Malam itu Sasuke banyak sekali mempertanyakan perasaannya dan banyak hal yang ia sesali karena tidak bisa membahagiakan Hinata seperti yang ia janjikan. "Berhenti minum," Sakura menarik gelas kecil yang berisi alkohol dari tangan Sasuke. Ia memandang pria yang ia cintai itu dengan sendu. "Kenapa kau seperti ini? Apakah karena Hinata?"Sasuke memicingkan matanya. "Bukan urusanmu, dimana Sasori? Aku memintanya datang. Kenapa kau yang datang?" Lelaki itu menarik gelasnya lagi dari Sakura dan menenggak vodka itu dengan kalap.
Sakura mendesahkan nafasnya, ia tidak berniat untuk menjawab pertanyaan Sasuke sedikitpun.
"Kenapa kau lakukan hal ini, Sasuke?" Ia menatap Sasuke yang mulai linglung. "Bukankah kau tidak peduli padanya? Bukankah kau bilang bahwa wanita itu tidak punya perasaan? Kau ingin menghancurkannya kan?"Brak
Gelas yang sebelumnya berada di tangan Sasuke pun bertabrakan pada meja dihadapannya. "Siapa yang mengatakan hal itu, hah?!" Ada amarah yang terlintas di wajah rupawan miliknya.
"Kau pernah mengatakannya! Kenapa sekarang kau lemah seperti ini? Kau mencintainya?" Sakura yang mulai ikut frustasi pun berakhir menenggak wine dihadapannya. Lalu ia tersenyum sinis. "Apa-apaan itu? Kau tau kan Hinata itu tidak mencintaimu?"
Ada rasa sakit yang menggerogoti hati Sasuke saat itu. Rasanya perkataan Sakura menamparnya, benarkah Hinata tidak mencintainya? Apakah dirinya mencintai Hinata? Dan apakah kejadian buruk itu akan terulang lagi? Dan saat itu juga Sasuke tersungkur di meja. Ia sudah mabuk berat.
"Sakura!" Suara Sasori membuat Sakura menegakkan tubuhnya kaget. Ia berbalik menatap kakaknya yang berlari ke arahnya dari pintu bar. "Apa yang terjadi? Kenapa kau tak mengatakan bahwa Sasuke berada disini? Kau lihat ini sudah jam berapa?!" Sasori terlihat marah besar.
"Aku tidak melakukan apapun." Ucap Sakura tak kalah kesal dan ia sadar betul sekarang sudah pukul 12 malam.
"Jangan seperti ini, Sasuke sudah punya istri." Sasori memandang adiknya dengan sedih. "Kau tau apa pekerjaanku?"
Gadis itu hanya bisa memalingkan wajahnya dari Sasori namun ia tetap menjawab lirih. "Jaksa."
"Kau sudah tahu hal itu dan kini kau mau bermain-main hukum denganku?"
"Tidak!" Sakura merasa tidak terima. "Apa yang salah? Aku hanya menggantikan Kakak untuk menemaninya minum, bisa kau lihat sendiri kan? Sasuke tidak bahagia dengan pernikahannya! Aku hanya membantu-"
"Cukup." Sasori menukas perkataan adiknya cepat dan menggeser tubuhnya agar bisa memapah Sasuke. "Aku tidak pernah membiarkanmu untuk menggantikanku, aku tidak pernah mengajarkanmu untuk membuat kesalahpahaman diantara rumah tangga sahabatku dan aku tidak pernah mengijinkanmu untuk menginjak ranah hukum, Sakura." Suara Sasori yang dalam membuat tubuh Sakura mengejang sempurna.
Bulu kuduknya meremang hebat serta air mata sudah siap tumpah di pipinya yang mulus. "Kakak jahat!" Dan setelah mengatakan hal itu Sakura pergi dari hadapan Sasori maupun Sasuke. Ia berlari menjauh dan Sasori hanya bisa mengusap wajahnya frustasi.
Sasori pun mengangkat tubuh Sasuke agar dapat ia tuntun untuk pergi keluar dari bar. Ia menatap Sasuke yang sudah tidak berdaya dengan sedih. Kenapa susah sekali membuat adikku melupakanmu?
~ending scene~
Semenjak bertemu dengan Akashi dan banyak menceritakan permasalahannya, Hinata akhirnya sadar bahwa seharusnya ia bisa menyelesaikan segala permasalahan yang ada. Seharusnya ia bisa menekan segala masalah yang datang silih berganti kedalam rumah tangganya, termasuk masalah adik dari Sasori itu si Haruno Sakura. Seharusnya Hinata juga bisa menyelesaikan kesalahpahaman yang ada dan meyakinkan perasaannya pada Sasuke.
![](https://img.wattpad.com/cover/181781975-288-k164722.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ending Scene [✓]
FanfictionIni tentang Hyuuga Hinata wanita yang mengubur cinta pertamanya dengan keinginan Ayahnya yang bertemperamen buruk untuk menikahi putra sulung Uchiha Grup yaitu Uchiha Sasuke. Ini juga tentang bagaimana Uchiha Sasuke yang mencoba menambatkan hatinya...