2). Pria dalam Mimpi

855 87 10
                                    

"Mate!" suara bisikan di telingaku.
Aku berbalik dan melihat seorang pria berdiri di belakang ku dengan jarak satu meter dari tempatku berdiri. Aku menatapnya bingung. Apakah pria ini yang berbisik tadi?

Pria tinggi itu terus menatapku tajam tanpa berkata apa-apa. Aku berniat menyapanya tetapi ku urungkan saat melihat serigala besar berbulu Silver muncul dari belakang pria itu berdiri. Aku melangkah mundur dengan ketakutan saat serigala besar itu menyeringai padaku. Serigala itu terus melangkah mendekatiku. Aku tidak mengerti, apakah pria itu tidak melihat serigala mengerikan ini? Mengapa dia terus berdiri tegak di tempatnya melihatku tanpa ada rasa ingin menolong? Serigala itu semakin dekat, dan oh tidak ...

"Aaaaaaaa ....!"

"Alesha! Alesha! Alesha! Wake up!" seru sebuah suara yang sangat aku kenal. Seseorang menggoncang tubuhku, memaksaku untuk membuka mata.

Ku buka mata perlahan dan mendapati Carly duduk di samping ranjangku. Wajahnya terlihat cemas.

"Mimpi buruk?" tanyanya.

"Ya, ku rasa!" Aku bangkit dan menyandarkan tubuh di punggung ranjang.

"Bergegaslah, bersihkan dirimu. Waktumu terlalu lama di habiskan untuk tidur siang! Tebak sekarang jam berapa?" tanyanya seraya bangkit dan beralih duduk di meja rias untuk memperbaiki maskaranya.
Aku mengambil ponselku dan melihat jam. Mataku melotot melihat jam yang tertera di layar ponselku. Sudah jam delapan lewat 15 menit.

"What? Kenapa kau tidak bangunkan aku?" protesku. Aku tidur dari jam 10 pagi sampai jam 8 malam. Itu gila!

"Hentikan ocehanmu! Pergilah bersihkan dirimu, karena dirimu kita melewatkan makan malam!" ujar Carly.

Aku menuju kamar mandi sambil mendengus kesal. Setelah membersihkan diri, aku segera mengganti pakaian lalu pergi menyusul Carly yang sudah menunggu di halaman depan rumahnya. Hari ini adalah hari ketiga aku di Roma. Sungguh menyenangkan bisa Traveling ke negara ini.

Carly mengajakku untuk makan malam di dekat alun-alun. Aku mendesah kesal saat tahu, dia mengajakku makan di luar karena dirinya ingin bertemu Draco, pacarnya. Carly dan aku berteman sudah sangat lama, sejak aku duduk di bangku sekolah dasar di Korea. Dia dulu tinggal di Korea selama 3 tahun. Lalu pindah ke London, dan kami bertemu lagi di sana. Aku juga pindah ke London setahun setelahnya untuk tinggal bersama nenekku. Dan setelah 5 tahun kemudian Carly pindah lagi ke Roma sampai sekarang. Dirinya salah satu alasan mengapa aku pergi ke tempat ini.

Setelah menghabiskan makanan ku, aku pergi meninggalkan Carly dan Draco untuk berkeliling alun-alun. Menyebalkan berada di sana bersama mereka, diriku seperti tak terlihat dan hanya menjadi obat nyamuk di antara mereka berdua.

Aku tersenyum saat menyadari begitu indah langit malam di kota ini. Ku ambil kamera kecil di tas selempang ku dan memotret segala keindahan tempat itu yang menurutku sama sekali tak boleh terlewatkan.

"Mate!" telingaku menangkap sebuah suara yang sangat kecil tetapi cukup jelas. Ku putar bola mata mencari sumber suara dan pada saat aku berbalik, aku cukup terkejut saat melihat seorang pria tinggi berdiri tepat di depan ku dengan jarak sekitar satu meter dari tempatku berdiri. Pria itu terus menatapku dan ku rasa itu sedikit aneh.

"Alesha!" panggil Carly dari kejauhan.

"Ya! I am here!" sahutku cepat.
Aku segera meninggalkan pria itu yang masih terus berdiri seperti patung hidup di tempatnya. Aku menghampiri Carly.

"Sedang apa kau disana?" tanya Carly.

"Tidak ada. Aku hanya jalan-jalan di sekitar alun-alun."jawabku.

"Ayo kita pulang!" serunya.

"Oww ... sudah selesai kencannya Pirang?" Aku melirik Draco di samping Carly sambil menatapnya tajam. Yah, aku sedikit tidak menyukai Draco, dia sedikit menyebalkan menurutku.

"Ooo, berhenti memanggilku seperti itu Alesha! Aku ini pacar sahabatmu, seharusnya kau memperlakukanku dengan baik!" ujar Draco ku balas dengan leletan lidah.

Carly segera mengajakku pergi. Dia tahu jika aku tidak terlalu menyukai kekasihnya tersebut. kami kembali ke rumahnya, tetapi di pertengahan jalan seorang pria menahan kami berdua.

"Hai!" sapanya. Aaa ... dia pria yang berdiri di belakangku tadi!  Mau apa dia menghampiriku dan Carly?

"Kau kenal?" tanya Carly segera ku jawab dengan gelengan kepala. 

Pria lainnya datang dengan napas yang tersengal.

"Oh, Kai!" seru Carly sepertinya kenal dengan pria satunya.

"Hai, Carly!" sapa balik pria itu.

"Sedang apa kau disini?" tanya Carly lagi.

"Aku baru saja menjemput sepupuku dari bandara dan mengajaknya untuk makan malam di restoran dekat sini!" jelas pria bernama Kai tersebut.

"Ah ... apakah dia?" Carly melirik pria tinggi yang berdiri di samping Kai.

"Ah ... ya, dia ...."

"Sehun!" ucap pria itu langsung mengulurkan tangannya ke arahku, membuatku sedikit terkejut.

Carly dan Kai spontan juga membesarkan mata melihat tingkah pria itu. Kai memaksa pria yang bernama Sehun itu menurunkan tangannya.

"Ryan Payton Adrich, namanya yang sebenarnya!" Kai tersenyum kecut ke arah ku dan Carly.

"Ah ... pria di anggota keluargamu sepertinya memang memiliki ke tampanan di atas rata-rata ya!" kata Carly di sambut senyum canggung dari Kai.

"Baiklah, kami harus pergi. Sampai jumpa! Senang bertemu denganmu tampan!" seru Carly melirik pria aneh yang memiliki dua nama itu lalu melangkah pergi bersamaku.

Aku menoleh ke belakang sebentar melihat mereka. Pria aneh itu juga menoleh membuat tatapan mata kami bertemu sesaat.

"Aku rasa aku perah melihatnya?"

********

"Siapa pria tadi?" tanyaku pada Carly saat kami sampai di rumah.

"Ah ... temanku, dia satu kampus denganku! Kami cukup akrab. Dia tinggal tidak  jauh dari sini. Dia cukup tampan kan?" seru Carly terlihat bersemangat membicarakan pria itu.

Aku mengangguk pelan dengan tak minat.

"Asal kau tahu, seluruh pria di keluarga Kai itu semuanya tampan. Tidak ada wanita yang menolak jika di ajak berkencan dengan pria seperti mereka. Jika kau melihat Ayah Kai, kau juga harus berpikir dua kali untuk menolak pria tua itu. Aaa ... Ayahnya Kai itu walaupun umurnya sudah tua, wajahnya masih seperti pria berusia 25 tahun. Aku tidak bohong , aku pernah melihatya sekali, saat Kai diantar oleh Ayahya ke kampus. Jika kau melihat Key adik Kai, kau juga mungkin akan berpikir gadis itu seorang bidadari. Dia begitu cantik. Ah ... keluarga Kai sangat sempurna menurutku. Mereka cukup terkenal akan ketampanan dan kecantikan mereka dan tentu saja keluarga itu cukup kaya." jelas Carly panjang lebar. Dan setahuku aku tak memintannya untuk menjelaskan segala hal tetang keluarga itu.

"Kau sangat bersemangat menjelaskannya padaku. Ingatlah Carly, Draco sedang bekerja keras di luar sana untuk menikahimu!" kataku sambil tersenyum melirik Carly.

Carly tersenyum canggung sambil memegang tegkuknya. Aku berjalan mendekati jendela dan duduk di tepiannya.

"Kau tahu, aku rasa aku pernah melihat pria yang bersama Kai tadi. Pria itu terasa familiar.!" ujarku.

"Benarkah? Mungkin kau pernah bertemu dengannya di suatu tempat!"

"Aku rasa tidak tapi ...." Aku melihat lurus ke luar jendela. Mataku menyipit mempertajam pandangan saat diriku melihat sesuatu seperti  seorang pria yang tengah berdiri di pinggir jalan dan sedang melihatku dari kejauhan. Aku tahu,

"Pria dalam mimpiku!"

******

Jejak  Comment dan Vote jangan lupa di tinggalin ya kawan!!! :)

Gamshaminda sudah Mampir !!

My Boyfriend Is Werewolf | Sehun (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang