Tiga hari setelah pulang dari wahana bermain waktu itu, aku masih terngiang-ngiang oleh cerita Deva saat perjalanan pulang waktu dia mengantarku. Yang katanya ingin ngomong serius padaku, sungguh diluar dugaanku bahkan tidak terpikirkan olehku dia akan mengatakan hal itu. Entah apa alasannya dia melakukan itu semua, semua puisi misterius yang aku dapatkan dan yang selalu menyemangatiku itu ternyata dari dia. Dan cara dia memberikan puisi puisi itu kepadaku, sama sekali tidak pernah terbesit dalam benakku. Mulai dari dia yang menyuruh Putri memberikannya padaku, lalu secara diam-diam dia masuk kedalam kelasku dan bertanya kepada teman sekelasku tempat dudukku sebelah mana, dan kemudian menaruh lipatan kertas itu saat aku masih di kantin, juga waktu pulang sekolah saat aku dan Risthi berjalan menuju gerbang depan, dia sengaja menimpukku dengan kertas puisinya yang kemudian lari untuk bersembunyi, terus yang kurang kerjaan banget dia rela malam-malam kerumahku hanya untuk melempar lipatan kertas puisinya. Memang dasar cowok aneh! Tapi aku sangat berterima kasih padanya karena telah membuatku menjadi perempuan special hehe. Dan ternyata si cowok misterius itu jago juga buat puisinya.
Kring.. Kring.. Kringggg
Suara dering telefon membuyarkan lamunanku. Dalam hati sudah menebak pasti itu Risthi yang akan menanyakan soal Deva.
"Assalamu'alaikum Bulan!"
"Wa'alaikumsalam Ris, kenapa?"
"Gimana Lan udah di hubungi sama Deva?"
"Belumm Ris, kenapa sih selalu tanya ituu muluu!"
"Haduh, gimana sih tuh cowok nggak gentle banget. Jadi gemes! Tinggal ngomong aja susah amat dah!"
"Ngomong apaan sih Ris?"
"Gini Lan, seharusnya dia tuh nembak kamu Lan! Kita kan udah lulus jadi akan jarang ketemu apalagi si Deva mau kuliah ke luar negeri, jadi kemarin itu harusnya menjadi waktu yang tepat untuk mengikat hubungan kalian! Tapi dia malah gitu huuuhh!" Mendengar ucapan Risthi entah kenapa jantungku berdetak sangat kencang.
"Ahh, kamu ada ada aja sih Ris, yaudah ya aku dipanggil ibu. Byee Ris Wassalamu'alaikum!"
Tutt.. Tuuut.. Tuuuuttttt
(Sambungan telefon terputus)Terpaksa aku berbohong pada Risthi karena bingung harus ngomong apa. Risthi memang belum tahu perasaanku sebenarnya ke Deva tapi entah kenapa dia yakin banget kalau Deva menyukaiku. Meskipun Deva tidak ngomong seperti harapan Risthi aku tidak pernah kecewa ataupun benci karena memang perasaan hati tidak bisa dipaksakan dan cinta adalah sebuah rasa yang ada dalam hati, yang akan terus ada dan hidup meski tanpa harus diungkapkan.
~~
Untuk Ayah dan Ibu terimakasih banyak sudah melahirkanku ke dunia yang indah ini, sudah mendidikku, menyayangiku, menuntunku, dan mencintaiku tanpa pamrih, aku akan berusaha keras untuk bisa membahagiakan kalian, semoga Allah selalu menjaga kalian memberikan kesehatan untuk bisa menemaniku hingga nanti. Dan alhamdulillah sekarang Ayah sudah mulai bisa berjalan tanpa kursi roda meskipun masih menggunakan tongkat. Bulan sayang Ayah dan Ibu.
Terimakasih banyak juga buat sahabatku Risthi yang selalu menemaniku dalam senang dan sedih, selalu mengerti perasaanku, dan yang selalu membuat hariku ceria karena sikap heboh dan cerewetnya. Persahabatan memang tidak selamanya mulus dan tenang, pasti akan ada masalah yang bisa membuat perpecahan, tapi tinggal kita sendiri mau membuat masalah itu hilang atau membiarkannya berkembang. Meskipun nanti kita tidak satu kampus, aku berharap persahabatan ini tidak berakhir begitu saja. Love you Risthi tetap jadi sahabat yang aku kenal, aku pun akan berusaha menjadi sahabat yang kamu kenal.
Terimakasih banyak juga buat Andi, si cowok kepedean yang super ngeselin, sudah membantu menyelesaikan masalahku dan Risthi dulu, juga membantu memberi kejutan untukku, dan terimakasih juga sudah membuat impian sahabatku menjadi nyata, dengan memilihnya menjadi pasanganmu. Semoga hubungan kalian langgeng dan semoga kalian berjodoh Aminn.
Terimakasih banyak buat Sindy yang sudah menyimpangkan ego dan memilihku menjadi sahabat sekarang. Meskipun kita belum pernah ketemu lagi setelah perpisahan sekolah kemarin, tapi kabar darimu tidak pernah absen. Semoga suatu saat nanti kamu bisa bertemu dengan cowok impianmu yang sangat menyayangimu.
Dan tidak lupa untuk cowok misterius, yang sudah memenuhi pikiranku selama ini terimakasih banyak untuk semua perlakuan istimewamu selama ini. Diam yang membungkus semua perasaanku padamu membuatku belajar untuk menahan egoku sendiri, dan aku bersyukur karena semua itu kita bisa semakin dekat. Berawal hanya sebatas mengenal lalu menjadi dekat tanpa ada sebuah ikrar yang mengharuskan kita untuk saling mendekatkan. Bak air yang mengalir meski kemarau panjang ataupun hujan lebat kita sama-sama mengalir kehulu. Tidak ku pungkiri bahwa sempat terbersit di kepala ini untuk bisa bersamamu dalam sebuah ikatan rasa, namun aku terlalu takut pada tanggung jawab, aku juga terlalu trauma pada perpisahan. Seandainya bisa menerawang masa depan aku ingin sekali melihat apakah hubunganku denganmu masih tetap bisa berjalan, atau sudah cukup sampai disini. Hanya Tuhanlah yang tahu pasti jawabannya, dan aku percaya jodoh pasti akan bertemu. Begitu juga dengan kita, kalau memang berjodoh pasti akan bertemu kembali meskipun sudah terpisah bertahun-tahun lamanya. Karena untuk saat ini aku memang ingin fokus pada pendidikkanku dan karierku agar bisa sukses dan membanggakan orangtuaku yang sudah kerja keras untukku.
-------------------"Bulan, aku janji akan menemuimu kembali setelah semua selesai nanti. Layaknya janji matahari kepada bumi, yang pasti dan menenangkan! Insyaallah!" Seperti itulah ucapan terakhir Deva malam itu yang sulit hilang dari ingatanku sebelum akhirnya kita berpisah.
Begitulah akhir dari ceritaku. Masa putih abu-abu memang selalu indah dalam ingatan. Terimakasih banyak buat semuanya.
BULAN PAMIT!!
TAMAT
~~~
_____________________
TERIMAKASIH SEMUA YANG SUDAH MEMBACA CERITA DIAM MEMBUNGKUS PERASAANKU, SEMOGA SUKA 💕
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN, JIKA MAU TAU KELANJUTAN CERITA BULAN DAN DEVA DI MASA KULIAH ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Diam Membungkus Perasaanku [TAMAT]
Teen FictionCerita tentang Persahabatan, Percintaan, dan keluarga. "Biarkan untuk saat ini aku membungkus rapi perasaanku dalam diam, karena aku yakin jika Tuhan sudah menghendaki semua pasti akan indah pada waktunya!"