Aliandigo: Bella, lo kemana? Gak masuk lagi?
Ali memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku seragam, kemudian menghela nafas kasar. Sudah tiga hari ini Bella tidak masuk sekolah. Tentu saja Ali khawatir pada sahabatnya itu. Apalagi setelah mengetahui kehidupannya yang berubah dan pasti Bella membutuhkannya.
Ali menidurkan kepalanya dengan berbantalan tas ranselnya. Pelajaran matematika sedang berlangsung di kelasnya membuat Ali bertambah pusing.
"Lo kenapa gelisah gitu, Li?"tanya Kevin yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Ali di sampingnya. "Kayak lagi gelisah gitu?"
"Bella udah tiga hari gak masuk,"jawab Ali. Cowok itu masih memejamkan matanya. Berusaha menghilangkan rasa gelisahnya.
Kevin berdecak mendengarnya. "Dia mah emang jarang masuk kali, Li. Udah biasa. Kenapa lo gelisahin begitu sih?"
Ali tidak berniat untuk menjawab. Bercerita pada Kevin akan membuat suasana kelas yang sedang hening ini menjadi heboh karena keberisikan Kevin. Kevin memang seperti itu, kalau sedang membicarakan sesuatu pasti cowok itu yang paling heboh sendiri. Dan banyak bertanya.
"Bella udah gede, Li, dia gak perlu di khawatirin. Lo juga jangan terlalu begitu. Nanti Prilly bisa salah paham," Kevin menasihati dengan suara pelannya. Ia menunjuk Arkan yang duduk di meja depan, sedang sibuk memperhatikan penjelasan guru. "Yang Arkan bilang itu bener. Jadi lo jangan marah kalo di nasihatin."
Nasihat Kevin sepertinya tidak menarik untuk Ali. Cowok itu masih sama dengan posisinya. Matanya pun masih terpejam. Kevin hanya bisa mengelus dada. Untung sabar. Sedangkan Damar yang berada di meja depannya sedang sibuk memainkan games di ponselnya.
Ali merasa ponselnya yang berada di dalam saku seragamnya bergetar. Dengan cepat Ali membuka pesan yang ternyata dari Bella.
Bella : Gue masuk. Lagi di roftoop.
Ali beranjak dari duduknya membuat seisi kelas menatapnya, termasuk Arkan. Tanpa meminta izin pada guru, Ali pergi keluar kelas dengan langkah lebarnya. Arkan menatap Ali yang sudah melesat keluar, kemudian menatap Kevin seolah bertanya. Kevin yang di tanya hanya bisa mengangkat kedua bahunya.
*****
Ali menemukan Bella yang sedang duduk membelakanginya. Pandangan cewek itu lurus ke depan. Kedua mata Ali membulat ketika melihat kepulan asap yang Bella keluarkan dari mulutnya. Pasti sedang merokok.
Ali melangkah mendekat. Setelah berada di samping Bella dan cewek itu sudah menyadari keberadaannya, Ali pun membukukkan tubuhnya lalu menepis rokok yang berada di selipan jemari Bella tanpa mengatakan apapun. Hanya menatapnya dengan sorot tajam yang langsung Bella pahami bahwa Ali sedang marah sekarang.
"Maaf, gue ngebantah larangan lo,"ucap Bella pelan. Ia langsung mengalihkan tatapannya dari mata tajam Ali yang masih menatapnya. Kembali menatap lurus ke depan.
"Gak takut jatuh lo duduk di pinggir begini?"tanya Ali. Cowok itu duduk di samping Bella.
Bella menoleh ke arahnya. "Lo lupa gue ini bukan cewek cemen?"kata Bella sengit.
Ali hanya mengedikkan bahunya. Kemudian keadaan hening seketika. Mereka terhanyut di dalam pikiran masing-masing dengan pandangan lurus ke depan.
"Kemana aja lo gak masuk?"tanya Ali.
"Kan, gue emang jarang masuk sekolah, Li. Kok lo baru nyadar? Baru nanyain kayak gini?" Bella menatap Ali yang juga sedang menatapnya. "Baru perduli, ya?" Bella terkekeh pedih.
"Semua perduli sama lo, Bel. Jadi jangan pernah merasa sendiri," Ali tesenyum tipis dan menepuk bahu Bella.
"Termasuk lo?"tanya Bella memastikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy Is Mine
Teen FictionSosok playboy yang mempunyai sifat dingin, tidak pernah berprilaku manis terhadap perempuan, dan kini dia merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya dengan seorang perempuan mungil yang mempunyai sifat polos berbeda dengan perempuan lainnya.