09.0 Yamanaka Ino

2.5K 253 5
                                    


Hari ini cuaca cerah seperti biasa dan Ino meminta tolong pada Sai untuk menemaninya pergi ke acara fashion show yang diadakan oleh kakak sepupunya setelah pulang dari Paris.

Yamanaka Ino-seorang gadis berumur 21 tahun anak tunggal dari keluarga konglomerat Jepang, Yamanaka. Ibunya sudah meninggal dan Ayahnya-Yamanaka Inoichi adalah seorang Presiden Direktur Yamanaka Entertaiment. Kebanyakan keluarga besar Yamanaka memang mengepalai bisnis di bidang kesenian, seperti Yamanaka Akademi Art and Soul, Yamanaka Fashion Boutique, Yamanaka Akademi Modern Dance dan masih banyak lagi.

Yamanaka Ino sekarang menjadi mahasiswi tingkat akhir jurusan Fashion Merchandising di Konoha Private International University, sekolah tinggi swasta yang memiliki nama bergengsi karena sistem pembelajaran, fasilitasnya yang bagus dan biayanya yang begitu mahal. Ia bercita-cita menjadi seorang desainer dan memiliki butik baju sendiri. Ayahnya tak pernah mempermasalahkan hal itu.

Hidupnya benar-benar penuh kebebasan layaknya layang-layang yang tak mempunyai pemilik dan mungkin karena hal itulah ia bisa sangat cocok dengan Uchiha Sai.

Tubuh Ino langsing-layaknya model, rambutnya bewarna pirang seperti orang eropa, matanya bewarna aquamarine yang menenangkan, tak lupa wajahnya yang begitu putih serta cantik, dan banyak kaum adam yang menyukainya. Ino juga mahir sekali untuk memainkan alat musik-sangat cocok dengan Sai yang bersuara indah dan tentunya mereka sering sekali mengcover lagu-lagu barat untuk sekedar menghilangkan penat dan kegabutan mereka.

Yamanaka Ino duduk dengan wajah takjub, memandangi para model yang lewat dengan eloknya dan mengenakan baju-baju bagus karangan Yamanaka Lylioyd Ludwig, kakak sepupunya itu. Ia menolehkan pandangan menatap Sai yang terlihat sibuk memainkan ponselnya.

"Ada apa?" Tanya Ino setengah berbisik.

Sai menolehkan wajah-menampakkan raut khawatir disana. "Perasaanku benar-benar tidak nyaman, Ino."

Ino mengernyitkan dahi. "Tentang apa? Siapa? Ayah? Ibu? Sasuke-niisan? Coba hubungi mereka." Lanjut Ino dengan suara serak. Hatinya juga merasa tidak enak jika Sai berperilaku seperti ini. "Jangan khawatirkan acara ini," Seru Ino pada Sai lantas ia bangkit dan menatap staff acara yang juga sahabatnya di Paris itu. "Rose!" Serunya dengan berbisik.

Wanita bule itu menoleh. "What?!"

"Aku akan pergi bersama temanku, maaf kalau aku tidak bisa hadir sampai selesai di acara fashion show ini." Ino terlihat menyesal.

"What?! Why? Are both of you going date? Serioulsy?!" Tanya Rose yang tak percaya.

"Nope! Kau gila! Kami sudah putus!" Jawab Ino kesal setengah mati.

"Em ok, im sorry. Then, where are you going?" Rose terlihat tidak percaya.

"Aku akan pergi menemui kakaknya. Perasaan kami benar-benar tidak enak. Ini darurat sekali, Rose." Ino memohon dengan tulus pada Rose. Sementara gadis itu hanya mengernyitkan dahinya.

"It's not my business, just tell Lylioyd! It's your sister fashion show event! Not me." Rose memutarkan bola matanya sebal bukan main sementara Ino terlihat putus asa.

"Oh, come on sweetheart. Please" Rayu Ino.

Rose kemudian mengalah dan tersenyum hambar. "Ok. It's ok. I tell her later."

Ino terlihat tak bisa berkata-kata mendapati kebaikan sahabatnya itu sedangkan Rose berteriak kesal lagi. "Just go then!" Serunya setengah mengusir.

Ino tersenyum dan mencium pipi Rose cepat. "Thanks!" Ujar Ino sedikit mengeraskan volume suaranya yang teredam oleh musik yang bertalu-talu dari bagian acara fashion show.

"Ayo keluar!" Sergah Ino pada Sai dan menggandeng lelaki itu cepat untuk meninggalkan keramaian.

Ino terdiam di luar gedung bersama Sai. "Firasatku juga mengatakan hal yang sama." Ujarnya dengan menggigiti kukunya dan selang beberapa menit menunggu kabar lewat ponsel. Sai pun mendapat pesan dari Petugas Ko bahwa Hyuuga Hinata tengah dikarikan ke rumah sakit.

Setelah itu Sai dan Ino dengan cepat menuju ke rumah sakit saat tahu bahwa Hinata berada disana. Kakak ipar Sai itu ternyata keracunan alkohol dan terkena hipotermia. Jujur, Ino merasakan jantungnya berhenti berdetak tadi dan merasakan wajah Sai yang berubah pucat.

Semuanya membuatnya tambah cemas dan diantara dirinya ataupun Sai-mereka sama-sama tidak bisa saling menguatkan masing-masing karena ini adalah berita yang sangat-sangat mendadak juga tidak disangka-sangka bagi keduanya. []

Ending Scene [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang