07.1 Realize About Love

2.9K 323 6
                                    

Jangan lupa buat yang masih dibawah umur-not allowed to read this fanfiction. Oke!
I'll try to remind you again
Be a smart readers oke, dont forget to vote and comment.

Have a nice day!

Uzumaki Nagato itu lelaki tampan yang belum punya istri walaupun sudah sangat pas untuk dijadikan suami. Ia berambut merah dengan tatapan sipit yang terasa mencekam juga raut wajah yang sangat tegas. Perawakannya tinggi dan berkarisma. Ia juga memakai kacamata yang terlihat sangat cocok untuknya.

Hampir seperti kelinci yang siap dijadikan hidangan makan malam-Hinata hanya bisa tersenyum menahan takut saat dipertemukan dengan atasannya. Nagato menatapnya tajam penuh intimidasi.

"Anda Shunji Hinata?"

Hinata mengangguk cepat-merasa bersalah atas nama samarannya yang mengganti nama keluarganya. "Iya, saya Shunji Hinata. Saya sekretaris baru yang akan membantu anda, Uzumaki-san... " Jawab Hinata lugas-ia memang takut tapi atasan seperti Nagato bukanlah hal yang buruk dibandingkan Sasuke yang jika marah lebih menakutkan apalagi ayahnya. Walaupun begitu Hinata tahu sih kalau atasannya itu terlihat disukai banyak wanita dikantor.

"Baiklah." Setelah mengatakan hal itu ia duduk dan memberikan wejangannya. Ternyata Nagato itu memang profesionalitas.

"Tugas rutin dari seorang sekretaris adalah surat menyurat, pengetikan, filling, menerima tamu, telepon, telegram, dan menyimpan arsip-arsip penting."

Hinata menatap Nagato dengan serius dan mencatat hal-hal penting dari atasannya itu dalam note kecil di tangannya. "Yang ke dua ada tugas intruksi, misalnya membuat jadwal pertemuan dan perjanjian dengan teman relasi maupun kegiatan lainnya, persiapan dan penyelenggaraan rapat... "
Sesekali mata mereka bertemu dan lama-kelamaan rasa takut Hinata pun hilang, banyak hal yang membuatnya antusias seketika.

Nagato melepaskan kacamata minus miliknya dan menatap Hinata intens. "Nah, tugas yang terakhir adalah tugas kreatif." Ia menghela nafasnya sedikit. "Tugas kreatif antara lain, dokumentasi, mengatur ruang pimpinan, mempersiapkan pidato dan presentasi, mengirim ucapan pada relasi maupun klien."

Lalu ia mengerjapkan mata saat melihat Hinata yang sangat telaten menulis catatan di note kecilnya. "Dan itu adalah meja kerja anda Shunji-san." Nagato menunjuk meja kerja milik Hinata dengan jari telunjuknya. "Bagaimana? Ada yang perlu anda tanyakan?" Kedua tangannya terlipat di dada dan menatap Hinata.

"Tidak ada Uzumaki-san. Saya sangat senang." Hinata tersenyum ramah. "Saya akan bekerja keras dalam pekerjaan ini. Terimakasih Uzumaki Nagato-san." Ia membungkuk memberikan salam.

"Baguslah kalau begitu." Nagato mengangguk-anggukan kepalanya merasa puas lalu memandang Yahiko yang terlihat khawatir di depan ruangan Sekretaris Perusahaan.

Ada apa dengan pria konyol itu? Nagato merasa terganggu dengan tatapan Yahiko.

Hinata tersenyum. "Jadi apa yang harus saya lakukan di hari pertama saya bekerja, Uzumaki-san?" Dirinya juga mencoba mengalihkan atensi Nagato dari Yahiko. Karena sebetulnya memang hanya Yahiko dan Konan yang Sasuke kehendaki mengenai status Hinata yang sesungguhnya dan karena sikap Yahiko yang berlebihan, Hinata jadi takut kalau lelaki berambut oranye itu akan membocorkan rahasianya dan Hinata tidak bisa lagi bekerja disini.

Jangan sampai itu terjadi, Tuhan.

Itu akan sangat menyedihkan.

"Tugas pertama?" Nagato terlihat sedang berpikir. "Tolong fotocopy berkas-berkas ini menjadi seratus lembar dan tulis setiap pesan di memo dari para klien yang menelepon kantor."

Ending Scene [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang