Seketika kamar Prilly menjadi kapal pecah, buku-buku beserta alat tulis berserakan di atas kasur, laptop berlogo apple miliknya masih menyala sejak tadi malam karena ia teledor lupa mematikan.
Selesai mandi Prilly langsung memakai seragam dengan cepat,memoles wajahnya dengan bedak bayi lalu lip-balm di bibirnya agar tidak terlalu pucat.
"Non, ada Den Ali di bawah."teriak bik Surti dari depan pintu kamar Prilly yang masih tertutup.
"Iya suruh tunggu, Bik!"
Prilly menyambar tas ranselnya lalu keluar kamar bergegas kebawah menemui Ali.
"Yuk?"ajak Prilly yang sudah berdiri dihadapan Ali yang sedang duduk sambil memainkan ponsel.
"Telat?"
"Ha?"
"Lo kayak buru buru banget. Bangun kesiangan, ya?"
"I-iya."
"Abis ngapain semalem? Begadang pasti?"
Prilly menggaruk tengkuknya, "I-iya begadang. Habis nonton drama korea dilaptop."
"Berarti belum sarapan?"
Prilly menggeleng.
"Sarapan dulu."
"Bi-bibik gak masak."
Dahi Ali berkerut melihat wajah Prilly yang sedang berbohong. "Lo gak bakal bisa bohong sama gue, Prilly." Ali melangkah ke dapur menghampiri bik Surti.
"Ali, ngapain sih? Kita telat ih!" Prilly berjalan menyusuli Ali dengan hentakan kaki.
"Bibik gak masak?"tanya Ali.
"Masak atuh, Den. Setiap hari Bibik selalu masak buat Non Prilly tapi gak pernah dimakan."jawab bik Surti sambil mencuci piring.
Ali menoleh menatap Prilly dengan tajam membuat Prilly meneguk ludahnya. "MAKAN SEKARANG!"ucap Ali penuh penekanan.
"Kita udah telat!"
"Lo lupa sekolah punya siapa?"
Prilly memutar kedua bola matanya, "iya punya lo."
"Lo makan sekarang gue tunggu."
"Kita berangkat sekarang aja, pleaseee," Prilly menangkup kedua tangannya.
"Gak akan berangkat sebelum lo makan!"
"Yaudah, gue sama pak Ujang aja!" Prilly hendak melangkah namun Ali mencekal pergelangan tangan Prilly.
"Jangan batu kenapa sih." Ali berusaha sabar.
"Gue gak mau sarapan."
"Sarapan walaupun sedikit. Roti tawar aja mau?"
"Terserah lo!" Prilly berjalan menuju meja makan diikuti Ali. Prilly duduk di kursi lalu menidurkan kepalanya diatas meja makan.
"Selai nya mau rasa apa?"tanya Ali sambil meraih satu roti tawar lalu diletakkan di piring.
"Au!"
Ali menghela nafas sambil menggeleng melihat tingkah Prilly. Gadis itu rupanya sangat keras kepala juga ternyata. Tapi menggemaskan menurut Ali.
Untuk sekarang bergantian Ali yang berusaha sabar, dahulu Prilly sudah bersabar dengan sikapnya yang sangat keterlaluan.
"Nih makan," Ali meletakkan piring berisi roti tawar dengan selai kacang didepan Prilly.
Perlahan Prilly mengangkat kepalanya lalu melahap roti tawar yang Ali buatkan untuknya. Perhatian kecil tapi bisa membuat hati Prilly menghangat.
"Mau susu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy Is Mine
Teen FictionSosok playboy yang mempunyai sifat dingin, tidak pernah berprilaku manis terhadap perempuan, dan kini dia merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya dengan seorang perempuan mungil yang mempunyai sifat polos berbeda dengan perempuan lainnya.