18. DETIK DETIK MENEGANGKAN

32 6 2
                                    

              Setelah hampir satu minggu lebih aku selalu menjauh dari Deva. Dan perpisahan sekolah sudah tinggal satu hari lagi, rasanya sudah tidak sanggup melakukan hal bodoh ini. Sindy yang semakin hari selalu mendekati Deva meskipun cowok teka teki itu terlihat biasa saja namun tetap rasa percaya diriku gugur seketika saat melihatnya. Beruntung aku sangat pandai menyembunyikan perasaan jadi tidak ada seorang pun yang tau kalau aku tidak suka melihat kedekatan mereka.

"Lan ayolah ke kantin!!" Rengek Risthi, yang seketika menyadarkan lamunanku. Karena memang aku selalu menolak ajakannya ke kantin seminggu terakhir ini, agar aku tidak melihat Deva maupun Sindy.

"Males Riss!! Ini udah bawa bekal, biasanya juga makan ini kan!" Ujarku sambil menyodorkan kotak bekal.

"Iya sih Lann, tapi aku kangen suara Andi sama gitarnya.. Ayolahh!!" Masih dengan nada merengek.

"Yaudah berangkat sendiri ya!"

"Nggakk maau!!"

"Yaudah gausah, ini juga udah mau masuk"

"Bulann mahh..!!"

"Udah nih makan, abisin.." Melihat raut wajahnya yang cemberut aku tertawa kecil karena lucu, tapi sebenarnya juga kasian. Aku sudah terlalu egois mementingkan perasaanku sendiri agar tidak sakit melihat Deva dan Sindy, namun tidak memikirkan perasaan sahabatku yang sangat rindu dengan pujaan hatinya di kantin. Maafkan aku Ris!

Tiiinngg!!

Bunyi notif dari ponselku mengagetkanku, segera aku mengambilnya didalam saku seragamku.

"Lan bisa bantu aku?" Pesan dari Andi. Aku terkejut membacanya, tidak biasanya dia mengirim pesan kepadaku sekalinya mengirim minta bantuan.

"Haa? Bantu apa?" Balasku.

"Tapi janji dulu jangan bilang siapapun!"

"Kenapa emangnya, ini baru aja mau bilang Risthi."

"Jangan Lan! Serius!"

"Yaudah apa?"

"Bantu aku deket sama sahabatmu itu.. Tapi jangan bilang siapapun loh janji."

"Uhk Uhk.." Seketika aku tersedak saat lagi asyik makan bekal, setelah membaca pesan dari Andi.

"Mangkanya pelan-pelan makannya, nih!" Ujar Risthi sambil menyodorkan botol minuman kearahku, segera aku ambil lalu meminumnya.

"Jadi bener dugaanku kalau si cowok kepedean itu naksir sama Risthi." Gumamku dalam hati sambil tersenyum melihat kearah sahabat hebohku yang sedang asyik makan.

"Oke!" Balasku ke Andi kemudian.

"Siip!" Aku tidak membalasnya lagi.

Teeetttt.. Teetttttt.. Teeeeeetttttt
Bel tanda istirahat usai berbunyi.

Terlihat bu Desi masuk kelas kita, beliau adalah wali kelas kita yang sangat cantik, ramah, dan bijaksana.

"Assalamu'alaikum anak-anak!"

"Wa'alaikumsalam bu!"

"Ibu mau memberi pengumuman sebentar, karena acara perpisahan sekolah akan dilaksanakan besok jadi ibu akan membagikan undangan untuk kalian dan orang tua kalian."

Yeeeaayy!! Seketika suasana kelas menjadi ramai dengan teriakan.

"Tolong tenang dulu!!" Tegas bu Desi, dengan perlahan suasana bising itu mulai redup.

"Ibu mohon bagi kalian yang sudah mendaftar untuk mengisi acara, dipersiapkan dengan matang dan sebagus mungkin buat orang tua serta guru kalian lebih bangga dengan kalian. Dan nanti akan diumumkan siapa yang mendapat peringat tertinggi pertama, kedua dan ketiga. Ibu kira hanya itu saja pemberitahuan hari ini, semoga kalian semua bisa melanjutkan ke universitas impian kalian."

Diam Membungkus Perasaanku [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang