19. PERPISAHAN SEKOLAH

26 4 2
                                    

                    Selesai sholat shubuh aku menuju almari baju disudut kamarku, ku buka dan ku pilah-pilah untuk mencari baju kebaya warna merah hati yang dulu diberikan oleh tante untuk acara pernikahannya. Tak butuh waktu lama aku sudah menemukan setelan kebaya itu, segera aku ambil dan memasukkannya kedalam tas gendong coklatku. Setelah perlengkapan untuk acara perpisahan nanti sudah beres aku siapkan, dengan buru-buru aku berlari menuju kamar mandi. Karena memang sangat pagi acara dimulai yaitu jam 07.00 WIB, semua siswa harus sudah hadir.  Dan orang tua murid jam 08.00 WIB.

"Buu aku langsung berangkat ya!" Ujarku sambil memperbaiki pakaianku.

"Hee Lan ayo makan dulu, nanti acaranya sampai siang!"

"Nggak usah bu, aku buru-buru, ada urusan yang harus aku selesaikan terlebih dahulu, berangkat bu Assalamu'alaikum!" Setelah mencium punggung telapak tangan ibuku, aku langsung berlari keluar rumah untuk menunggu angkot.

"Ehh Lan tunggu!" Teriakan ibu menghentikan langkahku.

"Ya bu, kenapa?" Tanyaku bingung.

"Bukannya kamu disuruh pakai kebaya?"

"Ohh iya bu, aku mau ganti disekolah aja. Ribet kalau dari rumah!"

"Sudah kamu bawa semua perlengkapannya?"

"Sudah bu! Aku berangkat dulu, takut telat!" Jawabku sambil berlari meninggalkan ibu yang sedang mengelengkan kepala melihat tingkahku.
-----------------------

                 Tiba disekolah aku sudah disuguhi dengan pemandangan siswa-siswi yang sibuk mempersiapkan diri untuk tampil diacara nanti. Akan tetapi aku tidak melihat seseorang yang menjadi alasanku buru-buru pagi ini, segera aku menelusuri tempat persiapan untuk mencarinya.

"Lan, kamu kok belum siap sih?" Tanya Putri mengagetkanku, saat sedang clingukan mencari seseorang itu.

"Ehh, iya Put ini tinggal ganti baju kok!" Balasku masih dengan clingukan.

"Cari siapa sih, kok bingung amat kayaknya?"

"Deva ya??" Lanjutnya, seketika aku langsung menatap wajahnya dengan bingung.

"Di ruangan musik!" Ujar Putri sambil tersenyum, seakan memahami arti dari tatapanku.

"Terimakasih Put!!" Aku langsung berlari menuju ruangan musik untuk memastikan.

                 Setelah sampai, aku melihat cowok teka teki itu sedang memainkan piano dan bernyanyi.

"Sungguh Dev sejak mendengar suaramu, aku lupa dengan kata bosan!" Gumamku dalam hati, sambil menatap kearahnya yang sedang fokus bernyanyi.

"Dev!" Panggilku, menghentikan aktivitasnya.

"Ya?" Jawabnya sambil mendongakkan kepalanya kearahku. Sebelum membalas aku berjalan mendekat kearahnya dengan menundukkan kepala.

"Kenapa Lan, kok kelihatannya lagi bingung?" Tanyanya heran, aku menghentikan langkahku yang sudah berada lebih dekat dengannya.

"E e enggak Dev, aku cuma mau minta maaf!" Jawabku dengan terbata-bata, karena takut dia akan marah kepadaku.

"Buat?"

"Kemarin aku sudah menjauhimu tanpa alasan yang jelas!" Aku sudah berfikir dia pasti akan marah denganku, jantungku sudah berdetak tidak karuan. Dan ekspresinya membuatku terheran-heran, bukannya marah dia malah tersenyum mendengar ucapanku.

"Kenapa?!" Sontak aku bertanya.

"Ngapain minta maaf, sudah biasa!" Balasnya dengan sangat enteng dan masih dengan senyum yang melekat dibibirnya.

Diam Membungkus Perasaanku [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang