03.0 Wife and Husband

3.9K 347 20
                                    


Bagi Hinata menjadi pasangan suami istri adalah menyatukan pria dan wanita dewasa yang saling mencintai lalu mempunyai anak untuk hidup bahagia. Mungkin sederhana dan ia pikir untuk melakukannya pun sama. Sederhana. Tak ada hambatan.

Nyaris saja hal itu terjadi, namun nyatanya ekspektasi memang tak seindah realita.

Pernikahannya dengan Sabaku Gaara saat pelarian pun ikut musnah begitu juga dengan anak yang baru saja dikandungnya itu-buah hati mereka yang pastinya akan sangat menggemaskan untuk bisa lahir ke dunia.

Hyuuga Hinata menangkap pemandangan di kejauhan senja lewat jendela yang super besar. Hyuuga's Restaurant yang juga merangkap menjadi bar ini terletak di tengah-tengah pusat kota Tokyo-tak lupa juga ada beberapa cabang yang sengaja dibangun di dalam gedung hotel berbintang lima-cabang milik Uchiha. Restoran ini terkenal dengan makanannya yang super mahal lagi enak.

Tentu saja ini adalah hasil dari akal-akalan ayahnya-Hyuuga Hiashi agar tetap terhubung dengan menantu terkaya miliknya, yaitu Uchiha Sasuke.

Jika waktu sudah mulai larut-melewati pukul sebelas malam, orang-orang yang mabuk di dalam bar mulai bertambah dan Hinata ingin sekali Neji cepat menyelesaikan kesibukannya sebagai manager-agar bisa ia temui dan pergi dari tempat ini sebelum dirinya ikut terlena oleh alkohol.

"Jangan melamun terus, Hinata." Wanita bermata ametyst itu menoleh-mendapati Hyuuga Neji yang baru saja keluar dari kantornya. "Ada apa memanggilku?"

Hinata tersenyum pada kakak laki-lakinya. "Kak, aku ingin mampir kerumahmu. Boleh ya?" Permohonan yang jarang Hinata lakukan akhirnya datang juga.

Neji sebenarnya tak terlalu mempercayai gosip yang beredar mengenai kerusakan hubungan rumah tangga adiknya itu. Namun melihat Hinata yang jarang sekali berpergian dan tiba-tiba menemuinya sendirian seperti ini mendadak membuatnya curiga. Neji sedikit mengernyitkan dahinya heran. "Kau tidak sedang ada masalah dengan Sasuke 'kan?"

"Tidak." Hinata menggeleng dengan cepat dan saat itulah Neji tersenyum merasa lega sedangkan Hinata hanya bisa tersenyum kecut mendengar kekhawatiran kakaknya.

"Baiklah. Kita pergi sekarang."

Hinata mengulum senyumannya manis sekali. "Terimakasih, kak Neji."
  

~ending scene~


Uchiha Sasuke duduk di kursi meja kantornya dengan tenang-masih menyelesaikan beberapa pekerjaan yang menggunung bagai kumpulan cucian kotor di tempat laundry. Sebenarnya untuk bisa mencapai kesuksesan di tahap ini tidaklah mudah-banyak yang harus ia korbankan. Namun itu tak menjadi sebuah alasan bagi Sasuke untuk gagal dan tak mengambil kesempatan.

Nyonya Uchiha sedang pergi ke kediaman kakaknya, Tuan Hyuuga Neji. Nyonya tadi pergi bersama Petugas Ko dan mobilnya, bagaimana Tuan?

Ah, tidak. Biarkan saja. Sempatkanlah Petugas Ko untuk mengirimkan segala aktivitasnya akhir-akhir ini padaku

Tiba-tiba pikirannya larut-memikirkan berbagai masalah hidup, terlebih saat dirinya tadi menelpon rumah, Hinata sedang pergi-jarang sekali ia pergi siang hari. Sesosok wajah pualam milik Hinata hadir kembali, bagaikan segelitik kesalahan yang pernah Sasuke perbuat. Wajah itu masih sama-tak pernah menampakan ekspreksi sedikitpun-kosong dan membuat denyut nyeri di sudut hati Sasuke.

"Sasuke." Pemuda berparas tampan mengintipnya dari balik pintu. Ia tersenyum penuh arti.

Seketika bayangan istrinya pergi, Sasuke terbangun dari lamunannya.

"Sasori?" Ia mengernyit heran.

"Ada yang ingin kukatakan. Kau ada waktu?" Haruno Sasori-lelaki tampan berambut merah itu tersenyum seadanya dengan mimik memohon.

Ending Scene [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang