlihat memperhatikan tanda waktu di tangannya. Sesaat kemudian, peluit ditiupkan. Seketika para pelari mulai menapaki langkah demi langkah mereka untuk meninggalkan garis start. Ada yang terlihat begitu bersemangat sejak pertama berlari, ada yang terlihat santai-santai saja namun dengan penuh teknik, mengatur ritme langkah sambil mengatur pola napas.

Pada awal pertandingan, Raka terlihat berada pada posisi ke tiga dari belakang dari jumlah 8 atlet yang bertanding. Namun, ia mencoba untuk tetap tenang sambil mempraktikkan apa yang sudah dilatihkan Wildan selama ini. Para penonton semakin riuh ketika para peserta mulai salip menyalip untuk menjadi yang tercepat.

Benar saja, saat pelari lain terlihat kelelahan karena berlari cepat sejak awal, Raka bisa dengan mudah menyalip mereka. Hingga pada garis finish, Raka mendapat urutan nomor dua.

KRISTAL for WILDANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang