22). Pergi

467 47 18
                                    

Happy reading 😊😊😊😘

🦋🦋🦋🦋

"Emma, bagaimana patung kayu yang ku berikan padamu untuk diperbaiki waktu itu, apa sudah bagus?" tanya Alesha yang duduk di tepi ranjang.

"Oh, aku hampir lupa memberikannya pada anda. Ya, sudah ku perbaiki. Tunggu sebentar ...." Emma menggeledah laci nakas.

"Ini!" Ia memberikan patung kayu itu pada Alesha.

Alesha tersenyum senang saat menerimanya. "Terima kasih Emma, aku berhutang padamu! Aku berharap Sehun menyukainya!" ujar Alesha.

Ia terkejut saat mendengar keributan di luar. Suara-suara keras yang saling sahut menyahut menganggu Indra pendengarannya.

"Sepertinya ada yang bertengkar!" ucap Emma.

Alesha yang merasa penasaran bangkit dari duduknya lalu berjalan pelan ke luar kamar. Emma mengikutinya dari belakang. Suara itu semakin jelas saat ia berada di area ruang makan.

Seperti menyadari sesuatu, Emma segera menarik tangan Alesha untuk pergi tetapi Alesha tidak mau.

"Sebaiknya kita tidak disini!" kata Emma berusaha menghalangi Alesha agar tidak mendengar semuanya yang sedang diributkan di lantai bawah.

"Tidak, Emma. Aku ingin tahu apa yang mereka perdebatkan!"

Emma menghela nafas berat. Ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

"Maaf nek! Aku tidak bermaksud seperti itu! Tapi tolong, mengertilah keadaannya sekarang. Aku juga bingung. Tolong jangan menyudutkan ku dan Anna terus-menerus. Status Anna dan Alesha sekarang itu sama. Mereka sama-sama mateku, tolong perlakuan mereka sama!" ucap suara yang sangat Alesha kenal. Sehun.

Apa maksudnya? Anna? Alesha? Status? Mate? Alesha belum mengerti sama sekali.

"Nona, ku mohon ...." Emma mencoba lagi tetapi Alesha segera mengangkat tangannya mengisyaratkan agar wanita itu diam. Ia mencoba mempertajam pendengarannya.

"Status Anna dan Alesha tidak sama, Ryan! Alesha adalah istrimu, sementara gadis ini hanya mengaku-ngaku sebagai matemu!" suara nenek Zara terdengar nyaring di telinga.

Mate? Siapa yang mengaku-ngaku sebagai mate, suaminya? Alesha masih benar-benar bingung.

Brak!

Gebrakan meja membuat Alesha sedikit terkejut.

"Jika Anda tidak percaya! Ini buktinya! Ryan, sudah menandaiku sebagai miliknya!" sebuah suara asing terdengar.
Suara seorang wanita yang tidak pernah Alesha dengar.

Milik Sehun? Entah mengapa mendengarnya membuat kakinya terasa lemas. Apakah selain dirinya, masih ada wanita lain di hidup Sehun? Benarkah?

Jika tidak berpegangan pada pegangan anak tangga mungkin sudah dipastikan jika dirinya akan jatuh sekarang. Mengapa hatinya tiba-tiba terasa perih? Seperti ada sebuah belati tajam yang menancap tepat di dadanya. Sakit. Perih!

"Apa yang sudah kau lakukan!" suara besar seorang Alpha terdengar memenuhi ruangan.

"Dengarkan aku, Moongodess tidak mungkin menciptakan dua mate untuk mahkluk seperti kita, maka jika itu terjadi salah satu diantara mereka harus meninggalkanmu! Kau harus mereject salah satu diantara mereka! Kau harus memilih, Anna atau Alesha?"

Dirinya atau wanita yang bernama Anna? Siapa yang akan Sehun pilih? Siapa yang tidak terpilih harus pergi meninggalkan pria itu? Sungguh pilihan yang sulit.

"Kau harus memilih Ryan, Anna atau Alesha!" Vannozza membuka suara.

"Aku mencintai keduanya, bu!"

My Boyfriend Is Werewolf | Sehun (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang