Cahaya bulan setengah lingkaran pada langit yang cerah, terasa begitu terang hingga sinarnya mampu menembus jendela dan ventilasi di ruang tidur di sebuah menara. Menara tertinggi, kamar tidur terindah di istana yang tersembunyi dibalik hutan pinus yang pekat. Istana Kerajaan Adthera.
Sudah lama tempat tidur itu tidak ditiduri oleh seorang manusia. Kini seorang gadis kecil terlelap dengan nyaman pada bantal bulu angsa yang tebal dan berselimut bedcover berlapir sutra yang lembut.
Sesosok gagak berwujud manusia--berkepala, badan dan ekor burung, tapi memiliki kaki dan tangan seperti manusia-- berdiam di sudut ruang, memperhatikan keindahan pemandangan di hadapannya, gadis kecil yang terlelap.
Manusia burung itu memakai pakaian lengkap layaknya manusia. Dari pakaian yang ia kenakan, terlihat jelas bahwa ia seorang wanita bangsawan. Dialah Ravenska. Putri tunggal Raja Muayz, penerus tahta kerajaan Adthera, yang telah di kutuk oleh Father Gimra menjadi seorang putri buruk rupa berwujud gagak.
...FLASH BACK
Kutukan
Tahun-tahun kesedihan bermulaBerbeda dengan keindahan pagi di langit, Istana Kerajaan Adthera sedang diselimuti suasana yang amat mencekam. Berlokasi di area panggung eksekusi terdapat sebuah panggung batu. Ada sebuah meja batu untuk hukuman pemenggalan dan rangka kayu seperti gapura, untuk tiang gantungan.
Sudah lama panggung eksekusi ini tidak digunakan. Karena tak banyak kejahatan berat yang terjadi di Adthera. Keamanan dan ketentraman begitu terjaga di sini. Namun kali ini, eksekusi harus dilakukan karena desakan rakyat dan penasihat kerajaan. Raja Muayz terjebak dilema, dan waktu berjalan begitu sempit. Argumentasi dan desakan sang penasihat tak bisa disanggah. Ia seperti kehilangan kebijaksanaan untuk menetapkan hukum untuk sahabatnya sendiri. Sebagian rakyat seperti sudah tertutup mata untuk melihat situasi, sehingga sangat menyetujui semua premis penasihat raja. Mereka menganggap jika Raja Muayz tidak menghukum berat Father Gimra, berarti raja telah melakukan pengadilan berpihak. Karena father Gimra adalah sahabat terbaiknya. Hukuman terberat itu adalah hukuman mati dengan meminum racun.
"Father Gimra..." Bulu mata lentik Ravenska telah basah. Air mata mengalir tak henti dari mata itu, bersama suara sendunya memanggil. Ravenska duduk di sebuah kursi singgasana, di sebelah ayahnya. Singgasana luar ruang yang berada di sebuah balkon berpagar batu dengan relief klasik, dengan dua buah tangga di kanan kiri balkon tersebut.
Ravenska berlari menuruni tangga di sisi kiri balkon. Ia mendekat kearah panggung eksekusi mati. Father Gimra baru saja menenggak satu buah sloki air yang telah diracuni. Ravenska menghentikan langkahnya berjarak 10 meter dari panggung eksekusi. Gadis mungil nan anggun itu berdiri meratapi seorang pria setengah tua berjubah coklat, bersimpuh dengan lututnya. "Father, Gimra ..." Ravenska berbisik. Gelas sloki itu terlempar ke lantai, dan pecah berhamburan ketika terlepas dari tangan Father Gimra. Pria itu berusaha bertahan untuk tetap tegak dengan kedua tangan menggenggam erat tongkat yang berdiri tegak disampingnya.
"Muayz, pertahankanlah kerajaan yang kita bangun ini dengan semua kekuatanmu. Aku selalu mendukungmu, walau aku harus mati di tanganmu. Kematian ini adalah bukti kesetiaanku pada persahabatan dan pada tahta sahabatku". Suara berat kekuar dari mulutnya. Wajah Father Gimra memerah seakan menahan rasa sakit yang amat sangat.
"Father Gimra, TIDAAAK ...!". Ravenska mulai histeris. "Ayah, lakukan sesuatu ...!"
"Gimra ...!" Raja Muayz pun turun dari balkon singgasana luar ruang melalui tangga kanan. Ia berlari cepat menuju tanggung eksekusi. Suara parau terdengar. Air mata mengalir di pipi Raja Muayz. "PANGGIL TABIB ISTANA, CEPAT!"
Tangan Father Gimra tak kuat lagi bertumpu pada tongkat di tangannya. Ia pun roboh. Seketika Raja muayz yang sudah berapa di dekat panggung langsung melompat dan menangkapnya.
Ia meletakkan sahabat terbaiknya itu di pangkuan. "Bodohnya aku, tak bisa menyelamatkanmu dengan kekuasaan dan tahtaku, Gimra."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVENSKA, The Epic of Fairy Tale [TAMAT]
FantasyPutri tunggal Raja Adthera, Ravenska, menghilang. Dia, satu-satunya yang bisa diharapkan menjadi pembebas bagi rakyat Adthera. Ternyata Ravenska mendapat kutukan. Menjadi manusia bertubuh burung gagak, yang tersembunyi dalam hutan pinus terkutuk...