2. NOTIF KEDUA KALINYA

88 8 4
                                    

                    Senin pagi yang sangat cerah setelah kemarin diguyur hujan dan gerimis yang hampir seharian, aku bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah, buku pelajaranku sudah ku masukkan kedalam tasku, perutku juga sudah kuisi dengan sepiring nasi goreng dan segelas air putih. Aku mulai berpamitan dengan ibuku yang sedang sibuk didapur mencuci piring.

"Bu, aku berangkat dulu"

"Iya hati-hati, jangan lupa bekalnya dibawa" ibuku selalu membawakan bekal untukku, karena aku yang meminta aku lebih suka makan bekal dari ibukku daripada harus beli dikantin sekolah yang harus antri panjang waktu jam istirahat.

"Siap bu, Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam" jawab ibuku.
Setelah berpamitan aku langsung lari kedepan untuk menunggu angkot.

                    Ditengah perjalanan tepat waktu angkot yang aku naikki berhenti karena lampu merah, aku melihat seorang laki-laki dari kaca jendela angkot sedang berhenti pas disamping angkot dengan menggunakan celana abu-abu dan jaket hitam yang menutupi baju seragam sekolahnya, melihat dari motor dan helmnya sepertinya aku tahu dia siapa, yaa tebakanku terbukti benar setelah dia membuka kaca helmnya lalu mengucek matanya yang mungkin kelilipan, dia adalah seseorang yang sudah memberikanku notif tadi malem dan yang sudah memenuhi pikiranku akhir-akhir ini, Deva. Dalam hati kecilku ingin sekali menyapa dan bicara dengannya, tapi sudahlah mengamatinya dari jauh adalah pilihan yang tepat untuk sekarang ini, aku tidak mau membuat perasaanku semakin menjadi-jadi yang nantinya akan membuatku merasakan hal-hal yang tidak aku inginkan, biarkan diamku membungkus perasaanku.
-----------------

"Teetttt..teeettttt..ttteeeett"
Bel berbunyi waktu istirahat pun tiba aku memasukkan buku pelajaranku kedalam tasku, lalu meletakkan kepalaku diatas tumpuan lenganku yang aku lipat diatas meja sambil mengistirahatkan otakku yang panas karena rumus-rumus matematika tadi. Belum ada 5 menit aku menikmati aktivitasku itu Risthi sudah ribut menarik tanganku mengajakku ke kantin.

"Ayooo lan bangun!!" teriaknya sambil mengoyang-goyangkan badanku.

"Aku sudah membawa bekal ris ngapain sih ke kantin makan ini aja, lagian aku capek malas jalan" jawabku sambil menyodorkan kotak bekalku yang berisi 5 potong pisang coklat keju kesukaanku dengannya.

"Iya bawa aja lan nanti dimakan disana ayolah lah lan, aku mau lihat Andi" rengeknya lalu berbisik di telingaku ketika menyebut nama Andi.

"Iya iya nih bawa bekalnya" aku beranjak dari tempat dudukku untuk mengikuti keinginan sahabatku itu.
Risthi terlihat sangat bersemangat berjalan menuju kantin yang sudah terlihat dari kejauhan sangat ramai disana itulah alasanku kenapa aku malas ke kantin saat jam istirahat. Kita sudah semakin dekat dengan kantin dan sudah terdengar suara Andi memainkan gitar sambil bernyanyi bersama teman-temannya disamping kantin, itulah alasan Risthi selalu mengajakku ke kantin padahal kita tidak pernah beli makanan di kantin karena sudah makan bekal dari ibuku, hanya untuk melihat Andi. Dan yang selalu menjadi teka teki untukku adalah kemana Deva saat teman-temannya selalu nongkrong disamping kantin tapi dia justru tidak pernah terlihat dimanapun termasuk dikelasnya, yang kebetulan kelasnya sejalur dengan arah kantin jadi sering aku lewati saat mau ke kantin dan disana selalu sepi karena memang jam istirahat mereka menghabiskan waktu diluar kelas. Itulah kenapa aku menyebutnya cowok misterius karena memang dia susah ditebak dan penuh teka teki.

"Wooiii lan, ayo kembali ke kelas pisangnya sudah habis Andi juga sudah selesai nyanyi, tuh dia juga mau balik ke kelas" suara Risthi mengagetkanku yang tanpa aku sadari dari tadi otakku memikirkan Deva terus, hmm ada apa denganku kenapa aku selalu memikirkannya.

"Ehh iya ayo ris"

"Lan kamu memikirkan apasih akhir-akhir ini sering sekali melamun, kesambet baru tau rasa kamu" goda Risthi ditengah perjalanan kita menuju kelas, dan aku hanya tersenyum mendengarnya bingung mau jawab apa aku belum siap menceritakan tentang perasaan anehku ini ke siapapun termasuk Risthi.
              
                 Ketika melewati kelas Deva mataku mulai menelusuri kembali mencari keberadaannya dan tetap saja dia masih saja belum terlihat, tiba-tiba bel masuk berbunyi aku dan Risthi pun berlari menuju kelas agar tidak keduluan dengan guru.
--------------------

                     Berakhir sudah hari ini bel pulang berbunyi suasana kelas jadi sangat ramai, aku membereskan buku-buku dan alat tulisku lalu memasukkannya kedalam tas coklatku setelah semua sudah rapi aku mengajak Risthi ke kantin terlebih dahulu sebelum pulang untuk membeli minuman. Aku melihat kelas Deva baru saja bubar terlihat sangat ramai disana seperti biasa kedua mataku yang nakal selalu mengamati dimana dia berada, dan lagi-lagi tidak menemukannya. "Selalu tidak beruntung" batinku berbicara.
Aku dan Risthi mengantri untuk membeli minuman, dan seketika aku terperanjat kaget mendengar ibu penjual teriak menyebut nama Deva.

"Dek Deva ini pesanannya tadi" penjual itu bicara sambil tersenyum melihat kedepan, akupun langsung melihat kebelakang ternyata benar itu Deva yang aku cari-cari dari tadi dia berlari menuju ke ibu penjual yang ditangannya sudah ada satu botol minuman dan roti.

"Ohh iya bu ini uangnya, makasih bu" terdengar suara Deva sangat ramah ke ibu penjual itu.

"Sama-sama dek" balas ibu penjual sambil tersenyum. Aku mengamati setiap gerak geriknya, hingga dia lenyap dari pandanganku. Tanpa aku sadari ternyata sudah habis antriannya tinggal aku dan Risthi yang ada disana, mumpung lagi sepi aku memberanikan diri bertanya kepada ibu penjual itu kapan Deva memesan minuman dan makanan itu sedangkan dia tidak pernah terlihat waktu istirahat, ibu itu hanya menjawab temannya yang memesan untuknya. Aku semakin bingung dengan jawaban ibu penjual itu, akan tetapi aku tidak berani bertanya lebih banyak takut ibu itu berfikiran yang tidak-tidak, aku hanya menjawab "Ohh iya bu, makasih" dan segera meninggalkan tempat itu karena minuman pesananku sudah ku dapatkan.
Aku dan Risthi pulang naik angkot bersama karena arah rumah kita sama.
---------------------
                        Jam sudah menunjukkan pukul 19.30 WIB, aku baru saja selesai sholat setelah mengerjakan PR yang menumpuk. Aku membaringkan tubuhku diatas kasur tempat tidurku sambil memainkan ponselku membuka akun instagramku dan baru menyadari ternyata kemarin Deva belum aku followback gara-gara terlalu kaget mendapatkan notif darinya, dan tanpa berfikir lama lagi aku klik tulisan "Ikuti balik" di akun Deva, lalu seperti yang dia lakukan kemarin aku juga menyukai satu postingan dia yang sudah di upload tiga hari yang lalu itu. Baru saja aku akan menaruh ponselku di meja dan berniat memejamkan mataku untuk tidur tiba-tiba "Tiiing" bunyi notif dari ponselku segera aku buka ada pesan masuk dari akun instagramku dan lagi-lagi aku dibuat terkejut olehnya, "Makasih ya" isi pesan Deva untukku. Ini adalah notif kedua yang membuat jantungku berdenyut sangat kencang lagi, entah kenapa aku merasakan ini semua mengingat aku yang dulu sangat cuek dengan hal-hal seperti ini, sihir apa yang dia pakai sampai bisa membuatku merasakan ini semua. Sifat misteriusnya yang selalu membuatku bertanya-tanya dan ingin sekali rasanya bisa dekat dengannya.

_________________

*SELAMAT MEMBACA, SEMOGA SUKA*
DAN MAAF KALAU KATA-KATANYA MEMBINGUNGKAN, MAKLUM BARU BELAJAR ^_^
"ADA KRITIK MAUPUN SARAN TULIS DIKOLOM KOMENTAR YAA DAN JANGAN LUPA VOTE BIAR AKU MAKIN SEMANGAT LANJUTINNYA"
THANK'S ❤

Diam Membungkus Perasaanku [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang