Haloo teman-teman ini lanjutan part 14 yaa,, karena takut kepanjangan jadi aku bagi dua dehh hehe.. ^_^
*Selamat membaca dan semoga suka yaa*
______________________________________Wajah Deva terlihat jelas dikaca spion kirinya, dan rasa kagum selalu terbesit dalam benakku. Hmmm,, jadi teringat waktu aku sedang menulis puisi di taman sekolah, dan karena menurutku kurang bagus jadi aku merobek kertas itu lalu meremasnya hingga berbentuk bulatan kemudian melemparnya, ternyata tidak sengaja mengenai kepalanya waktu sedang berjalan disekitar taman. Aku kira dia akan memarahiku, akan tetapi dia hanya menatap kearahku lalu mengambil kertas itu dan membuangnya ketempat sampah, tanpa mengatakan apapun kepadaku. Yaa.. Sikap misteriusnya itu selalu membuatku bertanya-tanya hingga akhirnya rasa kagum berlebih itu muncul pada diriku.
"Udah puas mandanginnya?" Aku terkejut mendengar perkataan Deva, tanpa sadar dari tadi aku mengamati wajahnya sampai-sampai tidak sadar kalau motornya sudah berhenti.
"E e e.... Udah sampai yaa??" Ucapku sedikit terbata-bata, dan salah tingkah karena ketahuan.
"Tuh pemandangan kesukaan kamu!"
"Wahhhh, Deva!! Setelah sekian lama aku memimpikan kembali kesini akhirnya sekarang tercapai jugaa, makasih yaa!!" Ucapku dengan begitu bahagia, yang akhirnya bisa menghirup udara segar seperti waktu Deva pertama kali mengajakku kesini.
"Kamu bisa berteriak sekenceng-kencengnya disini, untuk melepaskan beban masalahmu.." Aku langsung lari menuju tepi dan berteriak kencang.
"Aaaaaaaaa...!" Aku melepaskan semua kekesalan. Dan Deva yang berada disampingku melakukan hal sama denganku, akhirnya kita teriak bersama-sama dan tertawa bersama kemudian. Sungguh ini akan menjadi cerita indah dalam hidupku. Aku akan berusaha bersikap biasa saja didepannya, meskipun sangat berat sebenarnya harus berbohong tentang perasaan sendiri.
---------------------Aku menatap bulan dan bintang yang terlihat indah menghiasi malam, sambil mengingat kejadian tadi pagi bersama Deva, sungguh sama indahnya dengan sinar bulan dan bintang malam ini. Akan tetapi perasaan resahku muncul kembali ketika aku mengingat tentang sahabatku Risthi, segera aku mengambil ponselku yang masih tersambung dengan kabel cas itu, lalu kembali ke teras lagi. Kemudian membuka aplikasi Whatsappku untuk melihat pesan ku sudah dibaca atau belum. Dan ternyata centang dua abu-abu itu sudah berubah menjadi biru namun tak ku lihat jawaban darinya, aku memberanikan diri untuk menekan tombol telfon untuk menghubunginya, dan sama aku tak mendapatkan jawaban darinya.
"Bagaimanapun caranya Risthi harus mendengarkan penjelasanku!" Gumamku resah.
"Tiiingg" Dering notif dari ponselku. Aku segera membukanya.
"@devandra mengirimkan anda pesan"
"Tidur!" Isi pesan Deva. Aku tersenyum membacanya.
"Tau aja dia, kalau aku susah tidur malam ini!" Pikirku dalam hati.
"Iya!" Balasku singkat. Dia tak menjawabnya lagi. Aku memutuskan untuk beranjak dari teras untuk munuju kamar tidurku, merebahkan badanku yang terasa begitu lelah.
"Aduhh!!" Tiba-tiba ada sesuatu yang mengenai kepalaku. Segera aku melihat kebelakang, ternyata ada bulatan kertas dilantai kemudian aku mengambilnya sambil melihat disekeliling rumahku, namun tak ada seorang pun disana.
"Kira-kira siapa yang menimpukku menggunakan ini, malam-malam lagi kurang kerjaan banget!" Pikirku sambil berjalan masuk menuju kamar tidurku. Aku berniat membuang bola kertas itu, akan tetapi setelah aku amati disana ada tulisan "Baca" tulisannya sedikit kurang jelas karena sudah diremas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diam Membungkus Perasaanku [TAMAT]
Подростковая литератураCerita tentang Persahabatan, Percintaan, dan keluarga. "Biarkan untuk saat ini aku membungkus rapi perasaanku dalam diam, karena aku yakin jika Tuhan sudah menghendaki semua pasti akan indah pada waktunya!"