00.3.1 Prologue

8K 511 18
                                    

-Before we going to first chapter-aku menekankan untuk bener-bener bijak membaca fic ini. Soalnya Hinata bakal out of characters-banyak plot twist yang trigger and creepy banget. So tolong bijak ya-jangan meniru adegan jelek dan tidak benar dari fanfiction ini dan semoga kalian bisa ambil pelajaran dari keputusan salah yang mereka ambil-ikut belajar dan ngga menyakiti diri sendiri-intinya dari fannfiction ini kita bisa belajar mencintai diri sendiri dan menghargai diri sendiri♡

Jangan lupa buat baca fanfiction ini saat waktu kalian senggang. Jangan menyia-nyiakan waktu berharga kalian :))
Jangan lupa vote dan komentar juga ya :))



P R O L O G U E



-Memories, stuck inside
for those who can't have a heaven


Dunianya hancur saat itu. Hingga ia memilih untuk menenggak alkohol begitu banyak, menceburkan diri kedalam kolam renang di malam hari, berendam di dalam bathub berhari-hari dan meminum banyak pil halusinogen seperti orang gila. Hinata mencoba meninggalkan harga dirinya begitu saja dan naasnya tak ada yang pernah berhasil.

Hyuuga Hinata selalu tidur larut malam dan bangun saat matahari sudah terik atau lebih tepatnya saat siang menjelang. Tidak layak menjadi sesosok istri yang selalu para kaum hawa irikan-karena dirinya menjadi nyonya Uchiha-harapan semua wanita di jagad raya Tokyo. Orang-orang mungkin iri, tapi Hinata hidup layaknya mayat hidup di tengah gurun pasir. Hidupnya tidaklah sempurna seperti yang orang-orang kira. Apalagi berada di titik sekarang ini, Hinata harus menelan kekecewaan karena kehilangan orang yang dicintainya-cinta pertamanya mati dan buah hatinya ikut pergi ke surga. Dan Hinata percaya, entah di dunia maupun akhirat kelak-sepertinya dirinya tak dapat berada di surga. Dosanya sudah terlalu banyak.

Apalagi saat kata-kata pedas terucap dari bibirnya untuk Uchiha Sasuke-suami barunya yang tidak seharusnya tertular kebencian dari percikan iblisnya di masa lalu.

Jangan pikirkan pernikahan ini. Hiduplah seperti yang kau inginkan. Jangan urusi hidupku, karena akupun tak akan mengurusi segala urusan hidupmu.

Hubungan suami istri ini menjadi 'hubungan yang tidak mencampuri kehidupan pribadi masing-masing'

Hyuuga Hinata sebenarnya ingin peduli-tapi ia terlalu kotor untuk lelaki baik hati seperti Uchiha Sasuke. Jadi ia menulikan diri dan memilih untuk tidak peduli-ia tak ingin berusaha membangun hubungan apapun dengan orang lain lagi. Ia hanya akan menyakiti orang sebaik Sasuke dan memperkeruh keadaan saja-dirinya mengalami depresi berat hingga keadaannya berubah kritis karena pengaruh alkohol yang berlebihan dan halusinogen yang ia konsumsi. Berulang kali ia mencoba untuk membunuh dirinya sendiri.

Miris.


-Memories, stuck inside
for those who believe a lies


Uchiha Sasuke seharusnya tahu kemana mobilnya berbalik arah-semua dokumennya mendadak tertinggal di rumah. Tapi ada sebersit rasa muak saat ia mencoba memasuki pelataran rumah depannya yang megah bak istana. Paman Asuma-kepala pelayan rumah tangganya terlihat cemas setengah mati saat melihat tuannya memasuki rumah.

"T-tuan a-ada apa?"

Sasuke tak menjawab ia tetap melenggang dengan gagahnya menuju ke dalam rumah dan semua keheningan yang mencekam itu mendadak bergumul di salah satu sudut rumah besarnya yang menampilkan sesosok ketua pelayan bagian dapur-Bibi Mayu-wanita itu sama gusarnya dengan Paman Asuma dan Petugas Ko.

Dan tebakannya benar-Hyuuga Hinata-istrinya itu sedang berpelukan mesra di ruang keluarga dengan seorang lelaki yang ia ketahui sebagai anak dari perusahaan konglomerat-Shinwon Agency Co rival dari Uchiha Grup-yaitu Akashi Seijuuro. Mereka bercumbu dengan panasnya dan entah untuk keberapa kalinya Sasuke ingin membunuh dirinya sendiri.

Pernah memiliki perasaan yang tak bisa ia jelaskan di masa lalu.

Dasar jalang. Ia mendesis dan semakin membuat dinding yang begitu tinggi di sudut hatinya hanya untuk membenci wanita itu.

Setelah dirinya turun-dari Lantai 2 merasa perlu segera kembali ke kantor. Pandangannya yang tajam menusuk mata sayu Hinata yang tak malu sama sekali. Wanita itu dengan pelan menjauhkan pria berambut merah didepannya lalu ikut menatap suaminya heran.

Ia menatap Sasuke tanpa takut. Lalu berujar dengan berani. "Bisakah kau pergi?" Buaian suara merdu yang memuakan gendang telinganya itu berdengung bagai suatu kekonyolan. Wajah dingin Sasuke masih terbentuk sempurna dan dari tatapannya Hinata tahu bahwa Sasuke menganggap dirinya adalah wanita menjijikan di alam semesta ini.

Atau mungkin makhluk termenjijikan yang pernah Sasuke temui.

Sasuke pergi tanpa menyisakan apapun dan tak ada kata yang keluar dari mulut lelaki itu. Wajah Hinata selalu hampa dan berduka berbeda sekali dengan wajah Hinata cinta pertamanya. Terkadang wanita itu menampakan raut wajah yang kosong dan sayu tanpa ekspresi-sudah tidak ada semangat hidup untuknya. Ia seperti mayat hidup yang terkurung di kastil Sasuke dan sebenarnya Sasuke menyayangkan perubahan sikap Hinata. Namun hatinya sudah terlanjur percaya pada semua perilaku buruk wanita itu walaupun begitu, sorot mata Hinata selalu bisa menusuk-nusuk sudut hati Sasuke dengan tajam.

Perasaannya terkadang masih berdesir seperti dulu namun terasa lebih sakit dan Sasuke ingin sekali menghabisi wanita itu bersamanya ke neraka.


-Memories, stuck inside
for those who love a bad girl like idiot


Suami wanita yang dikasihinya-Uchiha Sasuke telah pergi dan Akashi terdiam layaknya orang bodoh memandangi Hinata yang seperti wanita kurang sehat. Semakin hari ia semakin kurus.

Mata Hinata tak menatap parasnya sama sekali dan suara Hinata benar-benar menawan. "Ayo kita lanjutkan ke atas." Namun pemuda berambut merah itu tahu segala fantasi liarnya tak akan pernah Hinata sanggupi. Karena sebenarnya gadis Hyuuga itu terlalu suci.

Hinata itu sebenarnya tak pernah sekalipun mengijinkan Akashi untuk menyentuhnya-hanya saat ada Sasuke saja ia sengaja melakukannya-hanya menciumnya-bersandiwara-seakan-akan menikmatinya. Entah untuk apa Akashi tak cukup tahu.

Tapi ada satu fakta mengejutkan dari wanita berambut indigo itu.

Masa lalunya begitu suram dan Akashi bisa mengerti untuk selalu mengulurkan tangan. Walaupun mereka sama-sama tak pernah merasakan apa yang orang sebut dengan kebahagiaan atau cinta. Baginya selama Hinata bisa bertahan itu sudah cukup, selama Hinata tidak mencoba untuk pergi dari dunia ini atau menyerah akan hidupnya. Selama itu, ia akan tetap bertahan di sisi wanita itu.

"Sudah? Sudah selesai bermain perannya?" Akashi bertanya dengan membenarkan dasinya yang sedikit berantakan dan menata surai indah milik wanita di hadapannya itu.

Seketika mood Hinata berubah drastis-walaupun sejak awal pun Hinata sudah muak bersandiwara di depan Sasuke terus. Dan bagaimanapun Hinata mencoba bermain dengan pria itu, Akashi selalu menghargainya-lelaki itu terlalu baik, sangat baik malah. "Terimakasih. Sebaiknya kau pulang Akashi." Sebelum Hinata bangkit dengan terhuyung menuju kamarnya yang berada di Lantai 2-ia mencium pipi Akashi dengan putus asa.

Menyisakan Akashi yang masih menatap Hinata kosong-melihat wanita itu yang di papah oleh Bibi Mayu ke kamarnya. Akashi akan selalu setia membantu wanita itu untuk tetap bertahan hidup-walaupun perannya ini sudah mengikis dirinya sendiri-Hinata mahir sekali membawa setiap serpihan perasaannya kabur dan tak mengembalikannya.

Ia memang terlalu idiot untuk mencintai Hyuuga Hinata dengan segenap dunianya.

"Kau boleh pergi, Akashi." Ucap Hinata sekali lagi dari tangga tempatnya berpijak-ia tersenyum lemah berusaha menutup perasaannya untuk Akashi ketahui lebih dalam. []

Ending Scene [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang