02.1 Begin

2.7K 361 16
                                    


Mansion Uchiha terlihat begitu luas, Hinata menyempatkan diri pagi ini untuk mengunjungi ibu mertuanya.

"Bibi Suko, Ibu ada dimana?" Tanya Hinata saat melihat Kepala Pelayan rumah mertuanya sedang mengawasi kerjaan para pelayan bawahan.

"Nyonya!" Ia membungkuk dengan hormat. "Maafkan saya karena tidak membukakan gerbang dan pintu rumah untuk anda."

"Tidak apa, aku dibantu Petugas Ko." Hinata melihat ke sekeliling. "Ramai sekali rumah ini?"

"Nyonya besar sedang mengajari para pemain teater di aula utama, Nyonya Hinata." Jawabnya sopan.

"Ah begitu, bukankah ibu sudah pensiun?"

"Walaupun begitu, semua orang masih membutuhkan saran yang bijaksana dari Nyonya besar dan masih menginginkan opera yang totalitas."

Hinata terpesona dengan hal itu lalu ia tersenyum pada Suko dan melangkahkan kakinya menuju aula utama. Perjalanan menuju aula utama juga tidak sebentar, ia harus melewati rumah utama depan, taman bunga, jalan setapak dan rumah kecil berbentuk jamur.

"Ibu!" Hinata tersenyum cerah saat memandang Mikoto yang sedang duduk dan mengawasi para pemeran opera yang sedang berlatih.

"Oh! Menantu kesayanganku." Mikoto tersenyum cerah, melihat Hinata yang begitu cantik menggunakan gaun lengan panjang rok pendek bewarna putih yang mengembang seperti balon.

"Bagaimana kabar Ibu?" Hinata segera memeluk Mikoto dengan erat, menyalurkan segala rasa rindu dan sayangnya. Semua orang yang melihatnya berbisik-bisik, memperlihatkan rasa iri juga gemas.

"Tentu saja aku baik-baik saja, bagaimana kabarmu dan Sasuke?"

"Kami baik-baik saja bu." Hinata melepaskan rengkuhannya lalu menatap mata hitam Mikoto dengan senyuman bahagia. "Sasuke-san dan aku akan mengunjungi pesta perusahaan sahabatnya, Ibu tahu kan? Haruno Fashion?"

"Oh! Aku tahu," Mikoto memandang Hinata dengan mengernyitkan dahinya. "Apa kau masih belum mengingat semuanya?"

Hinata menggeleng dengan kecewa. "Belum bu."

"Tidak apa-apa." Mikoto membelai rambut menantunya sayang. "Nanti Ibu akan menceritakan satu persatu ya?"

Hinata mengerucutkan bibirnya. "Uh, Ibu memang yang terbaik." Ia memeluk Mikoto lagi. "Terimakasih Ibu."

"Sama-sama."

~ending scene~


Di dalam mobil yang gelap, Sasuke menciumi bibir istrinya. Sementara Hinata hampir meloloskan erangan aneh saat merasakan gairah yang tertahan kalau saja ia masih ingat Petugas Ko sedang mengendarai Lamborghini veneno hitam milik Sasuke.

Hinata mencubit lengan Sasuke gemas. Ia kehabisan nafas. "Cukup." Dengan cepat menjauhkan tubuh Sasuke yang bisa menggila kalau tidak dicegah.

Petugas Ko hampir tidak bisa berkosentrasi selama mengendarai mobil, sepanjang jalan ia mendengar suara-suara aneh di belakang kemudinya. "Tuan, Nyonya. Sudah sampai." Ujarnya tegas, walaupun begitu sebenarnya dirinya tahu Sasuke terlihat ingin membunuhnya saat itu juga, tatapan Tuannya itu benar-benar mematikan.

"Apa yang kau lakukan dengan pakaian yang begitu terbuka itu." Sasuke menjauhkan wajahnya-memandang Hinata yang sudah lemas karena perlakuan ekstrim Sasuke.

"Memangnya apa? Ini sudah sangat sopan dibandingkan yang lain. Kau mau dada dan punggungku terekpos? Ini hanya perutku, Sasuke-san." Jawab Hinata mencoba membangun kesadarannya yang hampir hilang tadi.

Sasuke menatap tubuh molek istrinya lagi dan seluruh tubuhnya memanas. Ia cukup tahu bahwa memiliki kebutuhan biologis memang merepotkan, sekarang dirinya ini selalu mencuri-curi kesempatan untuk bisa menciumi Hinata, entahlah ia hanya tak bisa menahan gejolak yang ada padanya dan sebenarnya lelaki itu ingin melakukan yang lebih dari itu semua, tapi Hinata belum siap dan Sasuke tetaplah Sasuke yang akan selalu menunggu istrinya.

Ending Scene [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang