BAB 14

8.6K 794 86
                                    

Disaat jam pelajaran sedang berlangsung, pak Hendra menyusuri dari kelas ke kelas dengan membawa penggaris panjang, sisir, serta gunting tajam yang sudah siap menyari mangsa pagi ini. Inspeksi dadakan dimulai. Yang sedang tidur dipojok kelas langsung terkesiap bangun, yang sedang menonton sesuatu dibawah meja terpaksa mematikan ponselnya dan kembali duduk seperti semula. Sungguh pak Hendra sangat mengganggu!

"JOKO! DASI KAU BENARKAN!

"SIAPPP PAK!"

"TONO! RAMBUT KAU SUDAH DI POTONG BELUM?!"

"DARI ATAS SAMPAI BAWAH SUDAH PAK!"

"HEH TONO, RAMBUT BAWAH TUH APA MAKSUD KAU?"

"BULU KAKI LAH PAK! MANGKANYA BERFIKIR YANG JERNIH! JANGAN NETHINGAN MULU SAMA SAYA!"

"SUDAH SUDAH! IJAH MANA IJAH? HAPUS LIPSTIK DI BIBIR KAU! TIDAK PANTAS KAU MEMAKAI LIPSTIK KEMERAHAN BEGITU! TERLIHAT SERAM!"

"YAELAH PAK, SAYA UDAH CANTIK BEGINI!"

"KEVIN MANA KEVIN? SUDAH GANTI CELANANYA BELUM?!"

"MASIH ABU-ABU, PAK! NANTI KALAU SAYA GANTI WARNA MERAH BAPAK MARAH LAGI!"

"CELANA KAU ITU TERLALU KETAT, TIDAK MALU KAU TERLIHAT MENONJOL?!"

"MASYAALLAH BAPAK! JANGAN BUKA-BUKA AIB SAYA! SAYA BUKA NIH AIB BAPAK WAKTU DI RUANG GURU SEDANG SENDIRIAN DIPOJOKAN!"

"DIAM KAU KEVIN! ITU SIAPA TUH YANG MEMAKAI ROK KETAT?! KAU INI MAU SEKOLAH APA MAU MENGGODA?!"

"AWAS PAK HENDRA NANTI BERDIRI!"

"KEVIN JANGAN AMBIGU!"

Disisi lain, Ali duduk menyenderkan tubuhnya ditembok depan kelas. Tidak perduli dengan keberisikan didalam kelasnya. Banyak murid berlalu-lalang berusaha untuk kabur menghindari pak Hendra. Ada yang mengumpat di toilet, uks, bahkan dikantin.

"Gila! Pak Hendra sadis banget anjir!"cerca Kevin yang baru saja keluar dari kelas sembari meringis. "Hampir aja celana gue digunting!"

"Jangan mau kalah sama guru, Vin." Ali terkekeh kecil. "Harus lebih sadisan kita!"

"Yoiii!" Kevin ikut duduk disamping Ali. "Arkan sama Damar kemana tuh?"

"Ke toilet, biasa."

"Ngerokok?"

Ali mengangguk singkat.

"Udah berapa hari ini cewek cempreng itu gak muncul, ya?"tanya Kevin heran. Yang dimaksud cewek cempreng itu adalah Prilly. Sudah tiga hari ini Prilly tidak pernah memunculkan diri dihadapan mereka. Wajar saja Kevin dan yang lain kepo dengan hubungan Ali dan Prilly.

Ali mengangkat kedua bahunya acuh. "Gak perduli gue, Vin."

"Gak ada rasa sedikitpun sama dia?"

"Enggak."

"Sedikit.... aja?"

"Gak tau ah!" Ali berdecak. "Gue pusing bahas cewek!"

"Lo gak akan pusing kalau lo jalanin semuanya dengan ikutin kata hati lo sendiri. Sekarang, yang lo jalanin malah ikutin ego  dan gengsi lo. Jadi wajar aja lo pusing!"

"Gue harus gimana sih? Semua orang nyalahin gue!"ujar Ali emosi. Emosi pada dirinya sendiri.

"Minta maaf sama dia, Li. Lo banyak salah sama dia. Dan belajar buat ngehargain hubungan!" Kevin menasihati.

"Lo ceramahin orang bisa! Tapi lo sendiri aja masih berantakan!"

"Seberantakannya gue, gue masih bisa ngeyakinkan hati gue, Li. Gak kayak lo, yang labil padahal cinta! Kalau udah gak ada pasti nyesel!"

Playboy Is Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang