14. RISTHI, AKU MINTA MAAF

43 6 2
                                    

                        Hari ini tidak ada mata pelajaran, karena ujian telah usai jadi memang sering jam kosong untuk kelas tiga sepertiku. Akan tetapi masih banyak siswa yang masuk untuk mempersiapkan tampilan diacara perpisahan sekolah nanti, dan karena Deva mengajakku latihan hari ini jadi aku datang ke sekolah tanpa Risthi, yang katanya mau menikmati hari libur.
          
                  Sudah sekitar lima belas menitan aku berada dikantin dengan segelas es jeruk yang tinggal separuh dihadapanku, akan tetapi Deva tak kunjung datang.

"Hmm, kemana si Deva tumben banget telat dateng!" Gumamku dalam hati sambil meneguk es jeruk dihadapanku. Dan tiba-tiba ada seseorang memegang pundakku dari belakang yang membuatku terkejut dan minuman ditanganku hampir saja tumpah.

"Ngagetin aja Dev, untung ga tumpah!" Seruku sambil menaruh gelas es itu ke meja, dan tanpa menengok kebelakang.

"Haaa..... Dev??" Suara seseorang itu terdengar heran. Dan dengan lincahnya dia langsung duduk disampingku, segera aku menengok untuk memastikan.

"Heh kamu! Ganggu aja sih!" Aku tersentak kaget ketika melihat cowok kepedean itu yang berada di sampingku, segera aku memalingkan pandanganku darinya, senyumnya selalu membuatku semakin kesal saat bertemu dengannya.

"Siapa Dev? Deva? Jangan-jangan kamu ada sesuatu yaa sama dia, hayo ngaku!!" Tebaknya.

"Kepo!!" Jawabku ketus.

"Tapi ga mungkin juga sih, Deva kan milik Sindy."

Aku dibuat terkejut dengan ucapan Andi yang terdengar sangat enteng itu.

"Maksudnya??"

"Cemburu yaaa?" Balasnya dengan tertawa kecil kearahku sambil menaik turunkan alis tebalnya itu.

"Nggak jelas!!!" Ucapku ketus yang kemudian berdiri untuk meninggalkan cowok kepedean itu. Belum juga aku melangkahkan kaki, Andi sudah menarik pergelangan tanganku.

"Tunggu Lan!" Tegasnya.

"Lepas!!" Bentakku.

"Oooohh.. Jadi sekarang Andi sama Bulan.." Tiba-tiba terdengar suara teriakkan Dina salah satu temannya Sindy, yang baru saja sampai kantin dengan satu gengnya termasuk Sindy. Aku berusaha keras melepas genggaman Andi, tapi Andi malah erat memegangnya.

"Suitt.. Suitt Andii!!"

"Gausah malu kali Lan biasa aja hahhaa!!"

"Langgeng ya kalian!"

Mendengar teriakan Sindy dan teman-temannya membuatku semakin berusaha keras melepas genggaman Andi yang sangat erat itu, dan cowok kepedean itu malah senyum-senyum nggak jelas melihatku.

"Lepas An aku mau pergii!!" Bentakku lagi, tapi tetap saja Andi tidak melepaskan genggamannya.

"Lepasin Bulan!" Aku tersentak kaget mendengar suara Deva. Yang kemudian dia menarik tanganku yang digenggam oleh Andi dan seketika Andi melepaskannya, dengan raut wajah sama kagetnya denganku.

"Dev.." Aku masih terkejut dengan kehadiran Deva, yang entah sejak kapan dia berada disitu.

"Ayo!" Deva menarik tanganku meninggalkan kantin, dan aku hanya menurut tanpa mampu berkata apa-apa. Saat aku dan Deva melewati Sindy dan gengnya, terlihat mereka sedang berbisik-bisik dengan raut wajah yang sangat heran melihatku dengan Deva, entah apa yang mereka bisikkan itu.
------------------------

Diam Membungkus Perasaanku [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang