12. HARI YANG BERKESAN

38 5 2
                                    

                         Hari ini adalah hari terakhir ujian dan aku sangat bersemangat apalagi hanya ada satu mata pelajaran hari ini jadi bisa pulang lebih pagi. Akan tetapi gara-gara angkot yang tak kunjung datang, aku hampir saja telat. Beruntung guru penjaga ujian telat masuk, jadi aku aman.

"Huuhh,, untung belum ada guru!" Ucapku setelah duduk dibangkuku dengan nafas ngos-ngosan akibat lari dari gerbang utama menuju kelas.

"Ahh sial!!, aku tidak bisa lihat si ratu telat jatuh!" Seru Andi sambil melirik kearahku, yang kemudian menepuk dahinya dengan tertawa kecil.

"Selalu mancing emosi tuh orang!!" Gerutuku kesal.

"Mangkanya lain kali jangan telat!" Deva menyambar pelan. Aku langsung menengoknya dengan muka agak kesal. Dan dia hanya tersenyum simpul dengan posisi duduknya yang sangat santai.

"Bukannya belain malah ikut-ikutan!" Gumamku kesal dalam hati.

"Hee ratu cuek!"

"Lihat sini, aku mau tanya!"

"Heii, serius aku mau tanya penting!!"

Aku tetap sibuk dengan buku pelajaranku dan tidak memperdulikan panggilan Andi, sambil berdo'a agar guru penjaga segera masuk supaya Andi segera berhenti menggangguku. Aku sangat malas meladeni cowok kepedean itu.

"Serius Lan, kali ini aku tidak akan mengganggumu!" Pinta Andi, dengan melempar-lempar gulungan kertas kecil kearahku.

"Apasihh An, ganggu aja orang lagi belajar!!" Jawabku dengan sangat kesal. Dan tiba-tiba guru penjaga ujian masuk.

"Ehh ada guru! Lan, nanti pulang sekolah jangan pulang dulu, aku mau ngomong penting!!" Ucap Andi dengan wajah sangat serius, yang kemudian memutar posisi duduknya kedepan. Entah apa yang akan dibicarakan aku tidak memperdulikannya, pasti juga mau gangguin aku.

                   Guru penjaga ujian segera memulai dengan membagikan soal dan lembar jawaban sebelum suasana kelas menjadi hening karena semua fokus dengan soalnya masing-masing. Waktu sudah menunjukkan pukul 08.30 WIB, yang artinya masih setengah jam lagi waktu mengerjakan berakhir akan tetapi lagi-lagi si cowok kepedean itu selesai terlebih dahulu. Dia memang salah satu siswa cerdas disekolah, seperti yang sudah aku ceritakan diawal. Dan seharusnya Deva juga bisa selesai lebih cepat sama seperti Andi, tapi dia selalu mengumpulkan lembar jawabannya bersamaan denganku, entah apa tujuannya. Yaa begitulah, kalau tidak membuatku betanya-tanya bukan Deva namanya.

"Ssttt sssttt... Lan, aku tunggu di depan cepetan!" Bisik Andi kepadaku sebelum keluar kelas. Aku hanya melihat tingkahnya tanpa mengeluarkan satu katapun. Dan aku malah memperlambat mengerjakan soalku, berharap Andi bosan nunggu dan akhirnya pulang. Tepat pukul 08.45 WIB aku beranjak dari tempat duduk untuk mengumpulkan lembar jawaban dan soal, dan seperti biasa Deva mengikutiku dari belakang. Setelah menumpuk lembar jawaban aku dan Deva keluar kelas. Baru juga aku mau bilang "Alhamdulillah, si Andi udah pulang!" Eeee orangnya muncul dari kanan kelas sambil membawa satu botol minuman, kelihatannya dia habis dari kantin.

"Akhirnya si ratu telat keluar juga!!" Ucapnya sambil berjalan kearahku dan Deva.

"Sorry An! Bulan ada janji sama aku." Tiba-tiba Deva menarik tanganku menjauh dari Andi.

"Tapi Dev, aku mau ngomong bentar doang!" Seru Andi. Deva tetap berjalan sambil menarik tanganku, aku melihat raut wajah Andi sangat bingung melihat tingkah Deva.

"Dev mau kemana??" Tanyaku.

"Nanti juga tau sendiri!" Jawabnya dengan masih menggenggam tanganku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa selain mengikutinya, dan tak lama Deva menghentikan langkahnya kemudian masuk kedalam ruangan yang penuh dengan alat musik.

Diam Membungkus Perasaanku [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang