"Buka lagi pakaian kamu, Mas."
"Apanya yang lagi, Kis?Mas, sudah buka jaket ini."
"Lagi. Buka kaos kamu."
"Tapi kamu sendiri yang bilang tidak suka melihat Mas tanpa baju kan, Kis?Lalu untuk apa Mas harus membuka baju?"
"Turuti saja perintah Kikis!"...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di sebuah supermarket, tanpa sengaja Yovi bertemu dengan Kristal. Jika biasanya mereka hangout bersama, dengan Lila juga dan sudah direncanakan. Kali ini mereka bertemu tanpa direncanakan.
Yovi datang pergi ke supermarket iru dengan temannya. Sementara Kristal datang sendiri dengan mengendarai mobil Wildan. Hal itulah yang menjadi pusat perhatian Yovi ketika melihat Kristal turun dari mobil berwarna hitam itu.
"Kak!" panggil Yovi saat secara bersamaan dengan Kristal yang baru saja turun dari mobil.
Kristal mengamati sekitar tempat ia memarkir mobil. Sesaat kemudian ia baru sadar jika Yovi ada di sana. Gadis itu masih berada di atas sepeda motor bersama dengan temannya sambil melambaikan tangan pada Kristal. "Hai," ucap Kristal.
Ketika Kristal berjalan menghanpirinya, Yovi terlihat tersenyum. Namun, matanya melirik ke arah mobil yang rasanya tidak asing bagi Yovi. Tapi, ia sendiri lupa, mobil itu mirip dengan milik siapa.
"Kamu ke sini juga," ucap Kristal.
"Eh," ucap Yovi ketika baru sadar jika Kristal sudah ada di depannya. "I-iya, Kak. Gak nyangka bakalan ketemu Kak Kristal di sini."
"Iya. Kakak pikir tadi siapa. Kamu sampai ke daerah sini lagi ngapain, Yov?" Tanya Kristal.
"Ini, Kak. Cuma mau jalan-jalan aja sama teman aku," jawab Yovi sambil menoleh pada temannya. "Kebetulan haus, jadi mampir mau beli minuman."
Teman Yovi yang benama Shelma itu tersenyum ramah dan menjabat tangan Kristal, "Shelma, Kak."
"Hai. Nama Kakak, Kristal," jawab Kristal d8ringi dengan senyum lebar.
Tidak. Bukan itu yang sebenarnya membuat Yovi kini berada di supermarket yang tak jauh dari komplek rumah Wildan itu. Bukan sekadar untuk jalan-jalan, tapi ia memang berniat untuk mencari dimana rumah guru olahraganya itu.
"Tumben sekali sampai daerah sini," ucap Kristal.
"Iya, Kak. Mumpung hari Minggu, jadi bisa jalan-jalan sampai sini," jawab Yovi sambil tersenyum ramah.
"Masuk bareng kalau gitu, yuk!" ajak Kristal pada Yovi dan Shelma. "Kakak juga mau beli-beli camilan sama bahan buat masak."
Yovi dan temannya mengangguk setuju. Mereka segera melepas helm yang memang sejak tadi masih ada pada kepala mereka. Sesaat kemudian ketiganya masuk ke dalam supermarket untuk membeli barang yang diinginkan.
"Eh, Yovi tunggu. Biar Kakak yang bayarin," ucap Kristal sambil sedikit berlari ketika melihat Yovi dan temannya hendak membayar di kasir.
"Tidak usah, Kak. Terimakasih. Biar Yovi sendiri yang bayar," tolak Yovi. Ia merasa tidak enak karena Kristal sudah sering mentraktirnya ketika mereka hangout.
"Enggak apa-apa. Lagipula kamu cuma beli minuman sama snack. Uangnya kalian simoan aja. Biar ini Kakak yang bayar," jawab Kristal. Ia mengeluarkan uang dari dalam dompet untuk membayar barangnya dan juga Yovi.
