Setelah hampir dua puluh lima menitan motor Deva melaju dijalanan, tibalah saat dia menghentikan motor hitamnya itu, yang ternyata berhenti dipinggiran kota. Segera aku turun dan pemandangan di depanku membuat kedua mataku tidak berkedip begitu juga mulutku yang tanpa aku sadari sedikit terbuka, terlihat sawah yang terbentang luas berwarna hijau segar dan gunung-gunung yang mengelilinginya dari kejauhan terlihat berwarna kebiru-biruan ditambah lagi suara burung dan angin semilir yang sangat sejuk mengalahkan panasnya matahari siang itu. Pemandangan yang tidak akan pernah aku temui dipusat kota.
"Masyaallah, kenapa aku baru mengetahui ada pemandangan sekeren ini.." Ucapku dalam hati sambil menarik nafas pelan menikmati udara yang sangat sejuk itu.
"Indah yaa.." Ucap Deva sambil tersenyum menatap pemandangan keren itu. Dan entah kapan dia turun dari motornya, yang tiba-tiba sudah berdiri disampingku.
"Bangett, aku baru tahu kalau ada pemandangan seindah ini disini." Jelasku, sembari kembali menghirup segarnya udara siang itu yang tidak pernah aku dapatkan dipusat kota, karena udaranya sudah terkontaminasi dengan asap knalpot.
"Aku sering kesini, sekedar menenangkan pikiran dari keramaian pusat kota." Jelas Deva yang kemudian menatapku diakhir kata yang diucapkan sambil mengeluarkan senyuman khasnya itu.
"Sendiri?" Tanyaku penasaran.
Bukannya menjawab pertanyaanku Deva malah tersenyum sambil memberi isyarat mengajakku duduk di salah satu bangku dibawah pohon yang memang disediakan untuk tempat istirahat, disamping kanan ada warung lesehan yang menjual minuman dan makanan ringan, dan sawah hijau dibawah terlihat lebih jelas ketika kita duduk disana. Sungguh pemandangan yang begitu indah.Deva meletakkan tas gendong warna hitamnya diatas bangku, lalu kemudian berkata.
"Duduk lan, bentar aku tinggal dulu kamu tunggu sini." Ucap cowok penuh teka teki itu yang kemudian beranjak pergi dari tempatnya, dan aku hanya melakukan perintahnya itu sambil mengamati gerak geriknya.
"Deva mau kemana sih, belum juga pertanyaanku dijawab udah main tinggal-tinggal aja, dasar cowok misterius!" Gumamku dalam hati. Sembari menunggu Deva, aku mengeluarkan ponselku dari kantong seragamku dan berjalan menuju tepi tempat itu kemudian mengabadikan pemandangan yang indah itu.
"Foto yang banyak lan.." Suara Deva mengagetkanku yang sedang asyik memotret.
"Ehh.. Hehehe.." Aku menengok kearahnya sambil tertawa malu, karena ketahuan. Segera aku menyudahi aktivitasku kemudian berjalan menghampirinya.
"Nih minum dulu.." Ucapnya, dengan menyodorkan botol minuman dingin yang dibawanya kearahku.
"Thanks Dev, tau aja lagi haus.." Aku tertawa kecil, lalu mengambil botol itu dari tangannya. Deva hanya tersenyum membalasnya.
"Tapi sorry bukan greentea.." Lanjut Deva dengan tersenyum menatapku. Aku yang baru saja duduk disampingnya dibuat terkejut dengan ucapannya.
"Lahh... kok tau??" Tanyaku dengan raut wajah heran, mendengar Deva menyebut minuman kesukaanku itu.
"Kayaknya semua followers kamu di instagram juga pasti bakal tau.." Balasnya santai masih dengan senyum yang menghiasi bibirnya. Aku hanya tersenyum malu mendengarnya sambil membuka tutup minumanku lalu meneguknya. Aku memang sering mengisi akun instagramku dengan minuman kesukaanku itu yang selalu mengabadikannya sebelum masuk kedalam perutku, yang kemudian di kolom caption aku menuliskan puisi atau hanya sekedar sajak-sajak pendek yang keluar dari otakku.
"Iya, aku selalu sendiri kesini. Oh ya dari kapan suka puisi?" Dia baru menjawab pertanyaanku tadi, yang kemudian kembali melempar pertanyaan kepadaku. Lalu meneguk air minumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diam Membungkus Perasaanku [TAMAT]
Novela JuvenilCerita tentang Persahabatan, Percintaan, dan keluarga. "Biarkan untuk saat ini aku membungkus rapi perasaanku dalam diam, karena aku yakin jika Tuhan sudah menghendaki semua pasti akan indah pada waktunya!"