Jam pulang sekolah tiba, parkiran sekolah mulai dipadati siswa-siswi SMA Kesuma Jaya yang memarkirkan motor mereka disana.
Motor Ali beserta motor teman-temannya menghalangi jalan membuat semuanya harus menunggu. Tidak ada yang berani untuk memprotes, hanya bisa menghela nafas, atau mengumpat kesal melihat sikap para badboy itu.
Akan tetapi, ada salah satu cewek yang berani berteriak memprotes,"Cepet dong! Kalian kebiasaan banget sih!"
"Suka-suka kita. Motor lo mau keluar, kan?"tanya Damar dengan nada tengilnya.
"Iyalah, pake nanya lagi lo!"
"Diem atau ban motor lo gue kempesin!"ucap Ali dingin sambil memakai helmnya,"Lo lupa sekolah ini punya siapa?"
"PUNYA ALIANDIGO SI COWOK SOK BERKUASA!" Teriak cewek itu. "Udah sok berkuasa, hobby tawuran, bersikap welcome ke semua cewek. Dih, jijik,"
Saat itu juga, Ali langsung turun dari motornya. Semua murid yang sudah menaiki motor masing-masing hanya menyaksikan tanpa mengucapkan kata apapun atau berniat untuk mencegah Ali.
"Cowok lo siapa? Anak sini?"tanya Ali dengan wajah menyeramkan. "Karena gue gak mungkin buat hajar wajah lo yang ber-makeup tebel itu. Jadi, gue berurusan sama cowok lo aja. Mana?"
"Gue gak punya cowok! Udah cepetan! Lo gak liat di belakang gue udah banyak yang pengin cepat-cepat pulang?!"
"Sebelum lo minta maaf, gue dan kawan-kawan gue gak akan minggir."
"Minta maaf sama lo? Cihhhh, ogah!" Cewek itu membuang ludah di hadapan Ali. "Gak akan pernah gue minta maaf sama orang kayak lo!"
Ali mulai geram. Ingin sekali memberi pelajaran pada cewek ini.
"Udah, Li, dia cewek." Arkan menengahi sambil menarik lengan Ali untuk mundur. "Lebih baik kita ngupi di warung mbak mike, ayolah!"
"Gue belum kasih pelajaran ke cewek ini!"
"Dia cewek, men, udah lah!"
"Udah lo diem. Gak ada yang bisa halangin gue untuk berbuat apapun!" Ali berteriak murka. Sekejap semua murid langsung mematikan mesin motornya yang sudah mereka nyalakan. Hampir 10 menit mereka menunggu.
"Aduh, ini ada apa sih rame-rame? Saya kan gak bisa lewat jadinya," suara cempreng dari seorang cewek membuat Ali berdiam di tempat. "Kenapa semuanya diam? Kok, belum pada pulang sih? Nanti dicariin orang tua kalian loh! Jangan kesorean pulangnya!" Cewek itu masih berkicau sambil berjalan ke arah Ali dan rombongannya. "Loh, Kak Ali juga belum pulang?"tanyanya pada Ali. Ali sama sekali tidak menjawab. Dia hanya memasang wajah datarnya.
"Eh, cantik, pulang sama siapa? Mau di antar sama Aa Kevin gak?" Kevin turun dari motornya mendekat ke cewek mungil itu. "Ali gak akan mau antar. Jadi, Prilly sama Aa Kevin aja."
"Gak ah. Kak Kevin kan tadi habis gombalin sahabat saya. Kok, malah godain saya sih?" Dahi Prilly berkerut. "Ihhh, Kakak playboy, ya? Prilly langsung memekik. "Sana ah, husss!"
Keheningan yang sedari tadi tercipta berubah menjadi mencair gitu saja. Semua tertawa mendengar ucapan Prilly yang sangat berani sekali.
Kevin mengerucutkan bibirnya. "Untung cantik lo. Kalau enggak, gue ---"
"Apa?" Bukan Prilly yang bersuara, tapi Ali. "Cabut sekarang," Ali mulai menaiki motornya.
"Neng Prilly benar gak mau di antar?" Kevin lagi-lagi menawari. "Dijamin sama Aa Kevin aman terkendali,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy Is Mine
Teen FictionSosok playboy yang mempunyai sifat dingin, tidak pernah berprilaku manis terhadap perempuan, dan kini dia merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya dengan seorang perempuan mungil yang mempunyai sifat polos berbeda dengan perempuan lainnya.