02.2 Epiphany Of Happiness

4.2K 352 28
                                    


There is nothing prettier in the whole wide world than a girl in love
with every breath she takes


Pagi ini cahaya mentari tak sampai hati untuk berpijak di tengah-tengah buaian tidur Sasuke maupun Hinata. Kedua pasangan suami istri itu saling memeluk dalam kebahagiaan dibawah selimut yang sama. Sasuke sedikit mengerjapkan matanya saat melihat bayang-bayang cahaya yang dibiaskan melalui gorden hitam putih yang ada di kamarnya. Ia menghela nafas dan menaruh sebelah tangannya untuk di taruh di keningnya, berpikir sejenak lalu tersenyum bak orang bodoh. Dirinya bisa melihat istrinya yang berwajah polos itu masih tertidur di pelukannya. Ia bersyukur karena setiap pagi harinya dapat melihat pemandangan seperti ini.

Rasa bahagia seperti menyeruak masuk ke dalam hatinya. Beberapa kenangan indah masuk secara acak dan membuat lelaki berparas tampan tersebut mengukir senyuman. Hinata yang masih tertidur pun akhirnya bagun juga, mata mereka bertemu dan lengkungan senyum tak luput dari bibirnya. Namun itu tak bertahan lama karena Sasuke jadi memikirkan ayah mertuanya.

"Ada apa?" Hinata bertanya serak dan sedikit melepaskan pelukannya. Kerutan di kening Sasuke membuatnya khawatir.

"Tidak." Sasuke berkata rendah lalu mendekatkan wajahnya hingga begitu dekat dengan istrinya dan mencium hidung kecil itu gemas.

"Apa?" Hinata tidak habis pikir dengan suaminya itu, ia tersenyum dan kelelahan. Hinata tahu Sasuke memiliki sesuatu yang ingin di bicarakan.

"Kau bahagia?" Tanya Sasuke lirih dengan senyum sendu yang menenangkan.

Hinata kembali tersenyum kemudian mendekat pada suaminya dan memeluknya lebih erat. "Bahagia sekali... "

Sasuke semakin memeluk istrinya setelah mendengar jawaban itu. "Hinata... " Ia berbisik di atas kepala wanita itu.

"Hm?"

"... Saham perusahaan Ayah sudah ada padaku semuanya ... dan ... Hyuuga Grup terpaksa harus berpindah tangan... "

Hinata mengerutkan hidungnya, ternyata hal ini. "Hmm... " Ujarnya yang masih berada di pelukan Sasuke dan dengan lembut menyisir rambut Sasuke menggunakan tangannya.

"Dengarkan aku... " Sasuke menangkap tangan Hinata dan mengendurkan pelukannya lalu memandang istrinya serius. "Hyuuga Grup akan aku berikan padamu, semua kekayaan Hyuuga akan jatuh di bawah namamu... bagaimana?" Sebenarnya Sasuke sedikit takut dengan rencananya, takut bila menyinggung perasaan istrinya yang mempunyai hati seputih salju itu.

Ada sekelumit rasa berat di wajah Hinata. Wajah pualam istrinya itu memandang Sasuke dengan sedih. "Aku tidak suka hal seperti itu Sasuke-san... " Tangannya yang digenggam Sasuke pun akhirnya balas menggenggam tangan suaminya dengan erat. "Kau tahu? Aku suka sekali dengan tanganmu... meskipun dingin tapi itu bagus."

"Kenapa?" Sasuke hanya bisa memandang istrinya itu dengan kebingungan.

"Karena aku dapat membuatnya lebih hangat... " Mata mereka bertemu lagi. Hinata berujar dengan lembut dan Sasuke memandang istrinya itu penuh cinta. "Memilikimu itu sudah lebih dari cukup bagiku kare-"

Hmph!

Sasuke dengan tidak sabar sudah mencium bibir istrinya itu dengan lembut. Mereka menikmati hal tersebut dan dengan pelan Sasuke melepas tautan mereka. "Kau belum menjawab pertanyaanku... bagaimana bisa menggodaku seperti itu?" Ujarnya gemas.

Hinata tertawa lirih. "Serahkan saja semuanya pada Kak Neji dan Hanabi. Kan aku sudah bilang kalau aku hanya ingin memilikimu, hanya-"

Hmph!

Suaminya itu benar-benar menjengkelkan. Hinata memukul dada Sasuke gemas, bisa-bisanya memotong jawabannya dengan ciuman. Dasar mesum. Tetapi pukulan Hinata sama sekali tidak bertenaga, mungkin efek kelelahan karena Sasuke memintanya untuk melayaninya sepanjang malam.

Ending Scene [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang