Happy reading 😊!
🌼🌼
Jantung Sehun berdetak kencang saat gadis itu melangkah mendekat lalu memeluknya. Tidak ada penolakan darinya.
"Aku merindukanmu!" ucap gadis itu.
"Anna!" nama itu terucap dari mulut Sehun. Entah, nama itu terasa familiar baginya.
Anna melepas pelukannya lalu beralih menatap Sehun dengan mata berkaca-kaca. "Kau mengingatku! Ya, aku Anna! Matemu!" serunya.
Edrick menggeram marah. Ia dengan cepat memisahkan gadis itu dari tuannya. Edrick mendorong Anna hingga terjatuh.
"Pergi kau! Jangan mengarang cerita disini!" usirnya.Edrick tersentak kaget saat Sehun membalas mendorongnya kemudian membantu gadis itu berdiri. "Kau tidak berhak berlaku kasar padanya!" ucap Sehun sambil menatapnya tajam, membuat Edrick menatap tak percaya padanya.
Ini bukan Sehun yang ia kenal. Yang ia tahu, Sehun tidak akan peduli pada wanita disekitarnya kecuali Alesha dan wanita di keluarganya. Ada apa dengan Sehun?
Sehun menarik tangan gadis itu masuk ke dalam mansion.
"Berhenti, Ryan! Ingat Alesha!" seru Edrick menghentikan langkah Sehun.
Seperti tersadar, Sehun segera melepas tangannya dari genggaman Anna. Ia menatap Anna sendu. Dadanya tiba-tiba saja terasa sakit. Pening segera menghantam kepalanya. Ia jatuh terduduk.
"Ryan!" nada suara Anna terdengar cemas.
Samar-samar ia lihat Anna didepannya yang menggoncang pelan tubuhnya.
Sekelebat masa lalu masuk ke dalam ingatan Sehun. Potongan-potongan kejadian kecil yang hampir semua berisi tentang Anna. Senyuman manisnya, tawanya, tangisnya, menyiksa Sehun.
"Aku mencintaimu, Anna!"
"Aku juga mencintaimu, Ryan!"
Pernyataan cinta yang ia pernah lakukan di sungai bersama Anna. Semua terasa bertumpuk di kepalanya hingga akhirnya ia tidak bisa lagi menahannya dan pingsan.
"Ryan!" teriak Vannozza terkejut saat melihat putranya. Ia segera berlari menghampiri putranya tersebut yang sudah tidak sadarkan diri.
Ia membesarkan mata saat melihat Anna.
"Kau?"
"Bibi!"
"Bagaimana bisa ...? Kau sudah mati ....!"
🌼🌼🌼
Sehun mengacak rambutnya frustrasi. Ayah, Ibu, Kakek dan Neneknya, serta Anna berkumpul di ruang makan. Suasana terasa mencekam. Tatapan tajam semuanya mengarah padanya. Anna menggenggam tangan pria itu erat. "Ryan, aku takut!" bisiknya pelan.
Seperti sengatan listrik tiba-tiba menyengat tangan Anna dan Sehun membuat genggaman itu terlepas.
"Jangan berani menyentuh cucuku!" seru Zara seraya menatap nyalang ke arah Anna.
"Nek, jangan seperti itu! Ku mohon perlakukan Anna juga dengan baik!" Sehun memohon dengan memelas.
"Apa kau bilang? Kau ingin aku juga menyakiti Alesha dengan membiarkan gadis ini berada disisi mu? Begitu?" Zara terlihat emosi.
Vannozza mengelus pundak Ibu mertuanya, menyuruhnya untuk tenang.
"Ini tidak ada hubungannya dengan Alesha!" seru Sehun juga terlihat mulai kesal karena sedari tadi keluarganya berusaha menyudutkannya dengan Anna.
"Bagaimana kau bisa berkata ini tidak ada hubungannya dengan Alesha? Dia matemu, kau resmi membuatnya menjadi istrimu kemarin, dan tentu saja ini berhubungan dengannya!"
"Aku juga mate Ryan!" ucap Anna.
"Hentikan omong kosong mu, dasar jalang!" bentak Zara.
"Nenek!" Sehun balas membentak Zara membuat semua membesarkan mata. Tak pernah mereka melihat Sehun melakukan hal itu sebelumnya.
Zara mengelus dadanya sabar.
"Kau sudah keterlaluan, Ryan!" ujar Vannozza sambil merangkul Ibu mertuanya."Maaf nek! Aku tidak bermaksud seperti itu! Tapi tolong, mengertilah keadaannya sekarang. Aku juga bingung. Tolong jangan menyudutkan ku dan Anna terus-menerus. Status Anna dan Alesha sekarang itu sama. Mereka sama-sama mateku, tolong perlakuan mereka sama!" ujar Sehun dengan nada memohon.
Ia benar-benar bingung. Tak pernah terpikir olehnya jika suatu hari nanti akan bertemu dengan Anna lagi. Matenya. Gadis pertama yang membuatnya luluh, sebelum Alesha datang di kehidupannya dan menggantikan tempat spesial itu dihatinya.
Tak begitu jelas di ingatan Sehun, kapan terakhir ia bertemu dengan Anna. Yang ia tahu, gadis itu pergi meninggalkan dunia ini tanpa Sehun tahu apa penyebabnya. Terpukul? Tentu saja ia merasakan hal itu. Sama seperti hari dimana Alesha meninggalkannya. Ia mencari gadis itu dimana-mana, berbulan-bulan hingga tahun berganti, tetap tak menemukannya. Bahkan jasadnya jika memang Anna benar-benar meninggal, tapi satu helai rambut-pun milik gadis itu tidak ditemukan.
Gila? Tentu saja, Sehun gila karena kehilangan Anna. Ia hampir berniat bunuh diri saat itu, tetapi Ibunya datang tanpa ia ketahui menghapus semua ingatan tentang Anna dari dalam memori otaknya. Semenjak itu, Sehun tidak pernah mengenal gadis yang bernama Anna lagi. Tak pernah mencarinya dan kehidupannya berjalan seperti sedia kala.
Di keluarga Sehun, hanya dirinya dan Ibunya yang tahu jika Anna pernah hadir dalam kehidupan mereka. Sehun tidak pernah mengenalkan Anna pada keluarganya karena saat itu umurnya masih benar-benar muda. Ia menunggu saat yang tepat untuk mengenalkan Anna pada keluarga besarnya. Awalnya, Ibunya juga tidak tahu akan keberadaan gadis itu, tetapi apapun yang Sehun sembunyikan pasti akan diketahui oleh Ibunya lewat pikiran.
Apa yang harus dia lakukan sekarang? Perasaan dilema itu benar-benar membuatnya tersiksa. Disatu sisi, ia senang atas kembalinya Anna tetapi disisi lain ia tidak ingin menyakiti Alesha.
"Status Anna dan Alesha tidak sama, Ryan! Alesha adalah istrimu, sementara gadis ini hanya mengaku-ngaku sebagai matemu!" seru Zara.
Brak!
Anna menggebrak meja seraya bangkit. Ia merobek kerah bajunya lalu memperlihatkan sebuah tanda disana.
"Jika Anda tidak percaya! Ini buktinya! Ryan, sudah menandaiku sebagai miliknya!" seru Anna sambil menatap tajam ke arah Zara.
Semua membesarkan mata kecuali Vannozza. Ia sudah mengetahui semuanya.
"Apa yang sudah kau lakukan!" bentak Alpha Leo pada putranya. Sepertinya pria itu juga sudah tidak bisa menahan emosinya.
"Dengarkan aku, Moongodess tidak mungkin menciptakan dua mate untuk mahkluk seperti kita, maka jika itu terjadi salah satu diantara mereka harus meninggalkanmu! Kau harus mereject salah satu diantara mereka! Kau harus memilih, Anna atau Alesha?" Alpha Leo memberi pilihan yang sangat sulit.
"Jika kau memilih wanita ini, maka kau tidak akan pernah menjadi cucuku lagi!" ucap Zara sambil menunjuk Anna lalu bangkit meninggalkan ruangan.
"Zara!" panggil Taeyong ikut mengejar istrinya.
"Nek!" panggil Sehun tidak dihiraukan.
"Aku tidak akan memaafkanmu jika kau membuat gadis malang itu kembali menangis!" seru Zara.
"Kau harus memilih Ryan, Anna atau Alesha!" Vannozza akhirnya membuka suara
"Aku mencintai keduanya, bu!" Sehun menunduk.
"Biarkan aku pergi, Sehun!" sebuah suara yang sangat Sehun kenal dari arah tangga membuatnya menoleh.
"Alesha!"
🌼🌼🌼🌼
Yeah! Part selanjutnya udah Ending ya, jadi ditunggu ok! Bye see you next part 👋👋
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is Werewolf | Sehun (End)
FanficSide Story Of My Husband Alpha Lee Taeyong Seorang gadis Traveler muda yang tanpa sengaja bertemu dengan seorang pria yang mengaku menyukainya pada pertemuan pertama. Ia tidak tahu jika pria itu bukanlah pria biasa, melainkan seorang Werewolf. Ia ad...