21. KENAPA DAN SIAPA DIA?

13 4 2
                                    

           Acara demi acara sudah berlalu, dan alhamdulillah semua siswa kelas tiga dinyatakan lulus. Seisi gedung terdengar begitu ramai dengan teriakan gembira dari siswa siswinya maupun orangtua murid. Setelah turun dari panggung banyak teman-teman memberi selamat kepadaku termasuk sahabatku Risthi.

"Bulannnn, selamat ya!" Ucapnya dengan memelukku erat.

"Makasih Ris! Kamu juga selamat yaa" Balasku tersenyum sambil membalas pelukannya.

"Sama-sama Lan, semoga impian kita bisa satu kampus terwujud ya!" Ucap Risthi dengan melepas pelukannya dan menatap kearahku.

"Amin Ris, semoga kita bisa sama-sama terus!" Balasku masih dengan tersenyum.

               Setelah MC menutup acara dengan do'a semua orangtua dan siswa beranjak dari tempat duduk dan sibuk mengabadikan moment bersama.

"Ehh Ris aku mau cari ayah ibu dulu ya!" Seruku kepada Risthi dengan bola mataku yang sibuk mencari keberadaan mereka.

"Sebelah sana Lan sama mama papaku juga!" Ucap Risthi dengan menunjuk kearah pintu masuk gedung. Terlihat disana ayah dan ibu sedang clingukan, mungkin sedang mencariku, pikirku. Segera aku dan Risthi berlari menuju mereka. Dan setelah sampai disana aku langsung memeluk ibuku, yang berada disamping ayahku, dan tak lama aku berganti memeluk ayahku yang duduk dikursi roda. Sungguh tak ada yang bisa mengalahkan hangatnya pelukan orangtua.

"Ayah Ibu, terimakasih untuk segalanya, dan maaf aku masih belum bisa memberikan lebih! Aku akan terus berusaha untuk bisa membanggakan kalian. Meskipun aku tahu, aku tidak akan bisa membalas kasih sayang kalian dan semua yang sudah kalian berikan padaku!" Ucapku dalam hati sambil merasakan hangatnya pelukan mereka. Dan tidak terasa air mataku menetes, aku segera menghapusnya sebelum melepas pelukan agar ayah dan ibu tidak mengetahui.

"Bulan selamat ya!" Mama Risthi memberi ucapan selamat kepadaku dengan tersenyum dan mengulurkan tangan,  segera aku membalas dengan mencium punggung tangannya.

"Terimakasih tante!" Balasku dengan tersenyum.

"Sama-sama sayang!" Balas beliau dengan menepuk pundakku.

"Sebelum pulang, bagaimana kalau kita foto dulu Lan sama orangtua kita." Seru Risthi.

"Boleh juga Ris, ayo kita pilih stand foto!" Jawabku. Yang akhirnya kami semua keluar gedung untuk memilih stand foto yang cocok.

"Lan sini, agak sepi!" Panggil Risthi dari depan stand paling ujung, yang terlihat antriannya tidak terlalu panjang dan temanya juga terlihat bagus, segera aku mendorong kursi roda ayah dan mengajak ibu untuk menghampiri Risthi dan orangtuanya.
------------------------

                  Setelah beberapa lama mengantri dan berfoto akhirnya selesai juga. Risthi dan orangtuanya berpamitan untuk pulang duluan.
Ayahpun mengajak kita untuk pulang, karena pak Ujang sudah menunggu dari tadi.  Pak Ujang adalah sopir baru ayah, karena melihat kondisi ayah yang seperti sekarang jadi ibu memutuskan untuk mencari sopir, dan agar mobil yang hampir sudah setahun tidak keluar dari garasi bisa menghirup udara segar hehe karena aku dan ibu tidak bisa menaikinya cuma bisa memanasi mesinnya,  dan sekali-kali dipakai oleh om ketika pulang dari luar kota. Ketika baru saja akan naik tiba-tiba terdengar suara memanggil namaku.

"Bulaan!" Sontak aku menengok kebelakang untuk melihat.

"Ehh Putri, ada apa put?" Tanyaku heran.

"Ini ada pesan untukmu.." Jawab Putri sambil menyodorkan lipatan kertas.

"Aku duluan Lan!" Aku yang masih sibuk membolak-balikan kertas itu,  segera menghentikan aktivitasku untuk menghentikan Putri yang berlari meninggalkanku tanpa menjelaskan apa apa.

Diam Membungkus Perasaanku [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang