Ending Scene [✓]

07.0 That I'll Lose My Breath

Hari berikutnya Hyuuga Hinata hanya bisa terdiam di dalam kamarnya. Banyak hal yang ia pikirkan semenjak pulang dari kediaman Uchiha setelah mengobrol banyak dengan ibu mertuanya. Dan Sasuke sama sekali tak menyadari perubahan sikap Hinata yang terlihat lebih tenang dengan menghindari alkohol juga obat-obatan.

Tapi ada satu fakta yang masih menyebabkannya susah untuk menerima Sasuke, tentunya karena dirinya terlalu kotor untuk lelaki sebaik sulung Uchiha itu.

Jangan pikirkan pernikahan ini. Hiduplah seperti yang kau inginkan. Jangan urusi hidupku, karena akupun tak akan mengurusi segala urusan hidupmu.

Perkataan itu tentunya membuat Sasuke sakit hati.

Hinata kemudian bangkit dari ranjangnya dan berganti pakaian-bersiap untuk berenang. Mayu yang melihatnya tersenyum-menemukan bahwa nyonya besarnya itu sudah mulai membaik dan terkadang menyibukan dirinya dengan hal positif.

Namun Hinata kembali terdiam di ujung pinggiran kolam renang yang ada di kediamannya dan Sasuke. Rumah mereka memang sangat luas seperti istana, di basement terdapat ruang fitness, disekeliling rumah terdapat taman yang indah, di bagian belakang ada lapangan berkuda dan tentunya dua kuda miliknya dan milik Sasuke. Lalu di atas-di Lantai 2 ada kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Sasuke serta di bagian samping ada balkon dan perpustakaan yang sering menjadi ruang baca bagi mereka. Hinata belum pernah mencoba untuk mengelilingi rumahnya sendiri-tubuhnya benar-benar sudah limbung, sering lemah dan tidak sehat karena pengaruh obat-obatan.

Ia menghela nafasnya gusar lalu memandang tepian kolam yang beriak memantulkan cahaya di siang hari. Betapa indahnya. Mungkin kalau Hinata be-reinkarnasi kelak atau terlahir kembali, ia pasti akan memilih menjadi air saja yang selalu bebas kemanapun dalam bentuk apapun-tidak terikat-tidak dapat digenggam-tidak dimiliki. Dapat tenang seperti sungai dan penuh energi layaknya ombak. Pasti dirinya akan bahagia.

"Kak Hinata!" Hinata menolehkan wajahnya-suara Sai begitu lantang di pendengarannya. Ia melihat Uchiha Sai yang menghampirinya disertai gadis cantik dibelakangnya yang tersenyum begitu cantik.

"Kau datang?" Ujar Hinata senang lalu menganggukan kepalanya memberi salam pada gadis pirang sahabat Sai itu. Memang akhir-akhir ini Sai lebih sering mengunjungi rumahnya dan Sasuke. Entahlah, Hinata hanya merasa senang saja ada kehidupan baru yang selalu hadir-ia jadi tak merasakan kesepian.

"Kemarin aku baru saja menonton film bersama Ino, ah Kakak sudah kenal gadis ini 'kan?"

"Yamanaka Ino." Seru gadis bermata aquamarine itu sambil mengulurkan tangannya. Hinata tersenyum begitu hangat, Sai memang sudah menceritakan permasalahannya.

Hinata menyambut uluran itu dengan senyuman namun sorot matanya terlihat pucat. Berbeda dengan Ino yang masih sangat muda dengan sorot mata yang begitu bahagia.

Apakah dirinya pernah terlihat sebahagia itu di masa lalu?

Sementara Hinata memandang Ino begitu kalut dengan masa lalunya tak berbeda dengan Ino yang memandang Hinata dengan berbagai pikiran berkecamuk di otaknya.

Inikah wanita yang selalu Sai coba lindungi? Apakah seberharga itu Hinata di hidup Sai?

"Senang berkenalan denganmu." Hinata bangkit dari duduknya. "Hari ini aku ingin berenang. Kalau kalian mau ikut, di sana," Hinata menunjuk ruang ganti yang dibangun khusus di sebelah kolam renang pribadinya.
"Sudah dipersiapkan berbagai baju renang pilihan untuk para tamu, ada semua baik laki-laki atau perempuan." Wanita yang masih cantik walaupun sudah menikah itu tersenyum kembali.

Hinata menggunakan baju renang one-piece putih yang tidak terlalu ketat untuknya malahan seperti gaun musim panas yang anggun dan cantik.

Dengan senyuman Sai melangkahkan kakinya, ia satu tahun mengenal rumah ini-sudah seperti rumahnya saja. Malahan Hinata sang pemilik rumah pun belum pernah mengelilingi rumah ini. Sementara Ino terlihat canggung. Hinata yang melihatnya kemudian tersenyum lagi. "Ino-chan, ayo ambil saja. Jangan ragu, cepatlah hari ini akan menjadi hari yang sangat menyenangkan bagi kita semua." Senyuman tulus itu hadir di wajah Hinata untuk yang pertama kalinya.